Bahagia Bisa Nikahi Janda 71 Tahun, Duda 35 Tahun Ini Masih Punya Hasrat Ingin Punya Anak Lagi

Bahagia Bisa Nikahi Janda 71 Tahun, Duda 35 Tahun Ini Masih Punya Hasrat Ingin Punya Anak Lagi
Nuryani bercanda dengan istrinya, Yatemi, di ruang tamu rumahnya, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Nganjuk pada Jumat (12/6) lalu. (Andhika Attar - radarkediri.id)

RIAUSKY.COM - Betapa bahagianya Nuryani, 36, dan Yatemi, 71, pasangan suami istri (pasutri) yang baru melangsungkan pernikahan pada Kamis (11/6) lalu. 

Hal ini bisa terlihat dari candaan yang saling mereka lempar sembari duduk santai di ruang tamu rumahnya di Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk sehari setelah sah menjadi suami istri.

Keduanya duduk berdampingan di sofa hitam di sana dengan mesra. Selayaknya pasutri pada umumnya. Baik Yani – sapaan karib Nuryani –maupun Yatemi mengaku sama sekali tak mempedulikan omongan miring orang lain dengan statusnya tersebut.

Mereka justru mengaku bahagia dengan status barunya. “Toh, kami berdua juga yang menjalaninya. Pihak keluarga setuju saja dan juga merestui,” ujar Yani seperti dikutip dari Jawa Pos Radar Nganjuk.

Mengenakan baju santai dan sarung, Yani tampak baru bangun tidur. Maklum, kesibukan keduanya bertambah usai menikah. Terutama banyak mendapatkan kunjungan tamu dari berbagai kalangan. Salah satunya dari awak media yang tertarik dengan kisah cinta keduanya.

Baik Yani dan Yatemi mengaku tidak masalah dengan siapa pun yang ingin mendengarkan cerita roman dari pedalaman Kota Angin tersebut. Mereka dengan senang hati membagi anugerah cinta yang diberikan Tuhan. Termasuk, hal yang sensitif sekalipun.

Pria yang bekerja sebagai penjual bakso tersebut mengungkapkan masih ingin mendapatkan momongan lagi. Hasrat itu tak pudar meski Yani telah memiliki satu anak dari pernikahan sebelumnya. Begitu juga dengan Yatemi. Dia telah memiliki enam anak. Bahkan, telah momong sepuluh cucu.

“Masih dalam perbuatan,” celetuk pria berambut pendek tersebut ketika ditanya apakah masih ingin memiliki keturunan dari pernikahannya tersebut.

Meski terdengar cukup janggal di telinga mengingat umur istrinya yang telah memasuki kepala tujuh, Yatemi tidak membantahnya. Ia hanya tersipu malu sembari menepuk pundak suaminya tersebut. Tawa pun pecah di rumah yang masih berlantai tanah tersebut.

Keduanya memang tak segan melempar canda dan rayuan. Selayaknya anak baru gede (ABG) yang sedang dimabuk cinta. Terlebih, Yani memang senang menggoda istrinya tersebut. “Dia (Yatemi, Red) juga yang mengajak nikah duluan,” godanya yang disambut cubitan manja di paha Yani.

Mari mundur sedikit ke belakang. Pasti semua bertanya-tanya bagaimana jalinan asmara keduanya bermula. Memang, bagian tersebut menjadi bagian yang sangat menarik.

Keduanya saling mengenal sekitar lima tahun silam. Bermula dari Yani yang bekerja dengan Supar, 45, juragan bakso. Supar ini merupakan salah satu anak menantu Yatemi. Sebagai seorang ibu, tentu Yatemi seringkali membantu usaha anaknya itu. Di sanalah awal pertemuan pasutri tersebut.

Kala itu, Yani sendiri baru sekitar setahun menjadi duda. Ia telah bercerai dengan istri pertamanya pada 2014 silam. Meski memiliki seorang buah hati, namun hak asuhnya dimiliki sang mantan istri. “(Anak saya) ikut ibunya di Ponorogo,” timpalnya.

Meski telah menduda, Yani saat itu belum memiliki perasaan lebih terhadap Yatemi. Terlebih, kala itu Yatemi masih memiliki suami. Namun, sekitar tahun 2018, Yatemi ditinggal wafat suaminya. Praktis, statusnya telah sah menjadi janda.

Sama-sama berstatus duda dan janda, membuat peluang cinta bersemi semakin tinggi. Hingga akhirnya hubungan keduanya semakin mesra sekitar setahun ke belakang. Yatemi sendiri mengaku setelah ditinggal mantan suaminya meninggal, ia masih ingin membina rumah tangga kembali.

“Memang masih ingin menikah lagi,” aku Yatemi dengan suara lirih dan sedikit malu-malu.

Ia melihat Yani sebagai sosok pekerja keras. Tentunya, dengan umur yang masih tergolong muda, suaminya tersebut masih memiliki perawakan yang gagah. “Ya karena saya ganteng akhirnya dia jatuh cinta,” goda Yani kepada Yatemi.

Sementara itu, Yani mengaku bahwa perhatian yang diberikan Yatemi berhasil meluluhkan hatinya. Ia sendiri mengaku tidak bisa menjelaskan secara jelas benih cinta yang tumbuh tersebut. Namun, keduanya mengaku rasa kasmaran mereka mengalir begitu saja hingga akhirnya sejak sebulan lalu mereka mempersiapkan pernikahan ini.

“Kami sudah mencari tanggal baik. Akhirnya diputuskan menikah pada Kamis (11/6) kemarin,” sambung Yani.

Pihak keluarga diakui keduaya sangat mendukung niat baik tersebut. Tak terkecuali anak-anak Yatemi. Yang notabene berumur tidak jauh dengan Yani tersebut. “Juragan saya (Supar, Red) juga tidak keberatan saya menikah dengan ibu (mertuanya),” ungkapnya.

Pernikahan keduanya berlangsung secara sederhana. Akad nikah dilaksanakan di teras rumah Yatemi yang berlantai tanah. Meski tak seperti pernikahan kebanyakan, akad nikah sejoli yang usianya terpaut 35 tahun itu tetap jadi perhatian para tetangganya.

Pernikahan keduanya juga jadi perhatian Forkopimcam Ngetos. Akad nikah pernikahan dihadiri Camat Ngetos Bambang Harianto dan Kapolsek Ngetos AKP Gendut Wisoko.

Kedua orang penting di Kecamatan Ngetos itu tidak hanya menghadiri pernikahan. Melainkan juga menjadi saksi pernikahan. Dihadiri tokoh penting di Ngetos, Yani pun semakin mantap dan tegas saat mengucap ikrar dalam akad pernikahannya.

Ia menyerahkan mahar uang tunai Rp 100 ribu yang dibayar tunai. Keduanya pun langsung dinyatakan sah sebagai suami istri. “Rasanya tentu bahagia telah resmi menjadi suami dan istri,” pungkas Yani. (R04)

Sumber: Jawapos.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index