Rektor UIR Ajak Civitas Akademika Bangun Atmosfir Kampus yang Islami dan Ilmiah

Rektor UIR Ajak Civitas Akademika Bangun Atmosfir Kampus yang Islami dan Ilmiah

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Rektor Universitas Islam Riau Prof Dr Syafrinaldi SH  MCL menutup kegiatan Workshop Pembinaan Ke-Islaman Lembaga Dakwah Islam Kampus (LDIK), dilingkungan kampus, saat itu Dia mengajak peserta untuk membangun atmosfir kampus yang islami dan ilmiah.

Dalam paparannya bertajuk, 'Kampus dan Civitas Akademika sebagai Sarana dan Sasaran Dakwah,' di Fakultas Hukum itu, Rektor menegaskan bahwa setiap Civitas Akademika UIR wajib membangun atmosfer kampus yang islami dan ilmiah. Karena hal itu menjadi karakter UIR sebagai universitas yang islami.

Menurut Rektor, Pembinaan keislaman oleh Lembaga Dakwah Kampus, merupakan sarana untuk penyamaan visi dan misi bagi tenaga pendidik dan kependidikan agar senantiasa berpodaman kepada ajaran-ajaran Islam dalam berfikir, bersikap dan berperilaku di kampus.

''Kita tidak menginginkan kampus dijadikan sarana radikalisme, atau perilaku civitas akademika yang negatif yang dapat merugikan kita semua,'' tegas Rektor, seperti dalam rilis yang diterima redaksi.

Karena, lanjut Rektor,  tema radikalisme dalam beberapa tahun terakhir menjadi pembahasan yang menarik akibat munculnya pandangan pemikiran yang ekstrim. Bahkan perilaku dan perbuatan sejumlah orang yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. 

''Karenanya, program workshop pembinaan ini sangat positif dan harus dilakukan secara berkesinambungan, baik untuk keperluan intern, dan bila perlu juga disasarkan kepada warga luar yang berada di seputar kampus UIR,'' ujar Rektor.

Dosen Pascasarjana UIN Suska Riau yang menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut Dr Iskandar Arnel MA, dalam makalah bertajuk, '
Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme' atau SEPILIS, memaparkan bahwa bahaya SEPILIS akan berimplikasi terhadap pemikiran seseorang yang mengatakan, semua agama sama-sama benar, sama-sama menyerukan yang benar dan sama-sama kembali kepada yang maha benar.  Wakil Direktur PPs UIN ini, Logika yang menyebut sama-sama benar ini, membawa kesesatan kepada umat jika tidak hati-hati.

Dalam konteks agama, ulas Iskandar, berfikiran liberal bermakna tidak terkait pada satu otoritas tertentu. Tepatnya bebas dari segala bentuk ortodoksi dan tradisi yang selama ini dipraktikkan  secara turun temurun. ''Bahayanya liberalisme karena sangat menentang penerapan hukum syari'ah di bidang-bidang pemerintahan, hak asasi wanita, hak asasi non muslim dan kebebasan berfikir,'' ucap Iskandar.

Sementara Sekretaris LDIK Anton Afrizal Chandra, merasakan pentingnya materi-materi yang berkaitan dengan bahaya sekularisme, pluralisme dan liberalisme diberikan kepada setiap civitas akademika UIR baik dosen, pegawai maupun mahasiswa. 

'''Disitulah pentingnya pengetahuan tentang Islamic Worldview yang bercirikan pada metode berfikir yang tauhid integral. Artinya dalam memahami realitas dan kebenaran pandangan hidup Islam(islamic worldview) menggunakan metode yang tidak dikotomi,'' ulasnya. (R06.Mcr)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index