Tanoto Foundation Soroti Perlunya Mengkatalisasi Pendanaan untuk Mengatasi Tantangan Sosial

Tanoto Foundation Soroti Perlunya Mengkatalisasi Pendanaan untuk Mengatasi Tantangan Sosial
Tanoto Foundation

KUALA LUMPUR (RIAUSKY.COM)- Berbicara pada Konferensi Global Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) di Kuala Lumpur, Malaysia baru-baru ini,  Belinda Tanoto, Anggota Dewan Penyantun Tanoto Foundation, menyoroti kebutuhan untuk mengkatalisasi lebih jauh berbagai jenis pendanaan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendesak.

“Di negara-negara berkembang, penting untuk memobilisasi berbagai jenis pendanaan dari berbagai sumber untuk mengatasi masalah sosial. Ini dapat berasal dari Pemerintah, organisasi filantropi, lembaga pembangunan atau sektor swasta. Mengingat ketersediaan modal filantropi yang relatif terbatas, kita perlu mengkatalisasi dan menarik jenis pendanaan lain untuk mengatasi masalah sosial,'' kata dia.

Belinda dalam pidato utama pada konferensi  dengan topik 'Peran Organisasi Filantropi dalam Mengkatalisasi Dampak Investasi' yang dilaksanakan kemitraan dengan Yayasan Hasanah, yayasan Khazanah Nasional, dana kekayaan kedaulatan pemerintah Malaysia, Konferensi Global AVPN 2023 termasuk 'Hari Investasi Berdampak' khusus, yang mempertemukan manajer aset, investor, dan organisasi filantropi dari seluruh wilayah.

Bellinda menyoroti program Tanoto Foundation Professorship pada Pengobatan  Cardiovascular di Duke-NUS Medical School di Singapura, mengatakan program ini  didukung oleh hibah awal oleh Tanoto Foundation dan kini telah menjadi katalis untuk membuka investasi tambahan untuk membantu memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan.

“Dunia membutuhkan lebih banyak jenis modal ini – fleksibel, sabar, jangka panjang, modal tahap awal, yang paling baik disediakan oleh yayasan dan organisasi filantropi,” katanya.

Dia juga berbicara tentang upaya Tanoto Foundation di bidang pengembangan kepemimpinan dan pendidikan dan pengembangan anak usia dini, terutama dalam hal bagaimana Yayasan menggunakan keahlian dan sumber dayanya untuk menyatukan para pemangku kepentingan untuk bekerja sama mengatasi tantangan khusus, seperti stunting.

“Di Indonesia, kami bekerja sama dengan pemerintah pusat, untuk mengadvokasi reformasi kebijakan dan perubahan sistem, serta pemerintah daerah, untuk memperkuat kapasitas mereka dalam memberikan layanan. Kami juga secara aktif membentuk kebijakan dan program untuk mengatasi stunting dengan membentuk kelompok kerja dan forum, menyatukan berbagai pemangku kepentingan – seperti Bank Dunia, UNICEF, universitas, wadah pemikir, organisasi nirlaba, perusahaan, untuk bekerja sama dan membangun seluruh bidang seputar pendidikan dan pengembangan anak usia dini,” ujarnya.

Secara terpisah, Forum Hasanah, konferensi dampak sosial nasional terbesar di Malaysia, diadakan dalam kemitraan dengan Konferensi Global AVPN di lokasi yang sama. 
Dr. J. Satrijo Tanudjojo, CEO Global, Tanoto Foundation, menjadi salah satu pembicara di panel yang membahas 'Orang & Kepemimpinan: Memelihara Pemimpin yang Berani' di Konferensi Global Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) di Kuala Lumpur, Malaysia minggu ini.

Dalam sambutannya tentang kepemimpinan, Dr. J. Satrijo Tanudjojo mengatakan, “Kepemimpinan yang berani adalah tentang memiliki kemauan untuk mengambil risiko dan membuat keputusan yang sulit untuk kebaikan yang lebih besar. Ini juga tentang memiliki visi yang jelas, menginspirasi dan memberdayakan orang lain, dan memimpin dengan memberi contoh. Filantropi membutuhkan pemimpin yang berani yang menunjukkan tindakan, dan memiliki visi untuk mengubah sistem dan mencakup beragam perspektif”.

Pembicara lain dalam panel termasuk: Prof. Tan Sri Dr. Jemilah Mahmood, Direktur Eksekutif, Sunway Center for Planetary Health, Sunway University Malaysia; Tan Sri Abdul Wahid Omar, Ketua, WWF Malaysia; dan Dato' Shahira Ahmed Bazari, Wali Amanat & Managing Director, Yayasan Hasanah.(r)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index