Harga Karet Anjlok, Bupati Achmad Ajak Masyarakat Cari Alternatif

Harga Karet Anjlok, Bupati Achmad Ajak Masyarakat Cari Alternatif
Achmad

PASIRPANGARAIAN (RIAUSKY.COM) - Petani Karet Kian menjerit akibat harga karet tak kunjung naik, di tengah perekonomian masyarakat yang kian Sulit, Partono misalnya petani karet, di desa Rambah Muda kecamatan Rambah Hilir, mengaku pusing melihat harga karet yang tak kunjung naik hingga saat ini.

"Jangan kan beli yang lain bang, harga 1Kg karet saja gak bisa membeli 1/2 Kg beras. Apaklagi beli keperluan lainya mas. Bayangkan saja, 1 Kg karet harganya hanya Rp. 4 ribu/Kg nya. Sedangkan harga beras sekarang sudah mencapai Rp 12 Ribu/Kg nya," keluhnya, Selasa, 8 Maret 2016.
 
Ia menambahakan, melihat kondisi saat ini, dirinya hanya bisa mengelus dada akibat harga karet tak kunjung naik. Sehingga beban ekonomi keluarganya semakin banyak, terlebih bahan sembako merangkak naik.
 
Bukan hanya itu saja, bebanya semakin berat, pasalnya tidak lama lagi anaknya akan memasuki sekolah  baru. Tentunya memerlukan dana ‎yang besar, harga keret tak kunjung naik. Bagaimana, dirinya bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
 
"Saya biasanya dalam seminggu mendapatkan sekitar 1 Kwintal dari 1 hektar. Nah kalau harganya cuman Rp.4 ribu saya cuman terima Rp. 400 ribu, itu belum potongan-potongan lainya," imbuhnya. 
 
Dirinya berharap, pemerintah bisa mencari solusi permasalahan rendahnya harga karet. Sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
 
"Pemerintah tolong naikan harga karet, supaya kebutuhan kami bisa terpenuhi," imbuhnya.
 
Menanggapi persoalan harga karet yang masih rendah, Bupati Rokan Hulu (Rohul) Drs. H. Achmad M.Si, mengungkapkan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi permasalahan harga karet. Pasalnya, yang menentukan harga tersebut adalah pasar internasional dan pusat. 
 
Walaupun begitu, pihaknya akan tetap mencari solusi dalam menghadapi  permasalahan ‎rendahnya harga karet. Dimana salah satu solusi dan upaya yang sedang pihaknya lakukan, yakni dengan meningkatkan produksi komuditi lainya, seperti palawija, dan tanaman kurma.
 
Dirinya menilai, tanaman palawija dan kurma mempunyai pasar yang cukup bagus. Untuk itulah, diharapkan kedepanya masyarakat tidak lagi bergantung kepada satu komuditi saja. Sehingga bila harga komuditi jatuh, komuditi yang lain bisa dimanfaatkan.
 
"Saat ini kita sedang mengembangkan pohon kurma di Rohul, dan harga 1 Kg mencapai Rp150 ribu. Kan lebih baik dari karet dan Sawit, nah kurma sudah berhasil di Tahiland, kita juga sudah bekerjasama dengan mereka untuk mengembangkan kurma di Rohul," ucapnya.
 
Untuk itulah, pihaknya dalam waktu dekat akan mengalakan tanaman palawija dan kurma, dalam mengatasi permasalahan harga karet. Sehingga dapur masyarakat tetap berisi. 
 
"Saya juga sudah melihat penemuan pupuk yang sangat luar biasa. Yang dapat meningkatkan hasil produksi hingga 4 sampai 5 kali lipat. Dan kita akan terapkan ke pada para petani kita," pungkasnya. (Advertorial/R19)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index