GESIT PENA DARA, Upaya Pemko Kendalikan Inflasi dan Turunkan Daerah Rentan Rawan Pangan di Pekanbaru

GESIT PENA DARA, Upaya Pemko  Kendalikan Inflasi dan Turunkan Daerah Rentan Rawan Pangan di  Pekanbaru
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pekanbaru H. Maisisco memantau kondisi ketersediaan bahan pangan dan harga komoditas di Pasar Dupa Pekanbaru, awal Januari 2024 lalu.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Gerakan Sigap Pangan integrasi Penanganan Daerah Rentan Rawan Pangan (GESIT PENA DARA) yang dicanangkan Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) secara perlahan berhasil menekan laju inflasi  di Kota Pekanbaru.

Tak hanya itu, gerakan sinergis yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang juga melibatkan multi stakeholder, termasuk pelibatan masyarakat dan kaum tani, PKK tersebut ternyata juga ikut mendorong menurunkan jumlah daerah rentan rawan pangan di Kota Pekanbaru.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru, H. Maisisco yang saat itu didampingi Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pekanbaru Dinal Husna  dalam penjelasannya selepas mengikuti rapat penanggulangan inflasi yang dilaksanakan Pemko Pekanbaru bersama para stakehorler beberapa waktu lalu.

Maisisco menjelaskan, GESIT PENA DARA adalah gerakan bersama yang berisikan program-program yang ditaja oleh Pemerintah Kota Pekanbaru melalui OPD yang memang diharapkan berimplikasi langsung dan memberikan dampak secara sifgnifikan terhadap penanggulangan inflasi maupun angka rentan rawan pangan.

Dia mencontohkan, seperti halnya pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM), Pekan Pangan Madani (PPM), kerja sama antar daerah dalam upaya suplai bahan kebutuhan pokok oleh Dinas Ketahanan Pangan, termasuk juga Gerakan Menanam cabai dan bawang  yang dilaksanakan Dinas Pertanian, program penguatan peran Kelompok Wanita Tani (KWT) dan ibu rumah tangga untuk bercocok tanam, serta program operasi pasar, pemantauan harga  yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Dia menjelaskan, dengan Gerakan ini, Pemko Pekanbaru berharap bisa secara massif dan koordinatif melakukan pengendalian  terhadap harga dan ketersediaan komoditas pangan yang berpotensi menimbulkan inflasi.

Budidaya tanaman bunga kol  KWT Pelita Hati sebagai salah satu upaya peningkatan produktivitas lahan untuk pangan  sayuran warga Marpoyan Damai.

Apalagi, jelas dia,  mengingat posisi Kota Pekanbaru yang sejauh ini memang mengandalkan pasokan bahan kebutuhan pokok dan pangan dari derah-daerah sentra yang berada di sekitarnya.

''Jadi awalnya ini memang gerakan yang dikoordinasikan Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Ketahanan Pangan, Disperindag, Dinas Pertanian dan beberapa instandi terkait lainnya   menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat dengan jumlah yang cukup, mutu yang layak dan harga yang terjangkau serta beragam, bergizi seimbang dan aman,'' jelas H. Maisisco.

Lebih jauh Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan DKP Pekanbaru, Dinal Husna  menjelaskan, situasi ini dilatarbelakangi fakta bahwa sebanyak 87 persen Ketersediaan pangan di Kota Pekanbaru berasal dari pasokan luar wilayah sehingga rentan terjadinya gejolak harga beberapa komoditas pangan.

Berdasarkan data Tahun 2022, di Kota Pekanbaru masih terdapat 22 kelurahan rentan rawan pangan, 22,21% rumahtangga rawan pangan dan 11,81% prevalensi penduduk tidak cukup konsumsi pangan.

Sekdako Pekanbaru Indra Pomi dan H. Firdaus  melakukan panen raya cabai di Okura.

Lebih jauh, Dinal Husna menjelaskan, tujuan umum dari program ini adalah menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat dengan jumlah yang cukup, mutu yang layak dan harga yang terjangkau.

Program ini diharapkan mampu menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan serta penanganan daerah rentan rawan pangan  di Kota Pekanbaru sehingga inflasi dapat terkendali.

Pemantauan terhadap perkembangan pelaksanaan GESIT PENA DARA ini dilakukan menggunakan aplikasi siDIVA yaitu aplikasi yang dikelola oleh Dinas Ketahanan Pangan dalam upaya memantau kondisi ketahanan pangan di selueuh wilayahnya dengan menggunakan peta ketahanan dan kerentanan pangan berbasis digital.

Teknologi ini mampu memetakan wilayah kelurahan berdasarkan tingkat ketahanan pangan dengan indikator ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan.

Dia juga menjelaskan, beberapa rangkaian kegiatan dalam program GESIT PENA DARA adalah  di antaranya adalah:

Pemantauan Harga dan Stok Pangan serta Penyusunan Neraca Pangan Wilayah sebagai early warning sistem (EWS).

Pj. Wali Kota Muflihun dan rektor Universitas Riau didampingi Kadis Tanaman Pangan H. Maisisco  melakukan panen raya kacang hijau yang dikelola Universitas Riau.

Selain itu melalaui Gerakan Pangan Murah (GPM). Pelaksanaan GPM dilaksanakan di beberapa wilayah rentan rawan pangan. Komoditas pangan yang disediakan adalah beras, bawang merah, minyak goreng, cabai merah, cabai rawit, daging ayam dan telur ayam.

Kios Pangan Puan Berseri juga termasuk sebagai salah satu indikator pendukung, dimana  Kios pangan  yang didirikan sejak Tahun 2018 ini menyediakan pangan pokok dan strategis dan aneka kegiatan lainnya.

Selain itu, juga dilaksanakan upaya pengendalian dan Pengentasan Wilayah rentan Rawan dan Gizi dengan penyusunan Peta SKPG dan FSVA dan pemberian bantuan pangan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yang merupakan rumahtangga rawan pangan juga Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan untuk peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan terdapat Gerakan Menanam Cabe dan Bawang Merah yang merupakan komoditas penyumbang inflasi, Pemberdayaan PKK dengan gerakan konsumsi pangan lokal yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA).

''Kita tentunya sangat bangga, karena, Gerakan GESIT PENA DARA ini  ternyata mampu menjadi pendorong  terjaganya inflasi pangan Kota Pekanbaru dengan nilai inflasi Tahun 2023 sebesar 2,50% YOY. Angka ini lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 2,61 persen,'' jelas dia.

Selain itu, jelas Dinal Husna, keberhasilan itu juga berjalan linear seiring dengan terjadinya penurunan  jumlah daerah rentan rawan pangan di Kota Pekanbaru.

''Dimana bila sebelumnya pada tahun 2022 terdapat  22 kelurahan dengan posisi rentan rawan pangan, kemudian berhasil berkurang menjadi 9 kelurahan pada Tahun 2023. Jadi implikasinya cukup besar.(galeri foto)

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index