Bangun Ekonomi Masyarakat, Pemkab Meranti Gelar Seminar Sehari

Bangun Ekonomi Masyarakat, Pemkab Meranti Gelar Seminar Sehari

SELATPANJANG (RIAUSKY.COM) - Pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Meranti menggelar seminar sehari peningkatan pengetahuan dan memberdayakan masyarakat dalam mengelola potensi daerah. Kegiatan ini  menghadirkan narasumber Dr Marcelino Padin bagian pemberdayaan di Food And Agricultural Organization (FAO) PBB dan Dr. Ir. Nursigit Bintoro M.Sc, peneliti sagu dari Universitas Gajah Mada (UGM).

Pj Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Edy Kusdarwanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini digelar  dalam rangka memberdayakan masyarakat untuk mengelola segala sektor yang tersedia dari potensi daerah.

"Dari sini kita memulai bagaimana membangun ekonomi masyarakat dari sektor pertanian dan perkebunan yang belum terkelola baik dan terintegrasi," kata Edy, Senin (15/2/2016).

Dr Marcelino Padin bagian pemberdayaan di Food And Agricultural Organization (FAO) PBB secara singkat menjelaskan bahwa apa yang masyarakat konsumsi dan masyarakat produksi semuanya harus berawal dari daerah.

"Apa yang kita konsumsi dan apa yang kita gunakan sehari- hari harus berawal dari bahan baku daerah dan tidak serta merta harus terikat dari luar daerah. Sebagai contoh di meja makan ada nasi berserta lauk pauk dan sayur mayur, di usahakan agar beras dan bahan makanan tersebut berasal dari kebun atau daerah sendiri, sehingga dengan begitu sudah memberdayakan para petani lokal," kata Marcelino.

Sementara itu peneliti sagu dari Universitas Gajah Mada (UGM), Ir. Nursigit Bintoro M.Sc  menjelaskan bahwa masyarakat Kepulauan Meranti harus mampu mengolah sagu menjadi produk andalan sehingga bahan baku sagu tersebut tidak di olah ditempat lain.

"Kita harus mampu mengolah sagu ini menjadi produk unggulan, ini merupakan tugas kita semua untuk memberdayakan masyarakat agar sagu ini tidak diolah ditempat lain. Sagu itu sangat memakmurkan, sangat pantas lah Meranti mekar menjadi kabupaten sendiri," kata Bintoro.

Dosen jurusan teknik pertanian itu juga mengibaratkan bahwa sagu di Meranti merupakan potensi yang tertidur bagi Indonesia.

"Sagu bisa diolah menjadi berbagai produk, bisa di olah menjadi plastik, gas, bahan kosmetik dan gula cair. Jika sagu sudah mencapai 50 ribu hektar ini sudah bisa mengatasi kekurangan gula bagi Indonesia dan masyarakat miskin lainnya, ini tantangan buat kita semua dan ujung tombaknya adalah kita semua," jelas Bintoro. (R16)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index