Seluruh Komponen Masyarakat Kota Pekanbaru Sepakat Gerakan Selamatkan Pangan

Seluruh Komponen Masyarakat Kota Pekanbaru Sepakat Gerakan Selamatkan Pangan


PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Populasi sampah yang berasal dari pangan ternyata menjadi fakta yang mengerikan di Kota Pekanbaru.

Jumlahnya berkisar 30 persen dari produksi sampah yang dihasilkan warga Kota Pekanbaru.

Kondisi yang lebih memprihatinkan lagi, Pekanbaru menjadi kota ketiga di Indonesia  boros pangan.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru H. Maisisco melalui Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Jasrul saat memimpin rapat Focuss Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan Kamis (14/11/2024).

Dalam rapat yang dihadiri sejumlah stake holder seperti DKP Pekanbaru, DLHK, Dinas Sosial, BPOM, pelaku usaha, asosiasi dan perhimpunan usaha boga dan retail, Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mengungkapkan, diperlukan upaya bersama untuk menghentikan kondisi ini.

Apalagi, jelas Jasrul, di sekitar kita masih banyak persoalan yang berkaitan dengan angka kemiskinan, stunting dan masyarakat yang kurang mampu.

Dengan sinergi bersama, jelas dia, diharapkan permasalahan limbah pangan ini bisa sekurang-kurangnya diminimalisir atau ditekan.

Beberapa masukan disampaikan peserta dalam forum diskusi ini. Misalnya Hanny yang menyampaikan bahwa permasalahan boros pangan, limbah makanan ini sudah menjadi kekhawatiran bersama.

Dikatakan dia, situasi ini salah satunya disebabkan kesalahan dari pola perilaku masyarakat.

Wanita yang sehari-hari berkiprah di bidang usaha makanan ini mengungkapkan, sering menemukan kebiasaan orang mengambil makanan dalam jumlah yang sangat banyak seperti saat pergi undangan. Namun, setelah diambil ternyata tidak dihabiskan dan terbuang.

"Ini berkaitan dengan perilaku dan untuk mengubah ini perlu pendekatan dari para ulama, salah satunya untuk memberikan pesan-pesan tentang makan secukupnya," ungkap dia.

Hal yang sama juga disampaikan Azwir Alimuddin dari BazNAS Pekanbaru. BazNAS, sebut dia, siap untuk mndukung upaya untuk menghentikan perilaku boros pangan ini.

Namun, diakui dia, diperlukan SOP kelembagaan yang bisa memastikan program ini berjalan sesuai dengan harapan ketika dilaksanakan kelak.

Salah satunya, bila memang nantinya BazNAS menjadi bagian dari pengelolaan Bank Pangan.

Sementara dari kalangan muda, Rafi, menyebutkan, sangat mengapreasi upaya untuk mengumpulkan makanan berlebih untuk dibagikan kepada mereka yang memerlukan.

Dijelaskan dia, secara kelompok, mereka sering melakukan upaya-upaya ini. Dan dia berharap bila ini dilembagakan akan mampu memberikan dukungan dalam membantu masyarakat dalam jumlah yang lebih luas.

Sementara itu, perwakilan BPOM Pekanbaru, dalam kesempatan tersebut mewanti-wanti pentingnya tetap memperhatikan kelayakan pangan berlebih yang akan diberikan kepada masyarakat, khususnya dari sisi kesehatan.

Disebutkan, biasanya, ketahanan makanan yang sudah dimasak paling lama 5 jam. Artinya, ketika dia diberikan kepada orang lain, hendaknya tetap memperhatikan aspek kelayakannya, minimal di bawah itulah,'' ungkap dia.

Jasrul mengaku sangat mengapresiasi masukan dan pertimbangan yang diberikan seluruh peserta dalam FGD yang dilaksanakan ini.

Dijelaskan dia, semua masukan ini nantinya akan dijadikan masukan dan bahan pertimbangan yang akan dibahas oleh DKP Pekanbaru dalam upaya mendukung stop boros pangan.(R06)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index
Jasa Press Release Jasa Backlink Media Nasional