Soal Larangan Ekspor Benih Lobster, Adik Prabowo: Kita yang Besar Bukan Vietnam, Susi Keliru...

Soal Larangan Ekspor Benih Lobster, Adik Prabowo: Kita yang Besar Bukan Vietnam, Susi Keliru...
Hashim Djojohadikusumo/net

JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Meskipun kader Gerindra ditangkap karena kasus ekspor benur, namun adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengatakan tak ada yang salah dengan ekspor benur.

Hashim malah menilai kalau kebijakan eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melarang ekspor benih lobster keliru.

Bahkan menurutnya, apabila ekspor benih lobster bisa dilakukan Indonesia akan menjadi negara terkuat untuk produk kelautan. Bahkan, Hashim menyatakan Susi juga melarang budi daya lobster di masa jabatannya.

"Menurut saya banyak orang bilang Indonesia itu berpotensi superpower produk kelautan. Kita yang besar, bukan Vietnam! Kebijakan menteri lama ini keliru. Budi daya lobster juga dilarang itu keliru, Susi keliru menurut saya," ujar Hashim saat melakukan konferensi pers di bilangan Pluit, Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).

Maka dari itu saat Edhy Prabowo menjabat Menteri KKP menggantikan Susi, Hashim mengaku meminta Edhy untuk membuka keran ekspor benih lobster.

"Lalu menteri baru yang memang kebetulan dari partai Gerindra, ya saya ajukan, ketemu lah sama Edhy. Saya usulkan, 'Ed, berikan lah izin sebanyak-banyaknya, kalau saya, Ed buka saja sampai 100 usaha pun buka saja'. Karena pak Prabowo nggak mau monopoli, Partai Gerindra nggak mau monopoli," ungkap Hashim.

Menurutnya, kebijakan itu membuat rugi banyak nelayan kecil. Selain ekspor benih lobster, menurutnya yang juga jadi andalan adalah ekspor teripang.

"Justru yang dirugikan banyakan nelayan. Banyak nelayan miskin itu ditutup budi daya. Di Jawa Barat, NTT, NTB, itu keliru. Saya setuju ekspor lobster, dan juga teripang," kata Hashim.

"Malah menurut saya itu teripang lebih bagus lagi, sea cucumber, tujuan Sara itu sebenarnya teripang. Lobster itu hal ketiga keenam ke tujuh, dia dicari sama orang Jepang untuk medis," lanjutnya.

Di sisi lain, anak Hashim, Saraswati Djojohadikusumo mengatakan untuk budi daya lobster sangat mahal. Maka dari itu dirinya butuh melakukan ekspor benih lobster.

"Sekali lagi tolong nonton Talk with Sara dengan Prof Effendy Ghazali dan pak Bayu Priyambodo Phd. Mereka jelaskan secara finansial berat sekali lakukan budi daya lobster, untuk ekspor ini kenapa akhirnya kami mau masuk," ujar Sara.

Lebih jauh Sara mengatakan sebetulnya stok benih lobster sangat banyak ada di Indonesia sementara untuk melakukan budi daya sangat mahal. Menjual benih lobster menurutnya bisa mendatangkan keuntungan untuk menjadi modal budi daya.

"Dari data KKP itu sejak 2019 sejak Menteri yang lama sebelum Pak Edhy data menunjukkan jumlah stok benih lobster miliaran jumlahnya. Kalau kita mau menjadi superpower salah satunya untuk supply dana budi daya karena nggak punya kemampuan saat ini untuk melakukan budidaya miliaran benih itu maka kita butuh ekspor benih lobster," ujar Sara. (R01)

Sumber: Detik.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index