PASIRPANGARAIAN (RIAUSKY.COM)- Tugas menjadi seorang polisi bagi sebagian besar orang mungkin dianggap enak dan menyenangkan. Duduk dikantor, melakukan razia atau memberi penyuluhan dari satu tempat ke tempat lain.
Namun, mungkin tidak mudah bagi lelaki berpangkat Brigadir Kepala ini. Bertugas jauh dari keramaian, goegrafis wilayah yang sulit untuk dijangkau serta dukungan infrastruktur telekomunikasi.
Tapi, hal tersebut tak membuatnya lemah, apalagi menjadi patah semangat. Sikap masyarakat di tempatnya bertugas yang masih penuh dengan suasana kekeluargaan, persaudaraan dan kentalnya peran adat istiadat, membuatnya merasa menemukan inilah medan perjuangan sebagai aparat penegak hukum yang harus dijalani.
Namanya Bripka Juni Syukri. Dia bertugas sebagai seorang anggota Polisi Republik Indonesia (Polri). Kisah Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) Cipang Kiri dan Kanan kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ini mungkin super heroik. Dia bertugas dibalik gunung dan jalanan yang cukup terjal. Parahnya lagi, jaringan komunikasi seluler pun tidak dapat diakses di tempat dia bertugas.
Meski begitu, itu bukanlah hambatan baginya untuk menunjukkan sebuah pengabdian pada masyarakiat dan institusi tempat dia bertugas, kepolisian. Bripka Juni Syukri tetap bekerja dengan ikhlas demi memberikan pelayanan prima kepada masyarakatnya demi tugas negara yang dibebankan kepadanya.
" Demi tugas Negara sebagai Anggota Polri, meski tak ada jaringan komunikasi, saya akan bekerja untuk memberikan kenyamanan dan ketenteraman kepada masyarakat," kata Bripka Juni Syukri, Ahad (27/3/2016) di saat melakukan patroli di Desa Cipang Kiri Hilir Tibawan kepada wartawan spirit Riau.
Dikatakannya, selain desa yang menjadi wilayah tugasnya tidak memiliki jaringan komunikasi, akses jalan menuju kawasan ini sangat jauh, yakni 25 KM dari kelurahan Rokan yang merupakan ibu kota kecamatan Rokan IV Koto, dan butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke Ibu kota kabupaten Rokan Hulu, Pasir Pangaraian atau dengan jarak tempuh sekitar 60 kilometer dengan kondisi ruas jalan yang rusak parah dan terjal.
Bila hujan, jalan lintas menuju kawasan ini, pastilah akan sangat sulit untuk ditempuh. Licin dan becek. jangankan sepeda motor, mobil pun akan sulit untuk menjangkaunya.
Belum lagi ruas jalan yang di kanan dan kirinya terdapat jurang yang terjal. Karena itulah, setiap pengguna kendaraaan perlu kehati-hatian dan kewaspadaan saat melintasi kawasan di wilayah yang dia bina.
"Selain jarak yang ditempuh sangat jauh, kondisi jalan juga sangat bahaya dan sulit dilalui karena dikanan kiri jalan terdapat jurang," ungkapnya.
Bapak dua anak ini menjelaskan terlepas dari segala keterbatasan baik jalan dan jaringan komunikasi, dirinya sangat senang bertugas di Desa Cipang Kiri dan Kanan, sebab masyarakatnya apabila terjadi suatu masalah, mereka mau untuk bermusyawarah mencari jalan keluar dan solusi sehingga permasalahan itu cepat diselesaikan.
"Disini masyarakatnya masih kuat tentang adat, jadi apabila ada masalah kepala suku cepat memanggil anak-kemenakan untuk mencari solusi permasalahan," ucapnya.
Untuk kasus kriminalitas di wilayah tugasnya, Syukri mengaku sangat minim terjadi, sebab menurutnya kehidupan masyarakat baik di Cipang Kiri dan Cipang Kanan sangat sederhana dan tidak ada yang berlebihan, sehingga tingkat kriminalitas sangat jarang terjadi.
Lebih lanjut diterangkannya, dalam waktu dekat dirinya akan membuat suatu program "Rumah Pintar" dimana nanti dalam program itu, dia akan membangun semacam Perpustakaan mini didekat kantor Desa setempat yang nantinya anak-anak dapat belajar untuk mengetahui dunia melalui buku.
"Insya Allah dalam waktu dekat kita akan meluncurkan Rumah Pintar, sebab disini banyak anak-anak yang putus sekolah akibat keterbatasan finansial keluarganya," ucapnya optimis. (R01/src)
Listrik Indonesia