Malang! Anak Gajah Bernama Damar Ditemukan Mati di TWA Buluh Cina Kampar

Malang! Anak Gajah Bernama Damar Ditemukan Mati di TWA Buluh Cina Kampar
Damar anak gajah berusia 2 tahun 4 bulan ditemukan mati di TWA Buluh Cina, Kabupaten Kampar, Riau (dok BBKSDA Riau)

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Kabar duka bagi dunia konservasi alam Provinsi Riau. Damar anak gajah berusia 2 tahun 4 bulan ditemukan mati.

Damar ditemukan mati pada Rabu (11/1/2023) lalu oleh Alex Gunawan, yang sedang ingin memindahkannya ke hutan.

Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman S Hasibuan menjelaskan, Damar merupakan anak dari pasangan gajah latih Robin dan Ngatini, yang lahir 03 Juli 2020 di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Kampar.

"Orang pertama yang menemukan Damar mati adalah Alex Gunawan mahout atau pelatih gajah, sekitar pukul 7.45 WIB," terang Genman, Rabu (18/1/2023).

Menurut laporan Alex, pagi itu, dia sedang melakukan pengecekan sekaligus hendak memindahkan gajah ke hutan. Namun, sampai di tempat ikatan, Damar terlihat dalam posisi rebah tidak bergerak.

Awalnya mahout, berfikir diamnya Damar dikarenakan karena masih tidur. Namun, setelah ditunggu dan dipastikan ternyata Damar telah mati.

Sehari sebelumnya pada Selasa (10/1/2023) dilaporkan petugas piket, bahwa Damar sekitar pukul 18.00 WIB, terlibat masih dalam kondisi baik dan tidak ada gejala yang mencurigakan terkena sakit.

"Untuk memastikan penyebabnya, saya perintahkan Tim medis Balai Besar KSDA Riau dipimpin drh Rini Deswita melakukan nekropsi untuk mendiagnosa penyebab kematian damar," ujar Genman.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan yakni dengan mengambil sample berupa lidah, hati, limpa, lambung, ginjal, jantung, paru paru, dan cairan perikardium gajah.

"Hasil nekropsinya dikirim ke Laboratorium di Kota Bogor untuk mengetahui secara pasti penyebab kematiannya," terang Genman.

Beberapa hari berselang, persisnya di tanggal 17 Januari 2023, hasil uji laboratorium telah keluar dengan hasil gajah bahwa Damar mati disebabkan Positif Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV).

"Jenis virus tersebut sangat susah diprediksi, gejalanya tidak terlihat jelas bila hanya melihat dari fisik gajah, namun dapat menyerang dengan cepat pada anakan gajah," ungkap Genman.

Genman menambahkan, selama ini pihaknya bekerjasama dengan lembaga pemerhati gajah (LSM) telah berupaya keras melakukan pencegahan dan antisipasi kematian gajah melalui pengecekan medis secara rutin, pemberian obat, vitamin dan suplai makanan yang bernutrisi.

"Kita berduka karena kelucuannya 'Damar' selama ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung di TWA tersebut," tutup Genman. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index