Fantastis, Prabowo Ajukan Anggaran Rp 129,3 T di 2021, Sudah Cukup?

Fantastis, Prabowo Ajukan Anggaran Rp 129,3 T di 2021, Sudah Cukup?
Prabowo Subianto

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto  mengajukan alokasi anggaran sebesar Rp 129,3 triliun pada tahun anggaran 2021 mendatang.

Dana fantastis itu bakal digunakan  untuk mencapai target pembangunan di bidang pertahanan.

Hal tersebut terungkap dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2021 yang bertajuk Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi, seperti dikutip CNBC Indonesia, Minggu (5/7/2020).

"Pagu indikatif Kementerian Pertahanan TA 2021 adalah sebesar Rp 129,3 triliun," tulis penjelasan dokumen tersebut.

Alokasi anggaran itu bersumber dari rupiah murni sebesar Rp 113,1 triliun, penggunaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 2,1 triliun, penggunaan BLU Rp 3,1 triliun, dan SBSN Rp 900 miliar.

"Anggaran tersebut digunakan untuk mendukung pencapaian target prioritas pembangunan nasional di bidang pertahanan."

Adapun program-program Kemenhan antara lain porgram penggunaan kekuatan, program modernisasi alutsista dan non alutsista dan sarana prasarana pertahanan, program pembinaan sumber daya pertahanan, dan program profesionalisme dan kesejahteraan prajurit.

"Selain itu, alokasi rupiah murni juga ditujukan untuk penyelesaian proyek/kegiatan yang ditunda/terhambat akibat adanya pandemi Covid-19 di TA 2020," tulis dokumen tersebut.

Dalam dokumen ini, disebutkan beberapa sasaran output strategis Kemenhan pada 2021. Salah satunya, adalah dukungan pengadaan alat utama sistem senjata TNI (alutsista) sebanyak 5 paket.

Kemudian, dukungan pengadaan munisi kaliber kecil sebanyak 1 paket, dukungan pengadaan atau penggantian kendaraan tempur sebanyak 12 unit, hingga KRI, KAL, Alpung dan Ranpur/Rantis Matra Laut sebanyak 14 unit.

"Dukungan pengadaan/penggantian pesawat udara dan lainnya sebanyak 4 unit," tulis dokumen tersebut.
Baca: Prabowo Mau Beli 4 Jet Tempur di 2021, Sukhoi Su-35?


Pakar militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai tidak penting besaran nominal anggaran yang diajukan Kemenhan, melainkan pengalokasiannya ditujukan untuk apa.

"Bagi saya tidak penting berapa angkanya. Namun lebih penting lagi buat apa saja angka tersebut. Saya melihat ini seperti ya cuma beli new toys saja, sehingga dipercaya bisa menjadi kuat dengan itu," ujar Connie kepada CNBC Indonesia, Minggu (05/07/2020).

Menurut dia, ada dua masalah mendasar terkait pertahanan Indonesia problem environment dan problem internal. Problem environment ada pada sub problem yaitu politik luar negeri (LN) dengan potensi embargo alutsista luar negeri dan makroekonomi yang sedang defisit.

Sementara problem internal adalah integrated system constrain atau masalah tidak terpadunya sistem. Ini berasal dari dua sumber yang saling berkelindan, yaitu integrated system constraint atau keterbatasan sistem untuk tepadu dan integrated mentality constraint atau keterbatasan mentalitas terpadu.

Connie menjelaskan, kondisi ini membuat sistem militer Indonesia tercerai berai atau negara kesatuan yang tidak memiliki pertahanan terpadu. Ini berarti sulit untuk mengoperasikan alutsista modern yang membutuhkan kemampuan network centric rarfare.

"Saya pikir hal fundamental inilah yang harus diselesaikan terlebih dulu. Bukan belanja gila-gilaan," tegasnya.

CNBC Indonesia sudah berusaha menghubungi Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak perihal rencana anggaran Kemenhan di 2021. Namun hingga berita ini ditulis belum ada respons yang diberikan Dahnil.(R04)

 

Sumber Berita: cnbcindonesia.com
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index