Chevron Ungkapkan Kekecewaan Atas Putusan Pemerintah Berikan Blok Rokan-Riau ke Pertamina

Chevron Ungkapkan Kekecewaan Atas Putusan Pemerintah Berikan Blok Rokan-Riau ke Pertamina
Katadata.co.id

RIAUSKY.COM - PT Chevron Pacific Indonesia menyatakan kekecewaannya atas keputusan pemerintah di Blok Rokan mengenai kontrak setelah 2021. 

Selasa (31/7) lalu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan tidak memperpanjang kontrak Chevron dan menyerahkan blok itu ke PT Pertamina (Persero).

Manager Komunikasi Chevron Danya Dewanti mengatakan telah memperoleh informasi mengenai penunjukan itu. Namun, masih perlu koordinasi lanjutan mengenai kepastian hal itu. 

“Meskipun kecewa mendengar informasi ini, kami sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut,” kata dia seperti dikutip dari Katadata.co.id, Rabu (1/8).

Di sisi lain, Chevron tetap bangga telah menjadi mitra untuk Indonesia. Apalagi, perusahaan asal Amerika Serikat itu tidak sebentar berada di Indonesia, tapi sudah 90 tahun.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan keputusan itu diambil karena penawaran Chevron jauh di bawah Pertamina dari segi produksi penerimaan negara dan bonus tanda tangan. Ini berdasarkan kajian tim 22 wilayah kerja. 

Dengan menggunakan skema gross split, menurut Arcandra, nantinya negara bisa mendapatkan bagi hasil minyak dan gas bumi rata-rata sebesar 48% selama 20 tahun. Sisanya kontraktor yang ada di blok tersebut, termasuk Pertamina.

Bagi hasil itu memang ada tambahan diskresi dari Menteri ESDM sebesar 8%. “Pemerintah sepakat dengan Pertamina," kata Arcandra.

Bonus tanda tangan mencapai US$ 783 juta atau Rp 11,3 triliun. Kemudian pendapatan negara 20 tahun ke depan US$ 57 miliar atau Rp 825 triliun. Pertamina akan mengelola Blok Rokan hingga 2041.
 
Adapun selama semester I tahun 2018 lifting Rokan sebesar 207.148 barel per hari (bph). Ini masih di bawah dari target 213.551 bph. Hingga akhir tahun, SKK Migas pun memprediksi lifting minyak Rokan di akhir 2018 akan mencapai 205.952 barel per hari (bph).

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan akan ada penghematan devisa dari pengelolaan Blok Rokan. Ini karena minyak dari Blok Rokan bisa dikelola di kilang Pertamina. “Bisa menghemat devisa sekitar US$ 4 miliar per tahun, serta menurunkan biaya produksi hilir secara jangka panjang,” kata dia berdasarkan keterangan resminya, dikutip Rabu (1/8).

Menurut Nicke. karakteristik minyak di Blok Rokan, sesuai dengan konfigurasi kilang nasional. Jadi minyak itu akan diolah di dalam negeri yakni di Kilang Balongan, Dumai, Plaju dan Balikpapan dan lainnya.

Guna mempertahankan produksi, Pertamina dalam proposal juga menyampaikan akan memanfaatkan teknologi tingkat lanjut (Enhanced Oil Recovery/EOR). Teknologi ini telah diterapkan di lapangan-lapangan migas Pertamina, seperti di Rantau, Jirak, Tanjung yang dikelola Pertamina EP.  

Teknologi lainnya yang akan menopang produksi adalah steamflood. Pertamina juga mengklaim sudah berhasil menerapkan teknologi itu di lapangan PHE Siak. (R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index