Kampung Dayun Siak Juara 1 Lomba Desa Wisata se Riau

Kampung Dayun Siak Juara 1 Lomba Desa Wisata se Riau
Penyerahan penghargaan oleh Gubernur Riau kepada Penghulu Dayun Nasya Nugrik. 

SIAK (RIAUSKY.COM)- Gubernur Riau, H Syamsuar memberikan anugerah kepada Kampung Dayun sebagai pemenang juara 1 lomba desa wisata tingkat Provinsi Riau. Kegiatan lomba ini ditaja oleh Dinas Parwisata (Dispar) Riau.

Pengumuman dan pemberian anugerah lomba itu digelar di Kawasan Embung Terpadu Dayun, Desa Dayun, Kabupaten Siak, Riau, pada Jumat (19/11/2021). 

Kepala Desa (Kades) atau Penghulu Kampung Dayun, Nasya Nugrik, hadir menerima langsung anugerah tersebut.

Gubernur Riau, H Syamsuar memberikan anugerah kepada Penghulu Dayun, Nasya Nugrik. 

Sebelumnya, Kampung Dayun merupakan desa tertinggal. Namun, sejak Nasya Nugrik menjabat sebagai penghulu, kategori desa itu, naik menjadi desa berkembang, desa maju, dan saat ini telah menjadi desa mandiri.

Niat awalnya, Nasya Nugrik, tidak memiliki konsep serius untuk membangun desa wisata. Tapi ia hanya berniat iseng-iseng membangun lokasi untuk mengusir rasa jenuh, bagi warga Kampung Dayun.

Kawasan Taman Nasional Zamrud

"Awalnya kami hanya membuat taman berkonsep kawasan hujau dan tempat olahraga. Pembangunannya berkolaborasi dengan Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako (BOB BSP) Pertamina Hulu. Taman ini tujuannya sebagai tempat singgah dan parkir untuk wisatawan masuk ke Taman Nasional Zamrud dan inilah yang menjadi dasar awal," ujar Nasya, ketika diwawancarai, Jumat (19/11).

Di sekitar kawasan taman itu, Nasya bersama Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling) Kampung Dayun, memanfaatkan embung atau kolam yang awalnya hanya difungsikan untuk pencegahan kebakaran lahan manjadi kawasan wisata.

Penghulu Kampung Dayun, Nasya Nugrik (kanan) ketika mengunjungi Taman Nasional Zamrud. 

"Dulu ada pembiayaannya menggunakan anggaran dana desa, melalui program pencegahan kebakaran untuk membuat embung. 

Fungsinya untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran.

Tapi lama kelamaan kebakaran sudah tidak ada. Embung ini akhirnya ditumbuhi semak belukar," kata Nasya.

"Akhirnya terfikir oleh kami untuk membuat kawasan wisata embung terpadu. 

Jadi embung ini bisa untuk pencegahan kebakaran, peternakan ikan, dan bisa juga untuk tempat wisata warga sekitar, Nasya menjelaskan.


Kawasan embung terpadu Kampung Dayun

Nasya membeberkan, Keyakinan atau dasar percaya dirinya untuk membuat kawasan wisata ini, adalah dari data jumlah penduduk. Ia menjelaskan, data jumlah penduduk Kampung Dayun sekitar 12.000 jiwa.

"Jika dalam satu bulan ada satu persen warga yang merasa jenuh dan butuh rekreasi, artinya sedikitnya ada 120 orang yang akan berkunjung ke objek wisata kawasan embung terpadu. Jumlah ini baru untuk satu desa, belum lagi penduduk desa lainnya yang ingin datang berwisata," beber Nasya.

"Akhirnya kita bangunlah kawasan ini dengan menggunakan dana desa. Kami juga telah membuat Peraturan Desa (PerDes) tentang Pendapatan Asli Desa (PAD) dan Aset Desa. Nilai investasi di kawasan wisata ini sudah mencapai 2 miliar rupiah," ungkapnya.


Wahana Monkey Bridge

Kini objek wisata kawasan embung terpadu Kampung Dayun telah memiliki sejumlah wahana, yakni Flyingfox, Shaking bridge, Monkey bridge, Mini outbond sepeda air, kereta putar, mobil remote dan permainan tradisional.

Bahkan sejak dibuka bulan Juni 2021 lalu, jumlah kunjungan wisatawan lokal yang datang bisa mencapai ribuan orang per bulannya. Setiap hari libur wisatawan datang silih berganti dari pagi hingga sore, dengan pengawasan dan himbauan harus mematuhi protokol COVID-19 secara ketat dan disiplin.

"Kami mulai bangkit sejak tahun 2021. Sebelumnya pada tahun 2020 kami tak ada aktifitas  sama sekali. Tutup lantaran kasus pandemi COVID-19 sangat tinggi. Pusing kepala kami, karena telah dibangun, namun perawatan harus tetap jalan. Setelah level PPKM turun beberapa bulan ini, akhirnya kami membuka kembali aktivitas wisata ini.


Kawasan embung terpadu Kampung Dayun

Untuk 1 wahana (flying fox), pada hari minggu, imbuh Nasya bisa mendapat 3 juta rupiah. Paling rendah bisa menghasilkan 1 juta 700 ribu rupiah. Jumlah penghasilan ini didapat dalam jangka waktu satu hari saja, khusus hari libur.

"Jumlah pendapatan ini belum ditambah lagi dengan pemasukan dari wahana lainnya. Hasilnya dibagi untuk Pokdarwis dan Desa," beber Penghulu Nasya.(mcr)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index