Sempena Harteknas, Dorong Percepatan Techno Park Menuju Pelalawan Emas

Sempena Harteknas, Dorong Percepatan Techno Park Menuju Pelalawan Emas
Bupati,dikedutaan RI, Di Swedia guna memperdalam kerja sama Pengembangan Teknopolitan. Foto Kominfo Pelalawan

PANGKALAN KERINCI (RIAUSKY.COM) - Membanggakan, Techno Park Pelalawan, Riau akan menjadi salah satu dari lima techno park  percontohan di Indonesia. Keberadaan techno park ini diharapkan akan mendorong pengembangan inovasi dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.

Tingginya Komitmen Pemerintah Kabupaten Pelalawan diungkap Haris Munandar, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dalam Seminar Internasional dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-23. Seminar ini bertemakan “The Achievement of Sustainable Palm Oil Industry and Global Competitiveness with Technology, Innovation, and Education of The Oil Palm”, di Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan, Kamis, 9 Agustus 2018.

Seminar ini menghadirkan pembicara yang pakar di bidangnya antara lain Sahat Sinaga (Wakil Ketua DSI), Dono Boestami (Dirut BPDP-KS), Gatot Dwiyanto (Deputi BPPT), Darmono Taniwiryono (Ketum MAKSI), Patdono Suwignjo (Dirjen Kelembagaan IPTEK Kementerian Ristekdikti), Dedi Djunaedi (Direktur P2HP Kementan), Purwadi (Rektor Instiper)

Haris Munandar mengatakan, ada techno park seluas 3.754 hektare (ha) ini akan menjadi pendukung bagi kerja Kemenperin dalam bidang pendidikan vokasi.

Katanya, Pemerintah sangat mendukung keberadaan techno park di Pelalawan. Apalagi dalam kawasan ini telah berdiri Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) sehingga akan membantu dunia pendidikan tinggi. 

"Pemerintah sangat mendukung ST2P Pelalawan, karena membangun sumber daya manusia khususnya, di kabupaten Pelalawan," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/8/2018) lalu.

Bupati Pelalawan, Muhammad Harris menjelaskan pembangunan Techno Park Pelalawan merupakan bagian dari perwujudan program Nawacita pemerintahan dalam mengembangkan 100 pusat sains dan techno park. 

"Pemerintahan Kabupaten Pelalawan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan kawasan Techno Park Pelalawan sebagai wahana edukasi, pengembangan inovasi, dan teknologi sawit," ungkap dia.

Techno Park Pelalawan merupakan kawasan Techno Park terluas di Indonesia yang mencapai 3.754 ha. Kawasan ini terbagi atas tujuh zona antara lain pendidikan, riset, pemukiman, industri, pemukiman, konservasi, komersial, dan zona publik. 

Kabarnya, saat ini, investor asal Jepang, eBioTechnology Holding Pte Ltd telah menyatakan minatnya investasi pengolahan alga di Techno Park Pelalawan. Group Chairman eBioTechnology Holding Pte Ltd Toshihide Nakajima, menuturkan limbah cair minyak sawit sangat cocok diolah menjadi alga dibandingkan minyak nabati lain. 

"Terdapat delapan unit pabrik sawit dalam radius 20 kilometer di kawasan Techno Park untuk menyuplai 360 ton POME per jam diolah menjadi alga," kata dia.

Menurut dia, teknologi pengolahan limbah cair sawit menjadi alga mempunyai dampak ganda bagi perekonomian lokal dan petani. 

‎"Studi kelayakan proyek investasi pengolahan POME (limbah cair sawit) menjadi alga telah berlangsung semenjak tahun lalu. Selain itu, ada keterlibatan peneliti serta mengombinasikan teknologi baik dari Indonesia dan Jepang," tutur dia.

Bupati HM Harris sangat tahu bagaimana beratnya cita-cita membangun Techno Park yang sudah bisa terwujud walaupun belum sepenuhnya karena masih banyak kekurangan yang harus dikejar.

Menyadari betapa beratnya tantangan yang harus dihadapi Riau di masa mendatang. Berangkat dari kesadaran itulah digulirkan megaproyek kawasan Teknopolitan di Kecamatan Langgam. Sebuah kawasan yang kelak akan menjadi wujud intregrasi industri hulu dan hilir. Sebuah kawasan industri yang bisa menjadi modal bagi Pelalawan khususnya, umumnya Provinsi Riau guna menyongsong masa depan cerah.

