Heboh! Gara-gara Ucapan 'Selamat Ulang Tahun' ke Teman Laki-laki, Siswi Dikeluarkan dari Sekolah, Begini Kisahnya

Heboh! Gara-gara  Ucapan 'Selamat Ulang Tahun' ke Teman Laki-laki, Siswi Dikeluarkan dari Sekolah, Begini Kisahnya
SMP IT Nur Hidayah Solo I istimewa

RIAUSKY.COM - Seorang pelajar berinisial AN itu anak perempuan, kelas VIII SMP Islam Terpadu (IT) Nur Hidayah Solo. Ia dikeluarkan dari sekolah karena mengucapkan selamat ulang tahun atau happy birthday atau HBD kepada teman laki-laki. 

Sekolah ini beralamat di Jalan Kahuripan Utara Raya, Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Pada awalnya peristiwa itu ada yang mengungkapnya ke media sosial hingga menjadi viral dan kontroversial. Banyak netizen bingung, heran, bagaimana mungkin hanya gara-gara mengucapkan selamat ulang tahun, seorang siswi dikeluarkan dari sekolah. 

Anak perempuan pemberi ucapan 'selamat ulang tahun' dikeluarkan, sedangkan anak laki-laki penerima ucapan 'selamat ulang tahun' tidak dikeluarkan.

Bah, setelah apa yang terjadi di sekolah tersebut menjadi perbincangan luas, Kepala SMP IT Nur Hidayah, Zuhdi Yusroni, memberikan penjelasan kepada wartawan, Sabtu, 11 Januari 2020.

Zuhdi Yusroni mengatakan memang benar pihaknya telah mengeluarkan AN dari sekolah, telah menyerahkannya kepada orang tuanya. Pihaknya telah melakukan pendampingan sebelum mengeluarkan AN. 

"Siswi tersebut sudah berulang kali melakukan pelanggaran. Selama masa hukuman, dia kembali melakukan pelanggaran. Memang yang paling sering dilanggar itu hubungan komunikasi dengan lawan jenis."

Akumulasi pelanggaran terus dihitung sebagai poin pelanggaran. AN terpaksa dikeluarkan karena poin pelanggarannya sudah melebihi ambang batas. 

Sementara siswa yang menerima ucapan ulang tahun tidak dikeluarkan karena poin pelanggarannya belum mencapai batas maksimal untuk dikenai sanksi dikembalikan kepada orang tua.

Zuhdi mengatakan telah melakukan pembinaan kepada AN sejak pertama kali melakukan pelanggaran saat kelas VII. Orang tua AN juga sudah beberapa kali dipanggil ke sekolah. 

"Karena sejak akan bersekolah di sini, calon siswa sudah kami tegaskan tidak boleh berinteraksi berlebihan dengan lawan jenis. Itu termasuk pelanggaran berat, tapi ternyata itu tetap dilakukan."

Ia menilai ada yang tidak beres dengan psikologis AN, sebaiknya AN mendapat pendampingan khusus dari dokter. Karena itulah ia enggan memberikan surat pengantar pindah sekolah. 

Menurutnya surat pengantar tidak perlu diberikan untuk melindungi AN. "Kami ingin masalah ini tidak perlu meluas sampai ke sekolah baru." 

Viral sekarang, ternyata AN telah dikeluarkan dari sekolah sejak sebelum Ujian Akhir Semester (UAS) semester 1 kemarin. Namun AN tetap mengikuti UAS di SMP IT Nur Hidayah sambil orang tuanya mencarikan sekolah baru. 

"Kami beri kesempatan ikut UAS sebelum pindah. Justru dengan pindah sekolah, siswi ini bisa tetap melanjutkan pendidikan dengan normal. Kalau tetap di sini, pasti tinggal kelas, karena banyak pelanggaran yang dilakukan."

Walaupun tidak ada surat pengantar pindah, kata Zuhdi, AN telah mendapatkan sekolah baru. "Hari pertama masuk sekolah kemarin masih ke sini, anak dan orang tuanya. Tapi anak ini sudah dapat sekolah baru, sudah masuk."

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Surakarta, Etty Retnowati, mengatakan pihaknya memantau masalah AN. Ia memastikan AN sudah dapat sekolah baru di Laweyan, Solo. 

"Anaknya sudah dapat sekolah. Saya sudah tugaskan Kabid SMP kalau memang ada yang perlu ditindaklanjuti. Yang jelas, seluruh anak di Solo harus bersekolah. Silakan lapor ke kami jika tidak dapat sekolah." (R02)

Sumber: Tagar.id

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index