Gubri Hadiri Pembukaan Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Roesmin Nurjadin

Gubri Hadiri Pembukaan Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Roesmin Nurjadin
Gubri Hadiri Pembukaan Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Roesmin Nurjadin

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Badan Nasional Penanggulan Bencana akan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Riau yang kian meluas. Teknologi ini juga dapat digunakan dalam upaya pencegahan.

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, mengatakan, pencegahan dengan TMC ini sangat membantu dalam pencegahan Karhutla. Apalagi wilayah Riau saat ini sudah masuk musim panas atau masuk elnino.

“Modifikasi cuaca ini kalau bisa dikembangkan terus menjelang musim kemarau panjang atau disebut elnino. Kalau kita bisa lebih siap, tentu Karhutla di Riau ini bisa kita lakukan antisipasi sebelum meluas,” ujar Doni Manardo, usai memimpin rapat Karhutla di posko Karhutla, Lanud Roesmin Nurjahdin, Senin (4/3).

Dijelaskan Jenderal bintang tiga ini, pentingnya langkah antisipasi melalui kegiatan TMC tersebut, untuk mencegah meluasnya Karhutla yang saat ini sudah terjadi di Bengkalis, Dumai dan Meranti.

Selain ketiga daerah itu, Karhutla yang mulai terjadi di Pelalawan juga saat ini sudah mulai jadi perhatian. Di mana Tim Satgas berjibaku memadamkan api, baik dari darat maupun udara.

“Kalau kita lebih awal siaga seperti ini, pemerintah juga tak perlu menghabiskan dana lebih besar lagi untuk membiayai pemadaman Karhutla,” tegasnya.

Sementara, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, menyebut sampai saat ini total garam yang sudah disemai sudah 5 ton di Bengkalis dan Dumai.

Dalam sekali angkut atau satu sortie itu ada 800 kilogram (Kg) garam untuk kawasan 10×10 kilometer. Dengan TMC tersebut, dari 263 titik hotspot yang diamati dari Satelit Terra Aqua saat ini tinggal dua titik.

“Kita punya waktu sampai menghilangkan hotspot yang muncul. Jadi garam itu kita semai di atas awan supaya awan yang ada itu segera hujan, dan bisa membasahi wilayah gambut yang terbakar. Kemudian dilengkapi dengan sistem sensor Tinggi Muka Air,” jelas Hammam.

“Kita harapkan bisa kita atasi dengan penyemaian satu sortie lagi dalam bulan ini. Jadi sekarang ini operasinya Februari-Maret yang akan kita laksanakan dan terus menerus kita lakukan,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga terus mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi untuk mengatasi kebakaran lahan di Riau. Di mana SDM dan teknologi disiapkan, sehingga cukup bagus untuk ketahanan mengatasi Karhutla di Riau. Sejauh ini total garam yang ready di pusat ada 17 ton. Dan garam siap dikirim ke Riau jika diperlukan.

“Garam akan kita kirim ke Riau. Berapa yang akan dikirim tergantung situasi dan kondisi, bila diperlukan langsung kita semai,” jelasnya.

Usai rapat Karhutla, Kepala BNPB, bersama Gubernur Riau, Syamsuar, langsung meninjau lokasi Karhutla di wilayah Riau dengan menggunakan helly. 

Turut ikut dalam peninjauan dari udara ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Ronny Irianto Moningka, Asisten I Setdaprov Riau Ahmad Syah Harofie, Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Riau Ervin Rizaldi, perwakilan Badan Restorasi Gambut (BRG). (R07/Hms)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index