Sudah 20 Rumah Terbakar di Rohil Akibat Karhutla, Warga Keluhkan Kualitas Udara dan Kesehatan

Sudah 20 Rumah Terbakar di Rohil Akibat Karhutla, Warga Keluhkan Kualitas Udara dan Kesehatan

BAGANSIAPIAPI (RIAUSKY.COM)- Ribuan  warga Kepenghuluan Tanjung Leban,  Rokan Hilir terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, yang melanda wilayah pesisir Provinsi Riau tersebut selama sepekan terakhir.

"Saat ini kami semua warga desa menghirup asap yang sangat mengerikan," kata Sekretaris Desa Tanjung Leban, Wandri dihubungi Antara dari Pekanbaru, Kamis (16/8/2018).

Wandri menjelaskan kebakaran hebat melanda Desa Tanjung Leban sejak awal pekan ini. Sedikitnya 900 hektare lahan gambut yang mayoritas telah ditanami sawit siap panen serta semak belukar hangus terbakar.

Hingga hari ini, dia mengatakan proses pemadaman masih terus dilakukan oleh tim satuan tugas Karhutla yang terdiri dari TNI, Polri dan masyarakat.

Selain membakar perkebunan sawit dan semak belukar, Karhutla juga sempat meluas ke pemukiman warga. Setidaknya perkebunan sawit dan lahan semak belukar di tiga dusun Desa Tanjung Leban itu rata dilalap api, dan terus mengancam ratusan rumah warga.

Dampak dari Karhutla hebat tersebut menyebabkan sedikitnya 400 kepala keluarga atau sekitar 2.000 jiwa warga Desa Tanjung Leban terpapar asap. Mereka juga sudah mulai mengeluhkan masalah kesehatan karena terpapar asap. 

Kondisi itu berpotensi lebih parah karena menurut dia kebakaran tidak hanya melanda Desa Tanjung Leban, melainkan tiga desa tetangga lainnya.

Wandri mengatakan kondisi kabut asap tersebut persis sama seperti yang terjadi pada saat pemilihan presiden 2014 silam. Kabut asap tebal harus dihadapi oleh masyarakat desa saat itu.

"Tapi tahun ini lebih parah, karena selain kabut asap, kebakaran juga menyebabkan 20 rumah warga kami hangus terbakar. Dua unit motor dan satu mobil juga ikut terbakar. Kami sangat sedih dengan kondisi ini," jelasnya.

Lebih jauh, dia menduga kebakaran tersebut disebabkan adanya pembukaan lahan baru yang dilakukan untuk perluasan perkebunan sawit. Namun, dia memastikan hal itu tidak dilakukan oleh warga setempat, melainkan pemilik lahan yang tidak tinggal di desa itu.

Rokan Hilir merupakan wilayah yang mengalami kebakaran terparah di Provinsi Riau yang terjadi dalam sepekan terakhir. Bahkan, hingga hari ini kebakaran di wilayah tersebut terpantau masih terus terjadi.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru menyatakan sebanyak 100 titik panas masih terdeteksi di wilayah itu hari ini. Selain itu, turut terpantau 21 titik panas lainnya menyebar di kabupaten tetangga seperti Dumai enam titik, Bengkalis lima titik serta Pelalawan empat titik dan Indragiri Hulu serta Indragiri Hilir masing-masing tiga titik.

Dari 100 titik panas di Rokan Hilir, BMKG mentatakan 86 diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan tingkat kepercayaan atau confidence diatas 70 persen.

"Titik api di Rokan Hilir ada 77 titik, Dumai lima titik, Pelalawan tiga dan Bengkalis satu titik api," jelasnya.(R04)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index