Irmah Gusman: Bila Tol Sumbar-Riau Tuntas, Sumatera Tengah Bisa Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi

Irmah Gusman: Bila Tol Sumbar-Riau Tuntas, Sumatera Tengah Bisa Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Irman Gusman

PADANG (RIAUSKY.COM) - Pembangunan jalan Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Sumbar dengan Riau perlu didorong percepatan pembangunannya. Apalagi ini proyek strategis nasional yang bisa mempercepat akses transportasi orang, barang dan jasa antar-provinsi di Sumatera bagian tengah.

“Untuk itu, berbagai persoalan berkaitan dengan pembebasan lahan mesti diatasi secara baik dengan komunikasi intens pemerintah daerah bersama masyarakat melibatkan tokoh niniak mamak yang berada di daerah yang akan dibangun tol,” ujar Tokoh Nasional asal Sumbar Irman Gusman seperti dilansir Padang Ekspres, Jumat (13/1/2023) lalu.

Apabila akses jalan tol Padang-Sicincin dan Payakumbuh-Pangkalan selesai, lalu terhubung ke tol Bangkinang-Pekanbaru, lanjut Pekanbaru-Dumai, maka semakin terbuka dan cepat akses orang, barang dan jasa provinsi yang berada di Sumatera Bagian Tengah ke Malaysia. Begitu pula sebaliknya.

Hal itu, menurut Irman bukan hanya isapan jempol karena sudah ada rencana yang muncul sejak masa Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dulu untuk membangun jembatan yang menghubungkan Dumai dengan Melaka, Malaysia.

Pada September tahun lalu, berdasarkan informasi yang diperolehnya rencana ini kembali mencuat. Diharapkannya dengan adanya pertemuan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim beberapa hari lalu, rencana ini juga bisa jadi salah satu perhatian.

Pemerintah daerah di Sumbar, Riau, Jambi dan Bengkulu juga perlu duduk bersama melakukan pembicaraan untuk itu sebelum tol selesai. Apalagi dampak ekonomi jangka panjangnya tidak hanya ke Dumai, Riau, namun juga  perekonomian dan masyarakat tiga daerah lainnya.

“Secara lebih luas, akses jembatan ini bukan hanya untuk lalu lintas mobil dan arus pariwisata serta bisnis yang bakal meningkat, namun juga membuka pasar ekspor listrik Sumbar yang telah surplus ke Malaysia. Tinggal bentangkan kabel di jembatan itu. Begitu pula dengan gas, bisa pasang pipa. Selain itu, tentu saja pasar ekspor komoditi ke kawasan Asia Timur dan Eropa jadi lebih efisien. Sementara Pelabuhan Teluk Bayur tetap fokus ke poros barat ke Afrika, Timur Tengah dan India,” jelas tokoh yang pernah menjabat Ketua DPD RI dua periode itu.

Kalau akses ini terbuka dalam 10-15 tahun ke depan, maka akan luar biasa besar dampaknya bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia dengan Malaysia tidak hanya terhubung melalui akses penerbangan, tapi juga bisa diakses melalui transportasi darat.

Provinsi di Sumatera bagian Tengah yakni Sumbar, Riau, Jambi dan Bengkulu bisa jadi pusat pertumbuhan ekonomi karena lalu lintas antar provinsi serta ke pasar luar negeri semakin dekat dan jalannya bagus. Apalagi Jakarta bakal tidak lagi seperti sekarang magnet ekonominya ketika ibukota negara telah pindah ke Kalimantan.

“Jadi, kita melihatnya bukan hanya lima tahun, tapi 10-15 tahun ke depan. Akses provinsi di kawasan Sumatera bagian tengah harus semakin luas terbuka. Untuk itu, kita di Sumatera Bagian Tengah harus bersiap-siap untuk itu. Program strategis nasional jalan tol harus dipercepat realisasinya. Masyarakat harus diberikan informasi yang detail dan transparan. Bukan saja soal teknis ganti rugi, tapi juga sosialisasikan dampak jangka panjangnya bagi perekonomian dan kesejahteraan anak-cucu ke depan,” tukasnya. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index