Alasan Pemerintah Usulkan Biaya Haji Indonesia Naik, sementara Arab Saudi Turunkan Paket Layanan Haji

Alasan Pemerintah Usulkan Biaya Haji Indonesia Naik, sementara   Arab Saudi Turunkan Paket Layanan Haji
Ilustrasi ibadah haji.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Arab Saudi melalui Kementerian Haji dan Umrah mengumumkan penurunan biaya paket layanan haji 2023 hingga 30 persen.

Kendati demikian, hal tersebut berbanding terbalik dengan biaya haji Indonesia yang  diusulkan naik.

Kenaikannya hampir dua kali lipat dari 2022, yakni menjadi Rp 69 juta.

Usulan itu disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam Rapat Kerja bersama Komisi VIII DPR, Kamis (19/1/2023).

Lantas, mengapa biaya haji di Indonesia justru naik ketika Arab Saudi menurunkan biaya paket layanan haji?

Penjelasan Kemenag Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief membenarkan bahwa Arab Saudi menurunkan paket layanan haji 2023 sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya. 

Hilman menjelaskan, paket layanan haji yang diturunkan oleh Pemerintah Arab Saudi adalah layanan dari 8-13 Zulhijjah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau yang biasa disebut juga dengan Armuzna atau Masyair.

Bagi warga domestik, Pemerintah Arab Saudi menawarkan 4 paket layanan Masyair tahun 2023, di antaranya:

Mulai SAR 10,596 - SAR 11,841 (sekitar Rp 43 juta - Rp 48 juta) 

Mulai SAR 8,092 - SAR 8,458 (sekitar Rp 33 juta - Rp 34,5 juta)

Mulai SAR 13,150 (sekitar Rp 53,6 juta)

Mulai SAR 3,984 (sekitar Rp 16 juta), namun tidak ada layanan di Mina (hanya akomodasi dan konsumsi di Arafah dan Muzdalifah).

Menurut Hilman, harga paket layanan haji dari Pemerintah Arab Saudi sempat naik signifikan pada tahun lalu karena alasan pandemi. 

"Tahun ini alhamdulillah diturunkan," ucapnya, dikutip dari laman Kemenag.


Alasan biaya haji Indonesia diusulkan naik

Meskipun begitu, Hilman memastikan bahwa usulan kenaikan biaya haji di Indonesia sudah disesuaikan dengan harga yang ditetapkan Arab Saudi.

Usulan kenaikan dilakukan karena komponen biaya haji tidak hanya terdiri dari paket layanan haji saja.

Komponen biaya haji yang diusulkan pemerintah kepada DPR mencakup sederet layanan, di antaranya: Akomodasi Konsumsi Transportasi selama di Arab Saudi, baik Jeddah, Mekkah, maupun Madinah.

Tak hanya itu, penyusunan usulan biaya haji Indonesia juga memperhatikan komponen kurs dolar dan kurs riyal.

Dalam usulan itu, asumsi yang digunakan adalah Rp 15.300 untuk kurs 1 dolar Amerika, dan Rp 4.080 untuk kurs 1 riyal Arab Saudi.

Kurs tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan 2022. 

Hal lain yang menjadi perhatian adalah komponen pesawat.

Sebab, ini sangat bergantung pada harga avtur.

"Usulan pemerintah terkait BPIH 1444 H itu belum final, karena terbuka untuk dibahas bersama dengan Komisi VIII DPR," terang Hilman.(R02)

Sumber Berita: kompas.com

 

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index