POSITIF, Tengkorak Yang Ditemukan di KM57 Kandis Adalah Ardhie Nur Aswan, Sopir Go-Car

Senin, 13 November 2017 | 11:08:20 WIB
Ardhie Nuraswan semasa hidup dan kondisi tengkorak yang ditemukan di KM57 Kandis, kabupaten Siak.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Aparat kepolisian memastikan tengkorak dan pakaian yang ditemukan di KM57 Kandis-Samsam, Kabupaten Siak adalah milik Ardhie Nur Aswan.

Hasil tersebut diumumkan pasca pencocokan terhadap DNA keluarga dan tulang tengkorak juga gigi yang ditemukan di lokasi penemuan mayat pria yang bekerja sebagai sopir Go-Car tersebut. 

Kecocokan tersebut juga menjawab sejumlah asumsi pertama tentang penemuan celana dan baju kaos juga pakaian dalam milik korban yang oleh pihak keluarga sudah disebutkan semenjak awal adalah milik Ardhie.

Dengan penemuan itu juga, Polisi pun dipastikan harus bekerja keras untuk membongkar motif dibalik terbunuhnya Ardhie Nur Aswan. 

Namun, kuat dugaan, pria yang dilaporkan hilang pada 22 oktober 2017 lalu itu adalah korban pembunuhan dengan motif pencurian kendaraan bermotor. 

Kapolres Siak, AKBP Barliansyah kepada wartawan, Senin (13/11/2017) membenarkan hasil tersebut. Dia juga memastikan DNA tersebut sesuai dengan keluarga. ''Sudah, sudah ada hasil dan ada kecocokan. kita sudah koordinasikan dengan Polresta Pekanbaru,'' ungkap dia.


"Kita sudah terima hasilnya, dan kerangka serta tulang belulang tersebut adalah orang hilang yang dilaporkan ke Polresta Pekanbaru," imbuh Barli.

Disebutkan dia, dengan hasil tersebut, kepolisian juga akan menyelidiki motif dari kematian tersebut dan mencari posisi kendaraan milik korban yang dilaporkan hilang pasca kejadian sopirnya juga ditemukan hilang. 


Seperti diberitakan sebelumnya, pihak keluarga semenjak awal sudah meyakini kalau tengkorak yang ditemukan di KM 57 adalah milik Ardhie Nur Aswan.

Namun, sejumlah kecurigaan masih memerlukan uji DNA dan sampel lain yang bisa menguatkan kebenaran identitas dari tengkorak di maksud.

Apalagi, tengkorak tersebut sempat diduga terlalu cepat mengalami pembusukan, karena baru berlangsung sekitar 2 minggu pasca dilaporkan hilang. 

Mayat korban ditemukan pada 7 November 2017, sementara korban dilaporkan hilang pada 22 Oktober 2017 lalu.

Sejumlah pihak, khususnya keluarga percaya kalau kerangka itu adalah milik Ardhie Nur Aswan setelah menemukan baju kaos, tali pinggang dan celana levis yang digunakan. 

Namun, melihat kondisi tulang belulang yang ditemukan dalam kondisi sudah sangat hancur menimbulkan banyak asumsi yang kemudian membuat ragu kalau kerangka itu adalah milik Ardhie. 

Namun, penjelasan ini sedikit banyak bisa memberikan gambaran tentang kerangka manusia yang ditemukan berserakan yang diduga adalah milik Ardhie Nur Aswan, sopir Go-Car yang dilaporkan menghilang semenjak 22 Oktober 2017 lalu.

Sebagian, sampai kini  meyakini jika itu adalah Ardhie, termasuk keluarga. 
Sebagian lainnya tak percaya, karena jika dirunut lagi dengan hari ia menghilang, mustahil rasanya sudah menjadi tulang belulang. 

Apapun dugaan-dugaan itu, polisi masih menunggu kepastian melalui tes DNA.

Namun jika bicara soal medis, bukan tidak mungkin proses penulangan (Jasad menjadi tulang belulang, red) bisa terjadi dalam waktu singkat, yang dapat dipicu oleh beberapa faktor. Hal ini dijelaskan oleh Kasubbid Dokpol Biddokes Polda Riau, Kompol Supriyanto.

Supriyanto menjelaskan, proses itu sangat mungkin terjadi. Ada beberapa faktor penyebab sehingga pembusukan lebih cepat, dimulai dari faktor udara, air dan tanah. Satu lagi, adanya binatang pemakan daging/bangkai.

"Saat dibawa ke sini (RS Bhayangkara), kita dapatkan tulang belulang tidak utuh, besar kemungkinannya sudah dimakan binatang. Ini bisa jadi salah satu faktornya," sebut Kompol Supriyanto kala itu.

Yang jelas, itu bisa saja terjadi pada jasad dengan tenggat dua sampai tiga minggu. "Apalagi belakangan musim hujan dan panas silih berganti. Ini bisa juga menjadi faktor yang mempercepat proses penulangan. Kondisi disekitar juga bisa jadi pemicu," terang dia.

Selain itu, jika jasad memiliki bekas luka terbuka, juga dapat membuat bakteri melekat dan mempercepat jaringan lunak (daging dan kulit red) hancur hingga menyisakan tulang belulang. Jadi ada banyak faktor yang memungkinkan itu terjadi dalam waktu singkat.

"Prediksinya, prosesnya mulai di atas satu minggu. tujuh sampai 14 hari itu mulai proses daging menjadi tulang (Penulangan). Jadi disimpulkan, kondisi lingkungan, keberadaan hewan di sekitar dan kondisi jasad juga menentukan proses itu semua," singkat dia.

Agar lebih akurat, sebab itu kepolisian mengambil langkah dengan melakukan uji kecocokan, dengan DNA keluarga dan tulang belulang yang ditemukan itu. Hasilnya baru dapat diketahui beberapa waktu ke depan. Disamping itu, proses penyelidikan juga terus dilakukan.

Sementara itu, sampai saat ini, keberadaan mobil yang dikendarai oleh korban juga masih belum ditemukan. Kuat dugaan Ardhie adalah korban perampokan dengan kekerasan.(R07)


 

Terkini