PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Kenaikan harga sayur bayam menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kota Pekanbaru.
Hal tersebut terungkap dalam rapat Rilis Inflasi periode Juli 2024 yang dipimpin langsung oleh Sekda Kota Pekanbaru, Indra Pomi, juga dihadiri sejumlah pimpinan organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Kamis (1/8/2024).
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru, Firdaus, dalam penjelasannya mengakui kecenderungan kenaikan harga pada komoditas hortikultura, salah satunya adalah sayur bayam.
Dijelaskan Firdaus, aktivitas pertanian yang berkaitan dengan budidaya hortikultura sejauh ini tetap berjalan. Hanya saja, aktivitas ini terganggu dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrem selama periode Juli lalu.
Dijelaskan Firdaus, curah hujan yang rendah menyebabkan banyak lahan pertanian yang digunakan mengalami kekeringan, dan menyebabkan hasil produksi pertanian yang ada di beberapa wilayah produksi seperti di Jlan Kartama Marpoyan Damai maupun di Kecamatan Tampan mengalami penurunan.
''Saat ini curah hujan sangat rendah, sehingga bayam yang ditanam di wilayah Marpoyan dan Tampan kekeringan dan menyebabkan panen petani tidak maksimal,'' ungkap Firdaus.
Situasi ini, jelas Firdaus menyebabkan petani memerlukan solusi bersama, bagaimana supaya tidak terjadi kekeringan, mengingat lahan pertanian yang ada di wilayah-wilayah ini juga memerlukan persediaan air yang juga banyak.
''Petani memang berharap dukungan berupa penyediaan sumur pompa untuk langkah antisipasi terhadap kekeringan yang terjadi,'' kata dia.
Seperti halnya pertanian di Jalan Kartama yang selama ini menjadi pemasok untuk sayuran, di antaranya bayam, maupun di Mustang, saat ini memang mengalami kekeringan dikarenakan rendahnya curah hujan.
Selain itu, Firdaus juga menjelaskan, dikarenakan pasokan yang menurun menyebabkan masyarakat Pekanbaru juga harus berpacu dengan pembeli dari luar pekanbaru yang ada di wilayah perbatasan, seperti Kampar, yang umumnya sanggup membeli sayuran dengan harga yang relatif lebih tinggi.
''Karena harga relatif lebih tinggi itu juga, akhirnya ada juga petani yang menjual sayurannya ke luar Pekanbaru. Jadi kita saat ini juga bersaing,'' kata dia.Itu juga yang menyebabkan ada kenaikan harga.
Ditambahkan Firdaus, pada dasarnya, dalam kondisi normal, produksi sayuran, khususnya di Kota Pekanbru sebenarnya sudah melebihi kebutuhan lokal. Karena itulah, banyak juga petani yang menjual ke luar Pekanbaru. Namun, dalam situasi musim kering seperti saat ini, produksi berkurang, permintaan dari luar daerah juga masih cukup tinggi, sehingga menyebabkan terjadi kenaikan harga.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan, dalam beberapa pekan terakhir, harga komoditas sayuran di Kota Pekanbaru memang mengalami kenaikan. Bila biasanya, sayuran di jual 3 ikat seharga Rp5.000, maka saat ini, harga sayuran dijual 2 ikat seharga Rp5.000.(R06)
Listrik Indonesia