Maisisco: Kebijakan Ketahanan Pangan Pekanbaru Berpijak pada Wilayah Perkotaan

Maisisco: Kebijakan Ketahanan Pangan Pekanbaru Berpijak pada Wilayah Perkotaan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru H. Maisisco

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru H. Maisisco menjelaskan kebijakan ketahanan pangan di Kota Pekanbaru hars berbasiskan pada pembangunan perkotaan.

Artinya, kebijakan yang menunjang pada terciptanya ketahanan pangan tersebut harus mengacu pada realitas perkotaan.

Hal tersebut diungkapkan H. Maisisco saat memimpin persiapan Rapat Koordinasi Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) yang dilaksanakan di  Ruang Rapat Satgas Pangan Jl. Cut Nyak Dhien, Jumat (18 April 2024).

Dijelaskan Maisisco, beberapa ciri dari kebijakan pangan di bidang perkotaan tersebut di antaranya adalah, basis penguatannya bukan pada luas lahan yang digarap, melainkan pada pelaksanaan intensifikasi dan pemanfaatan teknologi.

''Penguatan kebijakan kita tentang pangan ini tidak mungkin sama dengan kebijakan di wilayah kabupaten. Karena faktanya, luas lahan yang tersedia untuk penguatan ketahanan pangan di Pekanbaru memang relatif terbatas. Terbatasnya ruang itulah yang mengharusnya upaya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sangat penting,'' jelas Maisisco.

Dalam pengaplikasiannya di Kota Pekanbaru, Maisisco menjelaskan, hampir sebagian besar aktivitas kebijakan di dalam ketahanan pangan memanfaatkan ruang yang terbatas.

''Misalnya saja, saat ini, petani lokal sudah banyak yang mengembangkan pertanian dengan pola hidroponik, banyak juga yang memanfaatkan keterbatasan lahan dengan memanfatkan pekarangan dan memperkuat intensifikasi,'' kata Maisisco.

Pihaknya juga berharap ke depannya, pemanfaatan teknologi dapat mengambil peranan dalam penguatan ketahanan pangan.

''Kita di Pekanbaru harus mengacu pada kota-kota besar lainnya dalam melakukan penguatan ketahanan pangan ini. Seperti halnya di Jepang, Korea, yang bahkan masyarakatnya sudah memanfaatkan atap rumah sebagai lahan terbas untuk menanam bahan kebutuhan pangan keluarga,'' kata dia.

Dia sendiri mengaku sudah melihat beberapa inovasi yang dilakukan para petani dan pegiat tanaman pangan di Kota Pekanbaru yang memanfaatkan peran teknologi sebagai sarana mengatasi terbtasnya lahan.

''Bahkan sudah ada yang produksinya besar, bahkan sudah masuk ke swalayan modern di Kota Pekanbaru. Kita harapkan ke depannya akan semakin banyak yang seperti ini,'' harap Maisisco.

Maisisco juga menjelaskan, meski bukan sebagai daerah penghasil komoditas pangan, namun, hal tersebut bukan beraerti geliat pengembangan potensi tanaman pangan tidak berkembang di Kota Pekanbaru.

DKP mencatat setidaknya, saat ini total 23 persen dari kebutuhan pangan lokal disuplai dari petani dan kelompok masyarakat lokal.

Hal ini menunjukkan artinya masih banyak peluang yang bisa diambil untuk bisa meningkatkan hasil pangan di Kota Pekanbaru, yang sekaligus diharapkan bisa mendukung pada penanganan kawasan rentan rawan pangan ke depannya.(*)

 

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index