Apkasindo: Harga TBS Kelapa Sawit Riau Tertinggi di Indonesia

Apkasindo: Harga TBS Kelapa Sawit Riau Tertinggi di Indonesia
Ilustrasi kelapa sawit.

PEKANBARU  (RIAUSKY.COM)- Harga tanda buah segar kelapa sawit di Riau dilaporkan menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia.

Data tersebut  dirilis Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) berdasarka hasil penetapan harga TBS kelapa sawit Riau per tanggal 6 Februari sampai 9 februari.

Data tersebut diambil dari data penetapan harga oleh 22 dinas perkebunan penghasil kelapa sawit yang ada di seluruh wilayah Indonesia. 

Adapun harga TBS sawit Riau per tanggal 6 sampai 9 Februari menyentuh harga Rp2.630, dengan harga TBS sawit rata-rata pada angka Rp2.331.

Setelah Riau, harga tertinggi kedua diikuti oleh Sumatera Utara dengan harga RpRp2. 595, Sumatera Barat Rp2.556, Jambi Rp2. 518. Sedangkan provinsi dengan harga sawit terendah dari provinsi Sulawesi Selatan dengan harga Rp1. 970.

Ketua Apkasindo Riau, KH Suher, mengatakan bahwa harga TBS naik signifikan di Riau dan merupakan tertinggi se Indonesia berkat kerja keras dari semua pihak. 

Ia menerangkan, alasan kuat naiknya harga TBS sawit karena beberapa faktor. Pertama adalah Pergub 77 tentang tataniaga TBS yang secara rinci mengatur tataniaga tbs petani yg ditetapkan tiap minggu. 

Kedua, pendampingan dari Pihak Kejati Riau, sejak empat bulan lalu pihak Kajati Riau sudah melakukan pendampingan melekat tim harga Disbun Riau. 

Selanjutnya, Surat Gubernur Riau kepada semua PKS di Riau yang jumlahnya diperkirakan mencapai 308 PKS supaya patuh kepada harga Disbun dan tidak curang terkhusus masalah timbangan.

"Dalam waktu dekat tim gabungan Pemda dan APH akan melakukan monitor lapangan langsung ke PKS, ini sangat membantu. Makanya kami mengusulkan supaya sikat, semua PKS PKS nakal, tanpa kecuali, " ucapnya, Jumat (10/2/23). 

Suher mengungkapkan, ketiga faktor ini mengakibatkan semakin transparan dan akuntabilitas nya saat penghitungan harga TBS. Transparansi ini terkhusus mengenai invoice penjualan CPO dari PKS. Sedangkan akuntabilitas ini terkait ke BOL (biaya operasional langsung) dan BOTL (biaya operasional tidak langsung). 

"Hal ini membuat petani sawit di Riau yerjaga oleh perhatian serius dari Gubernur Riau serta pengawasan melekat dari Kejati Riau," tambahnya. 

Ketua APKASINDO Riau tersebut menerangkan, hal yang sudah dilakukan Gubernur Riau dan Kajati Riau ini sontak menjadi perhatian dari gubernur dan APH dari provinsi sawit lainnya.

Bahkan terangnya, para gubernur penghasil sawit ingin menduplikasi apa yg sudah dilakukan oleh Riau untuk menjaga kesejahteraan petani dan keadilan harga. 

"Kami tidak meminta harga tinggi tapi adalah harga yang sebenar-benarnya. Adalah benar harga TBS itu utamanya ditentukan oleh harga CPO, jika harga CPO naik, ya naiklah harga TBS dan sebaliknya. Namun yang menjadi persoalan selama ini adalah transparansi dan akuntabilitas, ujar Suher. 

Dia membeberkan, dengan perhatian serius dari Gubernur Riau, Kajati Riau dan dukungan dari Ketua Umum DPP Apkasindo  Gulat ME Manurung, maka ketiga Faktor utama harga TBS tadi yaitu harga CPO, akuntabilitas serta transparansi telah menjadikan harga TBS Riau menjadi yang sebenar-benarnya. 

"Kata kuncinya kerjasama 3 entitas sawit (petani, korporasi dan Disbun). Faktanya setelah tim harga dikawal melekat oleh Pak Kajati dan Pak Gubri, adalah sudah empat bulan terakhir yang tertinggi se Indonesia. Sebelumnya paling ranking 3 dan 4 setelah Sumut, Sumbar dan Kalbar. Terimakasih ke Pak Gubernur, Pak Kajati, Disbun Riau dan Pak Ketum Apkasindo Riau, " tutupnya.(mc)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index