Usaha ini tentu sangat banyak hambatan dan rintangan. Misalnya dari segi anggaran. Sudah pasti APBD Pelalawan tidak akan sanggup menompangnya. Mengingat, megaproyek Teknopolitan diperkirakan menghabiskan anggaran lebih kurang Rp 47 triliun. Tentu Sebuah jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan APBD Pelalawan yang hanya berkisar Rp 1,5 triliun setiap tahunnnya.

Namun sang Bupati tentu tidak berputus asa. Berbagai upaya dilakukan. Terutama bagaimana meyakinkan pemerintah pusat mengenai pentingnya megaproyek ini bagi Pelalawan khususnya dan Indonesia secara umum. Kegigihan itulah yang membuahkan sinyal positif dari pusat yang memberi janji akan memberi bantuan maksimal untuk mewujudkan Teknopolitan di Langgam, Pelalawan.

Kebijakan pembangunan kawasan Teknopolitan di Kabupaten Pelalawan pada dasarnya merupakan bentuk implementasi atau perwujudan upaya percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi sebagaimana diamanatkan didalam peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2010-2025. 

Di sisi lain, Kabupaten Pelalawan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2011-2016 juga sudah menetapkan beberapa arah pencapaian pembangunan yakni terwujudnya pusat pertumbuhan ekonomi unggulan daerah, berkembangnya industri serta peningkatan Sumberdaya manusi dengan sasaran minimal terbangunnya satu perguruan tinggi di Kabupaten Pelalawan. 

Arah pembangunan dimaksud ditujukan untuk pencapaian indikator pembangunan pada tahun 2016 dengan rincian sebagai berikut yakni angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan kesejahteraan masyarakat menjadi 78,5 jumlah penduduk miskin menjadi 10 persen tingkat pengangguran terbuka menjadi 4,2 persen laju pertumbuhan ekonomi menjadi 7,2 persen dan PAD menjadi 10 persen dari penerimaan. 

Meskipun secara eksplisit kata Teknopolitan tidak tercantum dalam RPJMD, namun secara substansi apa yang menjadi pilar atau apa yang akan dibangun dikawasan tersebut merupakan sasaran pembangunan yang tertulis didalam RPJMD kabupaten Pelalawan. 

Rencana pembangunan kawasan teknopolitan ini dikeroyok oleh sejumlah kementerian, antara lain, Mentri Koordinator Bidang perekonomian RI yang juga merupakan Ketua Harian Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI), Mentri Negara Riset dan Tekhnologi RI serta Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi (BPPT) yang telah melakukan pencanangan pembangunan Pusat Inovasi Pelalawan pada tanggal 10 April 2012 yang lalu. Pencanangan yang telah dilakukan oleh kedua Mentri dan Kepala BPPT itu terus ditindak lanjuti oleh pejabat bawahannya, dengan mengkoordinasikan dokumen dan penyiapan kebijakan teknis. 

Salah satu tindak lanjut dimaksud saat ini sedang di proses pengajuan Kabupaten Pelalawan menjadi kawasan Perhatian Investasi pada sistem MP3EI Koridor Ekonomi Sumatera. Dan tahapan-tahapan yang dilakukan meliputi penyampaian proposal pada tanggal 18 April 2012, pemaparan proposal KPI dihadapan Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Sumatera di pekanbaru pada tanggal 13 Juli 2012 yang membahas usulan KPI Pelalawan dan dipimpin oleh Sekjen Kementrian Kehutanan mewakili Mentri Kehutanan selaku ketua Tim Kerja Koridor Ekonomi Sumatera, pada tanggal 24 Juli 2012 keluar rekomendasi Mentri Kehutanan agar kabupaten pelalawan di tetapkan menjadi KPI dengan indikasi investasi sebesar 67 triliyun. Dan saat ini sedang ditunggu rapat pleno KP3EI untuk penetapan Kabupaten pelalawan menjadi salah satu KPI di Koridor Ekonomi Sumatera. 

Apabila kabupaten Pelalawan sudah terpilih sebagai KPI maka kebijakan peningkatan dan perluasan pembangunan ekonomi seperti pembangunan kawasan tekhnopolitan, pembangunan kawasan wisata Bono, dan bahkan rencana pembangunan kawasan ekonomi khusus di desa Sokoi akan masuk dalam sistem pembangunan MP3EI yang ditangani secara bersama-sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan mendorong masuknya investasi baik dari dalam maupun luar negri.

Konsep pembangunan Teknopolitan yang memadukan peningkatan nilai tambah produk kelapa sawit sebagai komoditas andalan daerah ini, didukung oleh pengembangan terus menerus riset dan inovasi serta pembangunan lembaga pendidikan tinggi sebagai penyediaaan tenaga Kerja terampil dengan kurikulum yang disesuaikan dengan industri yang ada, dalam satu kawasan merupakan metode pencapaian visi MP3EI yang baru.

