Kerta PWRI Riau Adakan Pelatihan Buat Hantaran Melayu

Kerta PWRI Riau Adakan Pelatihan Buat Hantaran Melayu

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Masa pensiunan bukan berarti tidak bisa berbuat apapun. Sebanyak 40 orang Kerukunan Wanita (Kerta) Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Provinsi Riau menggelar pelatihan keterampilan membuat antaran belanja adat pernikahan melayu.

Pelatihan itu digelar dikediaman Ketua PWRI Provinsi Riau pada Sabtu (26/10/19) yang bertemakan "Melalui pelatihan antaran belanja adat pernikahan melayu, kita ciptakan perempuan kreatif dan mandiri menuju riau bermartabat".

Ketua PWRI Provinsi Riau, Ahmad Bebas menyambut baik terselenggaranya pelatihan itu.

"Saya senang pelatihan ini digelar demi terciptanya kegiatan para ibu pensiunan," terang Ahmad.

Menurut ahmad, walaupun sudah pensiun tetap berkarya. Ia melihat banyak pensiunan yang tidak mau berbuat apapun akhirnya menjadi pikun dan banyak mengeluh sakit.

"Walaupun sudah pensiun tidak menjadi alasan untuk berhenti berkarya," katanya.

Di sisi lain, Ketua Departemen Kerta PWRI Provinsi Riau, Rosmawati mengatakan tujuan terselenggaranya pelatihan ini yaitu agar Kerta PWRI Provinsi Riau mempunyai kemampuan keterampilan yang kreatif dan mandiri agar bisa menjadikan Riau yang bermartabat.

Selain membuat antaran melayu, pelatihan ini juga menggelar beberapa keterampilan kreatif diantaranya membuat rumah adat dari uang, merangkai sajadah dan mukenah, membuat kreatifitas dari handuk, songket dan bahan baju.

Rosmawati berencana, kegiatan keterampilan yang sedang diadakan ini nantinya akan dibuatkan gallery untuk nantinya bisa diperlihatkan kepada khalayak ramai bahkan kepada pemerintah atas kreatifitas yang telah ia dan timnya ciptakan.

"Ini maksudnya demi memicu semangat para pensiun lainnya yang belum terdaftar Kerta PWRI Riau untuk bisa berinovasi bersama-sama," ungkapnya.

Yang menjadi guru pembimbing dalam pelatihan ini adalah Nurhayati. Ia berpesan kepada ibu-ibu pensiun agar terus mengasah kemampuannya demi mendapatkan ide kreatif yang dapat bernilai jual dan diminati banyak orang.

"Walaupun sudah tua, intinya tetap mau belajar karena belajar tidak mengenal umur," tutup Hayati. (R06/MCRiau)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index