Makan Sedikit, Berat Badan Tetap Nambah, 9 Hal Ini Penyebabnya...

Makan Sedikit, Berat Badan Tetap Nambah, 9 Hal Ini Penyebabnya...
Kondisi tubuh idela seperti ini didambakan setiap wanita.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Warga milenial saat ini sangat ingin mempunyai bentuk tuduh yang proporsional, tidak terlalu gemuk juga tak terlalu kurus. 

Namun faktanya, keinginan tersebut tak mudah untuk diwujudkan. Mulai dari olahraga, diet, puasa atau bahkan makan dengan porsi karbohidrat dan lemak yang sangat sedikit dan terukur, istirahat yang cukup dan membuat aktivitas fisik yang menunjang dilakukan, tetap saja, berat badan naik.

Sebuah penelitian menyebutkan, seluruh proses mencegah knaikan berat badan bisa saja dilakukan, tapi tak pula mudah menghentikan laju peningkatannya. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ebeberapa hal yang sangat manusiawi.

Kenaikan berat badan bisa terjadi karena banyak faktor. Bahkan saat kita menjalani pola makan sehat, aktivitas fisik, dan mengonsumsi nutrisi dengan porsi sewajarnya.

Angka di timbangan yang bergeser ke kanan bisa jadi merupakan efek samping dari beberapa gangguan kesehatan, medikasi, atau perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Berikut ini kita akan membahas kemungkinan-kemungkinan penyebabnya dengan lebih rinci seperti dilansir Healthline.

1. Medikasi
Merdeka.com - Banyak obat-obatan farmasi yang dapat menyebabkan penambahan berat badan sebagai efek samping. Misalnya saja obat-obatan dalam golongan kortikosteroid, antidepresan, obat antipsikotik, atau pil kontrasepsi.

Sejumlah penelitian telah mengaitkan antidepresan dengan kenaikan berat badan. Obat diabetes dan antipsikotik juga demikian.

Obat-obatan ini mengubah fungsi tubuh dan otak Anda secara temporer, sehingga mengurangi tingkat metabolisme atau malah meningkatkan nafsu makan.

2. Resistensi Leptin
Merdeka.com - Leptin adalah hormon yang memainkan peran penting dalam obesitas. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel lemak.

Pada orang sehat, kadar leptin yang tinggi terkait dengan berkurangnya nafsu makan. Seharusnya hormon ini berfungsi memberitahu otak seberapa tinggi simpanan lemak yang ada.

Masalahnya adalah bahwa leptin tidak berfungsi sebagaimana mestinya pada beberapa orang gemuk. Kadar leptin mereka bisa saja tinggi, namun nafsu makan juga tidak berkurang karenanya. Kondisi ini disebut resistensi leptin dan diyakini sebagai faktor utama dalam patogenesis obesitas.

3. Kehamilan
Merdeka.com - Penyebab paling umum dari kenaikan berat badan yang tidak disengaja adalah kehamilan. Tetapi banyak wanita yang sengaja makan lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan bayi.

Selama kehamilan, sebagian besar wanita menambah berat badan saat bayi tumbuh. Berat badan ekstra ini terdiri dari bayi, plasenta, cairan ketuban, peningkatan suplai darah, dan rahim yang membesar.

4. Perubahan hormonal
Merdeka.com - Antara usia 45 dan 55 tahun, wanita memasuki tahap yang disebut menopause. Selama tahun-tahun reproduksi wanita, hormon estrogen yang bertanggung jawab untuk menstruasi dan ovulasi mulai menurun. Begitu menopause terjadi, estrogen terlalu rendah untuk menginduksi menstruasi.

Penurunan estrogen dapat menyebabkan wanita menopause mengalami kenaikan berat badan di sekitar daerah perut dan pinggul. Selain dari perubahan hormonal menopause, wanita yang didiagnosis dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga dapat mengalami kenaikan berat badan.

5. Haid
Merdeka.com - Peningkatan berat badan berkala sering disebabkan oleh siklus menstruasi. Wanita mungkin mengalami retensi air dan kembung sekitar waktu menstruasi mereka. Perubahan kadar estrogen dan progesteron dapat menyebabkan bertambahnya berat badan.

Biasanya, peningkatan berat badan hanya beberapa kilogram dan turun lagi ketika periode menstruasi berakhir untuk bulan itu.

6. Retensi cairan
Merdeka.com - Peningkatan berat badan dengan cepat yang tidak dapat dijelaskan mungkin disebabkan oleh retensi cairan. Retensi cairan, juga dikenal sebagai edema dapat menyebabkan anggota badan, tangan, kaki, wajah, atau perut terlihat bengkak. Orang dengan gagal jantung, penyakit ginjal, atau mereka yang mengonsumsi obat tertentu mungkin mengalami kenaikan berat jenis ini.

7. Hipotiroidisme
Merdeka.com - Ketika kelenjar tiroid Anda tidak berfungsi normal, banyak fungsi tubuh Anda jadi melambat. Salah satunya adalah tingkat metabolisme.

Jika kelenjar tiroid Anda tidak berfungsi dengan baik, laju metabolisme basal Anda mungkin rendah. Untuk alasan itu, tiroid yang kurang aktif biasanya dikaitkan dengan penambahan berat badan. Semakin parah kondisinya, semakin kenaikan besar berat badan Anda. Namun gejala seperti ini biasanya berkembang dalam jangka waktu yang lama.

8. Sindrom Cushing
Merdeka.com - Sindrom Cushing juga dikenal sebagai sindrom Cushing atau hiperkortisolisme. Kondisi ini terjadi karena kadar hormon kortisol yang tinggi secara abnormal. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan. Penyebab paling umum adalah penggunaan obat kortikosteroid berlebihan.

Gejala yang paling umum dari kondisi ini adalah penambahan berat badan. Terdapat timbunan lemak, terutama di bagian muka yang menyebabkan wajah bulat, atau di antara bahu dan punggung atas yang menyebabkan area tersebut tampak seperti punuk kerbau.

Dokter Anda dapat merekomendasikan beberapa tes dan perawatan diagnostik yang berbeda. Dalam kebanyakan kasus, obat dapat membantu Anda mengelola kadar kortisol Anda.

9. Sembelit
Merdeka.com - Konstipasi atau yang lebih kita kenal dengan istilah sembelit juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Terutama jika jenisnya adalah sembelit akut yang sudah berlangsung lebih dari seminggu. Walaupun begitu kenaikan berat badan seperti ini biasanya bersifat temporer.

Demikian berbagai kemungkinan alasan pertambahan berat badan yang mungkin Anda alami. (R03)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index