Bisa dibayangkan, dengan nilai investasi di Koridor Sumatera sebesar Rp500 Triliun, Kabupaten Pelalawan dengan Teknopolitan yang dimilikinya yang bakal menghasilkan inovasi-inovasi baru khususnya dalam industri hilir berbahan dasar Kelapa Sawit akan sangat diuntungkan.  

Dari Rp500 triliun itu, semisal Kabupaten Pelalawan menyumbangkan nilai investasi Rp100 triliun saja maka trickle down effect yang dihasilkannya akan membuat Kabupaten Pelalawan makin berjaya. 

Angka investasi Rp100 triliun tersebut bukan mustahil. Sebab, Badan Koordinator Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI) mencatat hingga akhir tahun 2015 memasuki tahun 2016 lalu, jumlah Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) kabupaten Pelalawan mencapai Rp72 triliun.

Data nasional, investasi di sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 39,5 juta orang. Sementara sektor industri terutama manufaktur 15,4 juta orang. Hadirnya Teknopolitan di Kabupaten Pelalawan diyakini bisa meminimalisir Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Riau yang cenderung terus mengalami peningkatkan.
 
Dengan hadirnya Teknopolitan di Kabupaten Pelalawan maka ke depannya makin banyak jumlah tenaga kerja yang bisa diserap sehingga bisa mengurangi jumlah pengangguran di Provinsi Riau dan Kabupaten Pelalawan sendiri. 

Sebagai gambaran, untuk satu industri minyak goreng berbahan dasar CPO (crudes palm oils) mampu menyerap tenaga kerja 134 orang, industri margarin 75 orang,  industri surfaktan 100 orang dan industri biodiesel menyerap sekitar 100 orang tenaga kerja. 

Hampir 5 tahun Pemkab Pelalawan memulai perjuangan ini tanpa henti. Lobi-lobi pemerintah daerah ke pemerintah pusat telah membuahkan hasil. Ini dibuktikan masuknya Pelalawan Techno Park bersama 4 yang lain yaitu Bandung Techno Park (ITB), Puspitek, Pusinov LIPI, dan Agro Techno Park Batan ke dalam agenda pembangunan Nasional. Komitmen Pemerintah Pusat ini dituangkan dalam PERPRES no 45 tahun 2016 yang akan diimplementasikan tahun 2017 inii. 

Teknopolitan yang saat ini dalam Perpres disebut dengan Teknopark Pelalawan, di dalamnya terdapat tiga pilar utama yang saling mendukung  dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi daerah, regional dan nasional, yaitu Pertama, adanya lembaga pendidikan berupa Sekolah Tinggi Teknopolitan Pelalawan (ST2P) dan Akademi Komunitas Negeri Pelalawan (AKNP) yang akan mempersiapkan tenaga kerja terampil dan SDM SDM berdaya guna yang akan mengembangkan potensi daerah Pelalawan.

Kedua, adanya industri industri hilir yang akan memberikan nilai tambah produk daerahseperti pengolahan kelapa sawit sampai pada produk turunan paling hilir dan pengolahan limbah pabrik yang banyak terdapat di Pelalawan menjadi produk ekonomis, seperti sabun, farfum, dan industri pendukung lainnya. 

Dan ketiga, pusat lembaga riset yang akan mendorong inovasi dan penemuan-penemuan teknologi baru guna menunjang industri yang efisien dan berdaya saing tinggiyang akan diterapkan di industri industri hilir tersebut. 

Selain tiga pilar utama itu tentu dibutuhkan perkantoran, perumahan karyawan, fasilitas sosial dan lain sebagainya. Dan sebagai Teknopark terbesar di Indonesia, diperkirakan akan mencapai Rp 67 T anggaran baik dari APBN maupun dari  para investor Industri Hilir yang akan mengalir dan diinvestasikan di Pelalawan Teknopark tersebut. 

Dalam analisa kami, Pelalawan Teknopark ini akan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi, PDRB, penurunan angka pengangguran terbuka serta menurunkan angka kemiskinan dalam jumlah yang cukup besar.

Target disetujuinya Pelabuhan Sokoi Kuala Kampar sebagai pelabuhan internasional, sebagai jalur alternatif terbaik dari pilihan yang lain adalah menjadi perjuangan Pemerintah Daerah dan DPRD Pelalawan yang mesti diupayakan dan sama-sama kita doakan termasuk lewat upaya-upaya politik dan administrasi hukum seperti Peraturan Daerah terkait Teknopolitan ini.

