RENGAT (RIAUSKY.COM) - Anjloknya harga TBS Sawit di tingkat petani swadaya di Inhu sampai saat ini masih berlangsung.
Harga pembelian TBS sawit petani masih jauh di bawah standar dari harga ketetapan yang di tentukan pihak Dinas Perkebunan Provinsi Riau per tgl 11-17 Mei-2022.yaitu sebesar Rp Rp.2900 lebih/kg nya.
Ternyata pihak ram/ peron tempatan hanya membeli TBS sawit Petani Rp1600-Rp1.700 per kilogramnya. Artinya terjadi selisih harga ketetapan Disbun Propinsi Rp1.200 hingga Rp1.300 / kg.
Terkait itu, Anggota Komisi II DPRD Inhu Chandra Saragih mengaku sangat menyayangkan terkait anjloknya harga TBS sawit itu.
Seyogianya, kata dia, situasi tersebut tidak terjadi, karena efeknya sangat fatal terhadap kesejahteraan petani, khususnya di Inhu.
Karena itulah, sebut dia, DPRD Inhu juga akan pertanyakan kepada pihak pabrik PKS mengenai harga dan pola penetapannya.
Perlu di ketahui, bahwa sebelumnya juga telah terjadi anjloknya harga TBS Sawit di Inhu antara tgl 23-28 April kemarin.
Penurunan harganya juga sangat signifikan di tingkat petani. Bahkan TBS sawitnya sampai ada yang di hargai rp.700-800.di tingkat pengepul.
Bahkan di tingkat ram / peron pun paling tinggi saat itu di hargai Rp1.100-1.200 Per kg nya. Dengan alasan karena di pabrik juga harga TBS turun.
Padahal, pada saat bersamaan harga ketetapan pemrintah melalui Disbun ketika itu Rp 3.900 lebih per kg nya.
''Ini menjadi dilema pada petani sawit di Inhu saat ini yang semakin menjerit,'' kata dia.
Dikatakan dia, seharusnya pihak PKS yang ada punya ada rasa nasionalisme terhadap para petani sawit yang ada di Inhu.
Selain itu, industri juga harus bijak menjalankan dan menyesuaikan dengan harga DMO yang ada.sehingga tidak terjadi hal serupa saat ini dan kedepan.
Komisi II DPRD Inhu, sebut Candra Saragih yang juga ketua fraksi PDIP berharap kepada Bupati inhu Rezita Meylani agar memanggil para pengusaha Pabrik PKS yang ada di Inhu guna untuk mendudukan persoalan anjloknya harga TBS sawit di maksud agar tidak berkepanjangan.
''Kasihan kita pada petani sawit yang ada di Inhu. Karena permasalahan yang dihadapi juga sudah sangat berat. Bayangkan, harga pupuk dan herbisida harganya saat ini kian melambung tinggi.Artinya tidak sebanding bila harga sawit malah anjlok. Perlu peran pemerintah daerah,''harap Candra Saragih. (R07)
Listrik Indonesia