Gawat! Jika Tak Lockdown, Profesor Matematika Terapan Ini Prediksi 50 Persen Penduduk Jakarta Bakal Terinfeksi Corona

Gawat! Jika Tak Lockdown, Profesor Matematika Terapan Ini Prediksi 50 Persen Penduduk Jakarta Bakal Terinfeksi Corona
Ilustrasi: Warga padati Kota Tua Jakarta. KOMPAS.COM/Anggita Muslimah

RIAUSKY.COM - Indonesia saat ini sudah lebih dari 1000 orang terinfeksi virus corona dan yang meninggal lebih dari 100 orang. 

Dalam sehari, dilaporkan positif covid-19 secara nasional mencapai 100 lebih. Meski demikian, Pemerintah Joko Widodo belum menempuh kebijakan lockdown.

Pakar menilai, setengah populasi di Indonesia bisa positif corona jika negara ini tidak segera diberlakukan kockdown.
 
Adalah Hadi Susanto, seorang profesor matematika terapan di University of Essex di Inggris mengatakan, sebanyak 50 persen penduduk Jakarta dapat terinfeksi dalam 50 hari ke depan.

“Kami menggunakan Jakarta sebagai sampel dengan populasi sekitar 10 juta. Pada puncaknya, virus ini dapat menginfeksi 50 persen populasi, ‘kata Prof Susanto dikutip DailyMail, Senin (30/3).

Dia memperingatkan prediksi itu bisa lebih mengerikan jika Indonesia memilih untuk tidak melakukan lockdown atau penguncian

Presiden Joko Widodo saat ini menolak untuk lockdown. Dia lebih memilih untuk menekankan social distancing dan stay home.

“Para peneliti biasanya menyukai perhitungan mereka yang benar tetapi dalam kasus ini kami tidak ingin pemodelan kami benar, ‘kata Prof Susanto kepada The Australian.

“Kami tidak ingin 1 persen dari 50 persen populasi yang terinfeksi mati.” Katanya.

Sementara itu, peneliti surveilans penyakit dan biostatistik Iqbal Ridzi Elyazar dari Unit Penelitian Klinis Eijkman-Oxford menghitung angka dengan menilai waktu penggandaan untuk infeksi sejauh ini.

Dia katakan, Diperkiraan yang lebih konservatif menunjukkan bahwa sekitar 70.000 orang Indonesia dapat terserang virus pada akhir April nanti.

Mereka membandingkan tingkat mereka sendiri dengan Iran dan Italia, di mana virus menyebar dengan cepat, ke Cina dan Jepang, yang memiliki tingkat penyebaran yang lebih lambat.

Tingkat infeksi di Indonesia meningkat dua kali lipat dalam tiga hari terakhir. “Semakin pendek waktu penggandaan, semakin berbahaya,” kata Elyazar. (R01)

Sumber: Fajar.co.id

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index