Siap-siap...Permintaan Lesu, Harga CPO Indonesia dan Malaysia Bakal Kembali Bikin Lesu Petani

Siap-siap...Permintaan Lesu, Harga CPO Indonesia dan Malaysia Bakal Kembali Bikin Lesu Petani
Truk pengangkut buah sawit hasil pertanian warga.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) masih melanjutkan koreksi setelah ditutup melemah pada empat hari perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan hari Rabu (26/6/2019) pukul 10:30 WIB, harga CPO acuan kontrak pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) turun 0,45% ke level MYR 1.972/ton. 

Sehari sebelumnya, harga CPO juga ditutup melemah 0,85%.

Harga komoditas agrikultur andalan Indonesia dan Malaysia ini masih terus terbebani akibat permintaan yang masih lesu.

Berdasarkan hasil survei tiga lembaga (Amspec Agri Malaysia, Intertek Testing Services, dan Societe Generale de Surveillance) yang dilaporkan CNBC Indonesia,  ekspor minyak sawit Malaysia sepanjang 1-25 Juni turun pada kisaran 15,3%-17,8% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.

Dalam hal ini, ekspor memegang peranan penting dalam keseimbangan fundamental di pasar. Kala ekspor lesu, stok minyak sawit Negeri Jiran kemungkinan besar akan kembali meningkat. Kecuali produksi bisa ditekan.

Namun, dari sisi produksi kelihatannya akan sulit untuk dikurangi. Berkaca pada data Malaysia Palm Oil Board (MPOB), total produksi minyak sawit Malaysia sejak Januari hingga Mei sudah mencapai 8,27 juta ton, atau naik 9,1% dari periode yang sama tahun 2018.

Bahayanya, posisi stok saat ini masih membebani harga CPO. Berdasarkan data dari MPOB, stok minyak sawit pada akhir bulan Mei tercatat sebesar 2,44 juta ton, atau lebih tinggi 11,4% dibanding posisi tahun sebelumnya.

Bila ekspor benar mengalami kontraksi sepanjang bulan Juni, stok bisa balik meningkat dan memberi beban tambahan pada harga CPO. Data resmi produksi, ekspor, dan stok minyak sawit MPOB akan dirilis pada bulan depan.

Faktor fundamental memang sedang kurang mendukung harga.

Selain itu, harga CPO juga mendapat tarikan ke bawah akibat pelemahan harga minyak kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT). Pada penutupan perdagangan Selasa (25/6/2019), harga minyak kedelai melemah 0,1%.

Harga minyak kedelai memang seringkali ikut memberikan pengaruh yang searah pada pergerakan harga CPO. Pasalnya kedua minyak nabati tersebut merupakan produk substitusi yang saling berebut pangsa pasar.

Pun dari sisi teknikal, harga CPO masih punya risiko untuk terus mengarah ke bawah. Berdasarkan pembacaan dari analis Reuters, Wang Tao, harga CPO bisa menembus titik support MYR 1.971/ton dan jatuh hingga MYR 1.929.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index