Kepala Balai TNTN Diancam Usai Tangkap Perambah Hutan Lindung di Riau

Kepala Balai TNTN Diancam Usai Tangkap Perambah Hutan Lindung di Riau
Dinding Kantor SKW 1 Balai TNTN di Desa Teluk Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan, Riau, yang dicoret massa dengan kata-kata mengancam, Selasa (27/9/2022).(Dok. Balai TNTN)

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Kantor Seksi Pengelola Wilayah (SPW) 1 Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan, Riau, digeruduk massa, Selasa (27/9/2022).

Hal ini terjadi setelah tim Balai TNTN menangkap sembilan perambah hutan lindung. Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro mengatakan, massa yang datang ini berjumlah ratusan orang. 
Namun, kantor saat itu kosong karena petugas sedang melakukan patroli. 
"Massa melakukan aksi mencoret dinding kantor dengan kata-kata mengatai saya," sebut Heru dilansir dari Kompas.com Rabu (28/9/2022). 
Tulisan massa di dinding kantor itu mengancam Kepala Balai TNTN. "Kepala balai cabut laporan mu atau kepala mu kami cabut," tulisan massa di dinding kantor itu yang dilihat Kompas.com dari foto yang dikirim Heru.

Heru mengatakan, massa yang datang ini buntut dari penangkapan sembilan perambah hutan TNTN tiga minggu lalu. 
"Kemungkinan kedatangan mereka terkait penangkapan pelaku perambah itu. Kita menemukan ada hutan yang dirambah. Namun, mereka memperlihatkan Surat Keterangan Tanah (SKT) yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Air Hitam," kata Heru.

Setelah itu, Heru mengirimkan surat kepada Kepala Desa Air Hitam untuk menghentikan dan mencabut penerbitan SKT dalam kawasan hutan.

Pasalnya, kepala desa tersebut sudah menerbitkan sebanyak 1.500 SKT dalam kawasan TNTN.

"(Kepala Desa) sempat mengaku sudah 1.500 SKT yang diterbitkan dalam kawasan Taman Nasional. Satu SKT itu luasnya ada yang 2 hektar. Tapi enggak tahu juga apakah ada yang lebih. Jadi, ini kan menyalahi aturan, makanya saya surati kepala desa untuk menghentikan dan mencabut kembali SKT yang ada di dalam kawasan TNTN," sebut Heru.

Diberitakan sebelumnya, perusakan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, masih terus terjadi. 
Hutan yang menjadi tempat salah satu perlindungan gajah sumatera, itu sebagian besar sudah digundul orang tak bertanggung jawab untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Saat ini sudah puluhan ribu hektar kawasan TNTN yang dirambah dan menjadi kebun sawit.

"Kawasan TNTN itu luas totalnya 81.000 hektar. Kemudian kita identifikasi ada 40.000 hektar itu sudah jadi kebun sawit, 28.000 hektar areal terbuka dan semak belukar. Kemudian 13.000 masih hutan alam primer yang mesti kita amankan dan dijaga agar tidak dirusak lagi," ungkap Heru saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (27/9/2022) malam. 
Heru mengatakan, tim Balai TNTN rutin melakukan patroli melakukan pencegahan perambah hutan.

Petugas menginap di tengah hutan secara bergantian. Namun, masih ada saja orang yang curi-curi membabat hutan lindung untuk dijadikan lahan perkebunan.

Tiga pekan lalu, ada sembilan perambah hutan TNTN di wilayah Desa Air Hitam, Kabupaten Pelalawan ditangkap.

Petugas menyita dua unit chainsaw atau gergaji mesin untuk menebang kayu oleh para pelaku. Setelah ditanya petugas, mereka mengaku lahan itu miliknya dengan menunjukkan Surat Keterangan Tanah (SKT) yang diterbitkan Kepala Desa Air Hitam berinisial TS.

"Pada saat ditanya apa dasar membuka lahan di kawasan TNTN ini, ternyata mereka menunjukkan Surat Keterangan Tanah yang diterbitkan oleh Kepala Desa Air Hitam," sebut Heru.

Ia mengatakan, kesembilan pelaku tidak diproses secara hukum. Melainkan hanya diberikan pembinaan. 
"Kita pembinaan saja sifatnya. Karena, (mereka) orang-orang kecil kan. Kalau saya katakan mereka ini korban penipuan, karena tanah yang dibuatkan SKT itu berada di dalam kawasan TNTN. Apakah tanah itu diperjualbelikan saya tak tahu juga," kata Heru.

Heru mengaku, akan terus berupaya mempertahankan hutan yang tersisa dari pelaku perusakan, meski ada tekanan.

"Hutan ini kan mestinya kita rawat dan kita jaga. Kalau upaya kita sudah maksimal untuk mencegah pelaku perambahan. Tapi, ya begitulah kita kadang dapat tekanan-tekanan," kata Heru.(R02)

Sumber Berita: kompas.com

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index