Ini Nama Empat Awak KM Bahari Indah yang Selamat Setelah 28 Jam Terapung di Selat Morong

Ini Nama Empat Awak KM Bahari Indah yang Selamat Setelah 28 Jam Terapung di Selat Morong
Awak kapal Bahari Indah 5 saat dibawa ke Sungai Pakning Bengkalis setelah diselamatkan kapal MV Sinar Masela. Foto: tribunpekanbaru.com

BENGKALIS (RIAUSKY.COM)- Empat awak kapal Motor  (KM) Bahari Indah 5 selamat dari musibah tenggelamnya kapal yang mereka gunakan.

Mereka selamat setelah terapung-apung selama 28 jam  di perairan Bengkalis dan berpapasan dengan kapal MV. Sinar Masela. 

''Alhamdulillah, semuanya dalam kondisi selamat,'' ungkap Sahrin Ramadhan (34) salah seorang awak kapal yang diselamatkan saat berada di Sungai Pakning.

Dikatakan dia, sebelum musibah mengerikan yang mereka alami, mereka berangkat dari Dumai Ahad (8/12/2019) bersama KM Suria Kencana menuju Malaysia sekitar pukul 15.00 WIB. 

Kedua kapal itu membawa ikan segar yang akan dikirim ke negara tetangga dengan tujuan Pelabuhan Muar, Malaysia.

Ada empat orang kru di dalam kapal tersebut, yakni Sahrin Ramadhan (34), Akiu (52) warga Purnama Dumai, Candra (51) warga Nerbit serta Erdianto warga Sungai Sembilan.

Dikatakan Syahrin, mereka tidak menduga akan mengalami peristiwa mengerikan itu di tengah lautan dengan kondisi gelombang yang cukup tinggi. 

Saat kejadian, tinggi gelombang sampai 2 meter, kapal sempat dihantam beberapa kali sebelum akhirnya mesin mati dan kapal mulai dimasuki air.

“Saat kami berlayar menuju Malaysia, saya lupa berada di kawasan mana, tiba tiba gelombang tinggi mencapai dua meter menghantam kapal, sehingga air masuk kedalam kapal, mengakibatkan mesin kapal mati,” ceritanya dengan raut wajah lesu bercampur gembira, Rabu (10/12) pagi tadi.

Sembari mengenang, dia menyebutkan, saat mesin kapal sudah tidak berfungsi dia  bersama tiga rekannya langsung berinisiatif mengambil life jacket.

“Kita semua berpegangan agar tidak terpisah saat kapal mulai tenggelam ke dasar,'' ungkap dia.

Dia dan kawan-kawannya sudah dalam kondisi sangat kelelahan menahan dingin, lapar dan haus akhirnya bisa bernafas lega setelah kapal MV Sinar Masela melintas dan memberikan pertolongan.

“Kami hanya bertahan menggunakan life jacket sambil berpegangan, jangankan makanan, seluruh dokumen dan alat berkomunikasi tidak ada yang bisa diselamatkan,” katanya.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Dumai, Erizon mengatakan, hampir seluruh awak kapal mengalami tenggorokan kering dan susah untuk berbicara.

Saat ini, mereka sudah mendapat pennganan medis untuk memulihkan kondisi fisik dan menghilangkan efek trauma atas peristiwa itu. (R12)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index