PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengambil peranan dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG), khususnya di Kota Pekanbaru.
Peran tersebut bisa dilakukan dengan ikut terlibat dalam pelaksanaan program yang diperuntukkan bagi anak sekolah, ibu hamil dan menyusui, mulai dari penyediaan bahan baku pangan, terlibat di dapur-dapur pangan maupun sebagai penyedia melalui UMKM maupun koperasi.
''Ada banyak peran yang bisa diambil dalam program yang merupakan salah satu prioritas bagi pemerintah saat ini,'' kata dia dalam dialog bersama RRI Pro 2 Pekanbaru, Rabu (12/2/2025) pagi tadi.
Dia mencontohkan, untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan, pastilah dibutuhkan banyak pasokan dari petani.
Sebagai kota jasa dan pusat industri dan pemukiman, Pekanbaru memang bukan sentra produksi untuk pangan.
''Saat ini, kita baru mampu menyediakan sebanyak 23 persen bahan pangan untuk kebutuhan harian dari pertanian lokal. Sedangkan sisanya selama ini masih dipasok dari luar Pekanbaru,'' kata dia.
Berkaitan dengan program pemberian makan bergizi, tentunya kebutuhan untuk pasokan bahan makanan juga banyak dan akan terus bertambah.
Apa yang dilaksanakan saat ini, jelas Maisisco, masih sebagian kecil dari pelaksanaan program MBG. Baru ada 3 dapur penyedia di Pekanbaru, sementara dalam SOP nya, setidaknya, dalam setiap radius 3 kilometer harus ada 1 dapur penyedia pangan. Tiap dapur menyiapkan untuk sekitar 3.000 hingga 3.500 penerima.
Setelah lebaran nanti, jelas Maisisco, info yang diperoleh, akan ada tambahan sebanyak 15 titik dapur baru di Pekanbaru.
''Dapat kita bayangkan, kalau ini nantinya berjalan penuh, setiap hari, dibutuhkan berapa banyak bahan baku pangan. Kalau kita tidak siap, tentu momen ini akan diambil dari luar. Andai saja peluang ini bisa ditangkap olh masyarakat, tentunya ini akan bisa menjadi peluang ekonomi bagi warga Kota Pekanbaru,'' jelas Maisisco.
''Terakhir beberapa hari lalu, kami menghadiri simulasi yang dilaksanakan salah satu koperasi di SMKN 5 Rumbai, rencananya akan ada 4 dapur baru di sana, tentu dibutuhkan pasokan bahan baku pangan, sayuran, ayam, telur dan berbagai kebutuhan lainnya,'' papar Maisisco.
''Kita tentunya tidak ingin pasokan untuk MBG ini semuanya didatangkan dari luar. Karena itulah, peran serta kelompok masyarakat, baik RT dan RW, kampung pangan, kelompok wanita tani (KWT), perushaan swasta dan unsur masyarakat lainnya menjadi penting. Manfaatkan lahan kosong, pekarangan yang ada, untuk menanam, dan hasilnya bisa dipasarkan,'' kata dia.
Kita, lanjut Maisisco, tentunya tidak ingin ketika program ini nantinya dilaksanakan sepenuhnya di seluruh daerah, termasuk di kabupaten dan kota di Riau, Pekanbaru harus bersaing untuk mendapatkan pangan lokal yang diperlukan.Dan itu rentan bisa menimbulkan kenaikan harga dan inflasi.
''Semuanya tentu memerlukan. Apakah akan tercukupi, disinilah peran-peran strategis dari semua komponen masyarakat diharapkan. Kita perlu berkolaborasi untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan lokal, minimal untuk keperluan di Kota Pekanbaru ini,'' jelas dia lagi.
Pemko Pekanbaru, jelas Maisisco, juga sudah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada kelurahan, RT dan RW untuk mewujudkan kemandirian pangan.
Edaran tersebut, jelas Maisisco, juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemko untuk memastikan kesiapan Kota Pekanbaru dalam menyongsong program pemberian makan bergizi gratis.
Edaran ini juga ditujukan untuk membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat khususnya yang berbasiskan rumah tangga.
''Pada tahap awal, pemerintah bersama dengan TNI dan Polri telah melakukan program penanaman serentak untuk gajung, cabai dan padi di Kota Pekanbaru. Ini juga untuk mensiasati kebutuhan di Kota Pekanbaru beberapa bulan ke depan,'' ungkap dia.
Dengan kolaborasi dari semua pihak seperti ini, ungkap Maisisco, dia yakin, kalau aspek pemenuhan kecukupan bahan baku program makan bergizi akan bisa dicapai.
Dia juga menegaskan, dengan tingginya angka kebutuhan, tentunya akan memastikan juga harga komoditas pangan akan tetap terjaga.
''Selama ini, kan sering dikhawatirkan, kalau sudah ditanam, harga di pasar bisa berfluktuasi. Namun, dengan adanya jaminan dari pemerintah, setidaknya, masyarakat yang bertani dan bercocok tanam tidak perlu khawatir kalau produknya di hilir tidak terjaga,'' jelas Maisisco.
Dia mencontohkan, untuk jagung saja, saat ini, pemerintah sudah menetapkan patokan harga beli Rp5.500 per kilogram.
''Jadi harganya sudah ada, dan tidak mungkin turun di bawah itu. Karena dijamin pemerintah,'' tutup dia.(R04)
Listrik Indonesia