Dan akhirnya diakui, Pemkab Pelalawan tidak cuma bermimpi bahwa Pelalawan siap menghadapi persaingan global dunia. Dengan telah dimulainya proses belajar mengajar ST2P, adalah sebuah pembuktian lain bahwa Bupati, Pemkab dan DPRD Pelalawan telah berkomitmen kuat, demi masa depan anak cucu negeri ini tantangan dan kesulitan apapun akan dihadapi.

Sebab perjuangan ini akan menjadi lembaran sejarah indah yang akan dibaca dan dinikmati anak cucu negri ini, sebab kata pepatah: Jangan pernah berputus asa jika menghadapi kesulitan, karena setiap tetes air hujan yang jernih berasal daripada awan yang gelap.

Bupati Optimis Kawasan Teknopolitan Terwujud
"Bukan perkara mudah mewujudkan Kawasan Tekno Park dan proses pembangunannya. Komitmen yang kuat untuk menjalankan dan mewujudkan secara penuh," katanya.

Dikatakannya, sejak ditetapkan sebagai daerah otonom baru, Kabupaten Pelalawan terus menerus melakukan pembenahan dan melakukan pembangunan daerah untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Saat ini, telah banyak upaya pembangunan dilakukan, termasuk pembangunan berbagai infrastruktur dan suprastruktur. 

"Penguatan sistem inovasi daerah sebagai salah satu pendekatan pembangunan yang diperkenalkan BPPT dan mulai dilaksanakan di Pelalawan sejak Tahun 2012, merupakan salah satu momentum besar dalam mendorong percepatan pembangunan di Pelalawan," katanya. 

Melalui penguatan sistem inovasi daerah, sambungnya, fondasi pembangunan daerah yang inovatif telah mulai dibangun misalnya melalui pembenahan sistem perencanaan pembangunan menjadi semakin lebih baik, di samping itu mekanisme dan cara kerja SKPD di Pelalawan juga lebih baik. Bahkan melalui penguatan sistem inovasi daerah ini, dirinya melihat koordinasi pembangunan antar SKPD dan koordinasi pihaknya dengan berbagai pihak lain menjadi semakin baik dan semakin lebih fokus. 

"Saya berharap keberhasilan ini dapat ditindaklanjuti secara konsisten dengan pelaksanaan program lain yang lebih nyata dan berdampak langsung kepada kesejahteraan masyarakat Pelalawan," tandasnya.

Salah satu prakarsa penguatan sistem inovasi daerah yang menjadi cita-cita sekaligus tantangan besar bagi Pemkab Pelalawan adalah pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan. Harris tak menafikan bahwa pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan merupakan sebuah proyek pembangunan yang sangat besar, dan memerlukan sumberdaya, baik anggaran, SDM, maupun waktu yang juga sangat besar.

"Karena itu, kami sangat butuh dukungan pemerintah pusat dalam mewujudkan Kawasan Teknopolitan ini. Sebagai pusat pendidikan dan inovasi teknologi di bidang industri kepala sawit," tukasnya.   

"Tetapi saya juga punya keyakinan bahwa Kawasan Teknopolitan Pelalawan akan memberikan dampak sangat besar bagi peningkatan daya saing dan kesejahteraan tidak hanya bagi Kabupaten Pelalawan tetapi juga Negara Indonesia ke depan. Kami optimis, dengan izin Allah SWT disertai dengan upaya keras kami dan pendampingan BPPT serta pihak-pihak lain, pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan akan berhasil dengan baik," jelasnya.

Ditambahkannya, dan optimisme orang nomor satu di Kabupaten Pelalawan itu semakin besar lagi setelah Pelalawan menjadi salah satu dari 100 daerah yang menjadi lokasi pembangunan technopark yang merupakan program pemerintahan Kabinet Kerja saat ini. Dengan adanya program technopark ini, pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan dapat segera terealisir. 

Pemkab Kerjasama dengan BPPT dan Lund University
Guna memperdalam kerjasama pengembangan kawasan teknopolitan di Langgam,Kabupaten Pelalawan. Antara Pemkab Pelalawan, BBPT dan  Pihak Lund University Swedia,hari ini perwakilan Lund University Swedia kunjungani Kabupaten Pelalawan bebera waktu lalu. Agenda ini juga di isi diskusi kolaborasi antara Lund University, Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong, BPPT dan Pemkab Pelalawan.

