Sarankan Pemerintah Lakukan Lockdown, AHY: Pasti Berdampak pada Ekonomi, Tapi Keselamatan Manusia Lebih Utama

Sarankan Pemerintah Lakukan Lockdown, AHY: Pasti Berdampak pada Ekonomi, Tapi Keselamatan Manusia Lebih Utama
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

RIAUSKY.COM - Semua pihak prihatin dengan penyebaran virus corona alias covid-19, tak terkecuali Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang akhirnya juga angkat bicara. 

Mantan perwira TNI-AD yang baru terpilih sebagai ketum Partai Demokrat itu memberikan masukan kepada pemerintah, terkait penanganan penanggulangan virus korona.

Pertama, melakukan lockdown dalam jangka pendek, terutama di kota-kota yang paling berat terinfeksi Korona. Kebijakan itu dilakukan sampai situasi dianggap aman untuk dibuka kembali.

Dengan membatasi sementara pergerakan manusia dan menutup arus manusia ke luar dan ke dalam sebuah wilayah, diharapkan dapat menjaga kelancaran arus barang. Terutama bahan-bahan pokok. Maka, diharapkan bisa meminimalisi menyebarnya virus Korona.

“Lockdown pasti akan berdampak pada ekonomi, tapi keselamatan manusia dan masyarakat adalah yang pertama dan utama,” ujar‎ AHY dalam keterangan tertulisnya sebagimana dikutip dari JawaPos.com, Jumat (20/3).

Kedua, melakukan upaya penghentian penyebaran virus Korona di seluruh Indonesia secara intensif, masif, dan terkoordinasi. Kebutuhan melakukan rapid test secara masif untuk mendeteksi dan mengantisipasi penyebaran virus semakin mendesak.

“Selain itu, perlu disinergikan langkah koordinasi pusat dan daerah, serta koordinasi antardaerah. Kami juga memandang perlunya perbaikan akurasi serta transparansi data dan informasi terkait peta penyebaran korona, agar masyarakat lebih waspada dan kebijakan penanganannya lebih cepat dan tepat,” katanya.

Ketiga, melakukan relokasi anggaran dan prioritas pembiayaan yang diperlukan dalam operasi penanggulangan virus Korona. Utamanya fasilitas kesehatan. Semua pihak perlu melakukan evaluasi APBN untuk merelokasi anggaran negara, utamanya dari sektor-sektor yang bisa ditunda. Khususnya untuk meningkatkan kapasitas fasilitas dan tenaga kesehatan peningkatan perlindungan dan pemberian insentif yang memadai bagi para tenaga kesehatan.

“Saat ini langkah-langkah itu memang sebaiknya diarahkan di perkotaan karena tingkat kerentanan dan kepadatan penduduk yang tinggi. Tetapi, daerah juga harus dipersiapkan karena fasilitas di daerah cenderung masih terbatas. Jangan sampai kita terkejut dan terlambat,” ungkapnya.

Keempat, memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang sangat terpuruk dalam krisis ini. Kepada kelompok yang paling rentan kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat krisis Korona ini, perlu diberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau program jaring pengaman sosial lainnya; tujuannya untuk menjaga tingkat daya beli masyarakat, khususnya yang terkategori miskin dan tidak mampu (the bottom forty).

“Terhadap mereka kita juga harus meyakinkan bahwa pemerintah mampu menjaga stok dan menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasaran. Terutama menjelang datangnya bulan suci Ramadan dan Idul Fitri. Jangan sampai terjadi inflasi yang tidak terkendali,” katanya.

Kelima, merumuskan dan menjalankan kebijakan (policy response) serta tindakan pemerintah untuk menanggulangi gejolak ekonomi yang serius saat ini. “Kita tahu social distancing berpotensi menurunkan permintaan, produksi dan juga stok komoditas barang. Belum lagi ditambah oleh tekanan pasar modal (IHSG), tekanan depresiasi Rupiah, penurunan harga minyak global, serta potensi capital outflow secara besar-besaran,” kata suami Annisa Pohan itu.

Untuk itu, imbuh AHY, perlu dipertimbangkan relaksasi dan restrukturisasi kredit, terutama di kalangan pelaku UMKM. Tujuannya untuk memberikan kelonggaran kepada para pelaku UMKM tersebut dalam membayar kredit di tengah pelambatan ekonomi yang parah.

“Selain itu, kami juga mendukung kebijakan pemerintah untuk merelaksasi pajak penghasilan, pajak impor dan percepatan restitusi, sebagai respons cepat terhadap situasi ekonomi hari ini,” imbuhnya.

Keenam, AHY menyarankan pemerintah melakukan kerja sama dengan negara lain. Kerja sama itu untuk pengadaan alat kesehatan, khususnya test kit. Langkah itu dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Bisa juga sampai ditemukan dan diproduksi vaksin antivirus Korona.

“Karena ancaman Korona ini bersifat borderless, kami mendorong pemerintah untuk berkolaborasi dengan negara-negara ASEAN dan Kawasan Pasifik lainnya yang sudah berhasil mengatasi Covid-19, untuk saling mendukung dan memberikan bantuan,” tuturnya. (R01)

Sumber: Jawapos.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index