Ada Lagi, Erick Thohir Temukan 22 Perusahaan Air Minum Milik BUMN

Ada Lagi, Erick Thohir Temukan 22 Perusahaan Air Minum Milik BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir/net

RIAUSKY.COM - Bikin heboh, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga menjelaskan mengenai banyaknya anak dan cucu yang dimiliki oleh perusahaan BUMN.

Sebelumnya Erick Thohir mendapati anak perusahaan PT Garuda Indonesia yang bernama PT Garuda Tauberes Indonesia.

Temuan anak perusahaan Garuda itu, ditanggapi oleh Erick dengan tawa gelinya saat bertemu dengan wartawan.

Erick pun bertekad akan membenahi dan melebur bisnis-bisnis sampingan yang dimiliki BUMN dan keluar dari core business-nya.

Arya Sinulingga mengungkapkan, di awal masa jabatan Erick sebagai Menteri BUMN, ternyata sudah ditemukan anak dan cucu perusahaan BUMN yang lain.

"Pada saat satu dua minggu pertama Pak Erick jadi menteri, beliau mulai melihat evaluasi, itu mulai muncul namanya anak perusahaan atau cucu perusahaan air minum," ujar Arya Sinulingga di Studio Menara Kompas, Minggu (15/12/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Arya berujar, ada 22 anak perusahaan air minum yang dimiliki BUMN. Ia mengaku Kementerian BUMN tidak mengetahui 22 anak perusahaan air minum itu.

"Ternyata BUMN itu punya 22 anak perusahaan air minum," katanya. "Kita nggak tahu tuh, mereknya nggak jelas," lanjut Arya.

Selain itu, Arya juga mengungkapkan, ada perusahaan konsultan konstruksi yang mempunyai anak perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK).

"Bahkan ada konsultan konstruksi, itu pun punya perusahaan AMDK," ungkapnya.

"Ketika kita selidiki lebih jauh lagi, ternyata banyak sekali yang seperti ini," jelas Arya.

Arya juga menyinggung mengenai temuan hotel dari perusahaan BUMN yang sebelumnya sudah dibongkar oleh Erick Thohir.

"Kita punya hotel, ternyata ada 85 hotel di anak cucunya perusahaan BUMN," ungkap Arya.

Sehingga, ia menjelaskan, dari beberapa penemuan itu, mendorong Erick Thohir untuk membuat peraturan menteri (Permen).

Tujuan dari Permen BUMN itu menurutnya, untuk membatasi terbentuknya anak dan cucu perusahaan BUMN. "Akhirnya Pak menteri membuat Permen, membatasi seperti 'moratorium'," kata Arya.

Permen yang dikatakan Arya itu ternyata sudah dikeluarkan oleh Erick Thohir sebelum kasus penyelundupan Harley Davidson terbongkar. "Sudah keluar sebelum kasus Garuda," ungkapnya.

"Mungkin awalnya publik biasa saja melihatnya, tapi setelah melihat Garuda, akhirnya publik sadar," lanjut Arya. (R02)

Sumber: Tribunnews.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index