Informasi adanya kunjungan pihak Lund University Swedia di sampaikan Kepala Badan Perancanaan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Pelalawan Ir M Syahrul Syarif. Disampaikannya kunjungan pihak Lund University merukapan kunjungan balasan, karena sebelumnya Pemerintah Kabupaten juga juga melakukan halyang sama.

"Ya, ini merupakan kunjungan balasan. Pihak Lund University ingin mempertajam MoU atara Pemdakab Pelalawan, Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong, BPPT dan Pemkab Pelalawan,"jelas Ir M Syahrul Syarif, Jumat 19 Mei 2017 lalu. 

Disampaikan juga bahwan kunjungan Dr. Sven Thore Holm, Dr. Marien Loweegreens, Dr. Maria Flores (dari Tim dari Lund University Swedia), diawali dengan Diskusi berkenaan dengan Kolaborasi 5 Pihak yakni Lund University, Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong, BPPT dan Pemkab. Pelalawan terkait studi dan kajian pengembangan Techno Park Pelalawan. 

"Setelah diskusi, siang nanti akan dilaksanakan kunjungan lapangan ke Kawasan Teknopolitan Pelalawan sekaligus peninjauan sekaligus mengidentifikasi potensi pembangunan wind power (pembangkit listrik tenaga angin,red) di dalam kawasan. Dilanjutkan ke Teluk Dalam Kec. Kuala Kampar, hal ini dilakukan juga dalam rangka mengindetifikasi potensi wind power di kecamatan paling ujung Kab. Pelalawan itu," imbuhnya.

Usai kegiatan diatas, Tim Lund University Swedia, pihak Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong, BPPT dan Pemkab. Pelalawan juga menijau Pabrik-Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Pelalawan. (R09/Advertorial)

"Rombongan meninjau beberapa Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Pelalawan, hal ini  dalam kaitan memperkenalkan lebih jauh potensi dan kondisi industri dasar kelapa sawit yang hilirisasinya akan menjadi fokus di Kawasan Teknopolitan Pelalawan,"ujar orang dekat HM Harris sang Bupati Pelalawan ini.

Sementara itu saat membuka peringatan Hari Pramuka ke-57, kegiatan yang di hadiri oleh siswa setingkat SD dan SMP ini berlangsung hikmat dimana untuk siswa SD yang ikut dalam perkemahan ini berjumlah 423 orang dan siswa SMP berjumlah 203 orang.

Hadir dalam kesempatan tersebut pimpinan Kwarda Riau yang diwakili oleh Anshari Kadir, Pimpinan Kwarcab 0411 Pelalawan Atmonadi, pelatih, pembina, pamong dan instruktur,Ketua KNPI Pelalawan Adi Sukemi,Kepala Dinas Lingkungan Hidup Syamsul Anwar, Kadiskominfo Fakhrizal, Kadis Perkebunan dan Peternakan Marzun, Kasatpol PP Abu Bakar, kaban Arizal, Kepala BKP2D Edi Suriandi,Camat Robby Ardelino dan adik adik pramuka Peserta Bumi Perkemahan.

Bupati Pelalawan H.M.Harris dalam sambutannya mengatakan bahwa gerakan pramuka sebagai wadah pendidikan karakter kaum muda dan calon pemimpin masa depan bangsa indonesia,yang mana tentu harus lebih berperan dalam mendidik generasi milineal dewasa ini.

Ia menambahkan sebagai tahun politik yang ditandai dengan penyelenggaraan pilkada gubernur,bupati dan walikota beberapa bulan yang lalu,pencalonan anggota legislatif serta pencalonan presiden dan wakil presiden dirinya berharap anggota pramuka di seluruh jenjang hendaknya dapat memberikan kesejukan dan tidak masuk dalam hiruk pikuk perpolitikan, gerakan pramuka hendaknya sebagai organisasi pendidikan pendidikan luar sekolah yang tidak terlibat dalam politik praktis. 

Disamping itu juga Bupati Pelalawan dua periode  ini juga menekankan bahwa pentingnya pembentukan karakter dini anak bangsa dalam mempersiapkan generasi muda khusus di Pelalawan dalam menghadapi persaingan global di tahun 2030 dimana Indonesia masuk dalam 25 besar negara yang di perhitungkan baik bersaing secara ekonomi,ilmu pengetahuan, perdagangan,antar bangsa bukan sesama kita tentunya ini perlu mental, sikap kedisiplinan membentuk watak,sikap dan prilaku yang cinta tanah air,bela negara serta mempunyai kompetensi  berdaya saing unggul dengan ilmu pengetahuan dan inovasi agar bangsa kita bisa sejajar dengan bangsa lainnya dalam mewujudkan indonesia emas 2045. (R09/Advertorial)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index