PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Terungkap sudah kalau kematian Nurul Komariyah yang tewas dibunuh memang telah direncanakan oleh suaminya RM alias Man (40). Motifnya diketahui karena pelaku cemburu.
Kini, pria asal Sei Apit-Siak itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya usai menghabisi wanita yang telah memberinya dua orang anak tersebut, ia pun bisa terancam pasal pembunuhan berencana dengan hukuman berat.
Nah, ceritanya, untuk memuluskan aksi tersebut, pelaku membawa korban dibawa ke rawa-rawa Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Selatpanjang Kota Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti - Riau.
Di lokasi dimana jasad korban ditemukan, pelaku lantas menghabisi Nurul, Man dengan tega menghantamkan benda tumpul ke istrinya, termasuk memukul menggunakan tangan kosong. Setelah korban tewas, pelaku pergi meninggalkan lokasi dan kabur hingga ke Jakarta Utara, hingga akhirnya ditangkap polisi.
Namun tak lama, pada tanggal 25 Maret 2018, jasad Nurul ditemukan warga. Kondisinya sangat mengenaskan, di mana terdapat luka dan lebam di beberapa anggota tubuhnya.
Berawal dari penemuan mayat tersebut pula, aparat berwajib melakukan penyelidikan, hingga pelakunya mengarah kepada Man, yang tak lain suami dari Nurul.
"Kita lacak keberadaannya, sempat diketahui di Sukabumi dan kami berkoordinasi dengan Polda Jabar, ternyata dia pindah ke Jakarta Utara. Di sana kita berhasil tangkap, melibatkan Tim Eagle dan Satreskrim Polres Kepulauan Meranti," ungkap Direktur Reskrimum Polda Riau Kombes Hadi Poerwanto.
Kombes Hadi dalam konfrensi persnya di Mapolda Riau, Selasa (3/4/2018) siang, didampingi Kasubdit III Jatanras AKBP Asep Iskandar melanjutkan, Man diduga memang sudah merencanakan aksi pembunuhan itu, di tempat jasad korban ditemukan.
"Motifnya karena kesal kepada korban sebagai istri, karena dia mendapat info jika dia berselingkuh saat menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita, red). Memang sudah direncanakan," pertegas Kombes Hadi Poerwanto seperti dilansir GoRiau.com.
Dalam kesempatan tersebut, Man sendiri mengaku menyesali perbuatannya. Namun apa daya, semuanya sudah terjadi, kini ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. (*)
Listrik Indonesia
