Sanggup Memperkosa Anak, Pria di Pekanbaru Ini Sampai Pingsan-pingsan Saat Diperiksa Polisi

Sanggup Memperkosa Anak, Pria di Pekanbaru Ini Sampai Pingsan-pingsan Saat Diperiksa Polisi

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Pria berinisial RP yang ditangkap oleh petugas dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Jumat (31/8/2018) lalu atas dugaan tindak pidana pencabulan anak dibawah umur, hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

RP mendadak kena serangan jantung ketika beberapa saat menjalani proses pemeriksaan awal di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Pekanbaru.

Akhirnya dia terpaksa dilarikan ke rumah sakit guna mendapat penanganan medis secara intensif.

"Perkara sudah kita tangani, sekarang pelakunya masih dirawat di rumah sakit, kena serangan jantung," kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Ariyanto melalui Kanit PPA AKP Juniasti kepada Tribun, Jumat (14/9/2018).

Juniasti menjelaskan, terduga pelaku diketahui memang sudah lama mengidap penyakit jantung dan sudah kronis.

Namun dia memastikan, proses hukum akan tetap berjalan. Hanya saja masih menunggu kondisi pelaku memungkinkan dulu.

"Sudah sempat dilakukan pemeriksaan, namun saat itu dia keringat dingin, sudah mau pingsan. Makanya langsung kita larikan ke rumah sakit," ucapnya.

Sementara itu lanjut Juniasti, kini pihaknya masih mencari keberadaan satu orang pelaku lainnya, pria berinisial US.

"Keberadaannya masih dicari. Nanti akan kita dalami lagi dari saksi lain atau keluarga," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang anak perempuan di Pekanbaru berinisial SH (14) diduga jadi korban pencabulan.

Terduga pelakunya ada dua orang. Masing-masing kakek dan pamannya berinisial US serta RP.

Keduanya sudah dilaporkan ibu korban, Nurhayati (47) ke Polresta Pekanbaru.

Perbuatan bejat yang diduga dilakukan oleh US dan RP ini terungkap setelah SH yang kini duduk dibangku kelas VI SD diketahui hamil.

Ibunda korban saat diwawancarai Tribun, Jumat (31/8/2018) mengungkapkan, belakangan korban kerap terlihat murung dan kurang bersemangat.

"Dia juga sering mengeluh pusing, tidak nafsu makan dan sering muntah," kata Nurhayati, ibunda korban yang turut didampingi Ketua Lembaga Bantuan Perlindungan Perempuan dan Anak Riau (LBP2AR), Rosmaini.

Belum lagi, makin hari perut korban seperti makin membesar.

Karena curiga dengan kondisi anaknya itu, Nurhayati pun mencoba membawa SH ke klinik terdekat.

Ternyata hasil pemeriksaan, membuat Nurhayati kaget bukan kepalang.

Sang anak diketahui saat ini sedang hamil 7 bulan.

Saat ditanyai kepada korban siapa yang telah menghamilinya, korban awalnya enggan menyebutkan.

Namun setelah LBP2AR turun tangan dengan ikut mendampingi si anak, barulah SH mau bercerita.

Bahkan diakui korban, dia pernah dibawa ke salah satu hotel di Pekanbaru oleh RP yang diketahui bekerja di salah satu perguruan tinggi swasta. Disanalah dia dicabuli.

Aksi bejat kedua terduga pelaku diduga sudah kerap dilakukan. Keduanya menurut orangtua korban memang sering membawa korban.

"Korban mengaku, kalau dia sering diajak kedua pelaku. Mereka ini antara bawahan dan atasan yang bekerja di kampus swasta di Pekanbaru ini," beber Ketua LBP2AR, Rosmaini sebagaimana dilaporkan tribunpekanbaru.

Menurut Rosmaini lagi, korban sudah dua kali diambil visum di RS Bhayangkara Polda Riau.

Menurut korban, dia diminta melayani kedua terduga pelaku secara bergantian.

Rosmaini menuturkan, pihaknya dalam hal ini turut prihatin. Terlebih orangtua korban ini termasuk orang tak mampu yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung.

Karena tak terima, ibunda korban didampingi LBP2AR pun melaporkan US dan RP ke Polresta Pekanbaru.(*)


 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index