Purwaji Boleh di Meranti, Asal Ketum GP Ansor Minta Maaf Secara Terbuka pada UAS Sebelum Kirab

Purwaji Boleh di Meranti, Asal  Ketum GP Ansor Minta Maaf Secara Terbuka pada UAS Sebelum Kirab
Purwaji mnyampaikan komitmennya dihadapan masyarakat Kepualauan Meranti.

SELATPANJANG  (RIAUSKY.COM)- Meski mendapat penolakan di dua daerah sebelumnya, yakni Siak Sri Indrapura dan Bengkalis, namun, GP Ansor Riau dan Banser nya tak hendak menghentikan Kegiatan Kirab Satu Negeri di Riau.

Buktinya, Senin (24/9/2018), Ketua GP Ansor Purwaji kembali melanjutkan tour Kirab Satu Negeri-nya di Selatpanjang, Kepulauan Meranti. 

Namun, setibanya di Selatpanjang pagi tadi, warga juga kembali menghadang kedatangan tokoh Ansor tersebut. Sempat terjadi keramaian di pelabuhan Selatpanjang sebelum akhirnya dimediasi oleh pihak keamanan, Ketua DPRD Meranti Fauzi Hasan, juga perwakilan masyarakat dan GP Ansor. 

Masyarakat mengungkapkan aksi mereka dilatari persoalan pelarangan dakwah yang dilakukan massa GP Ansor di beberapa daerah.

Sebagai warga Riau, kemi merasa tidak dihargai, karena ulama kami dilarang berdakwah. Bahkan ada pernyataan Ketua Umum GP Ansor agar Ustad Abdul Somad berdakwah.

''Hari ini, kami kami minta GP Ansor untuk meminta maaf secara terbuka kepada Ustad Abdul Somad dan kami akan mempersilakan GP Ansor melaksanakan kegiatan di Kepulauan Meranti sepanjang tidak bertentangan dengan aqidah dan tidak membawa-bawa Islam Nusantara,'' ungkap Perwakilan gabungan Ormas dan OKP Kabupaten Kepulauan Meranti, Hendrizal.

Proses mediasi antara Ketua GP Ansor Riau dan seluruh perwakilan Ormas dan OKP di Meranti dilaksanakan di rumah dinas Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti, Fauzi Hasan.

Proses mediasi sempat berlangsung lama lantaran sejumlah perwakilan Ormas dan OKP ingin GP Ansor meminta maaf secara resmi kepada Ustaz Abdul Somad atas perisitiwa-peristiwa tidak mengenakkan yang dialami ustadz asal Riau tersebut.

Seperti dilansir dari tribunpekanbaru, Perwakilan gabungan Ormas dan OKP Kabupaten Kepulauan Meranti, Hendrizal mengatakan, syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, GP Ansor harus meminta maaf terhadap Ustadz Abdul Somad, GP Ansor harus menjamin tidak akan memasukkan unsur-unsur politik selama kirab berlangsung, GP Ansor diminta tidak membawa materi Islam Nusantara di Meranti, GP Ansor diminta untuk meminta maaf secara terbuka kepada Ustadz Abdul Somad sebelum melangsungkan kirab.

Untuk memastikan seluruh syarat tersebut dilaksanakan, seluruh perwakilan Ormas dan OKP di Meranti akan terus memantau kirab GP Ansor di Desa Gogok Darussalam.

"Alhamdulilah seluruh syarat yang kami ajukan dipenuhi oleh ketua GP Ansor Riau," ujar Hendrizal.

Hendrizal juga mengatakan, sejumlah syarat tersebut bukan untuk mempersulit GP Ansor menggelar kegiatan di Meranti.

Namun sejumlah syarat tersebut lahir dari kekhawatiran warga Meranti yang selama ini tengah menata hidup dengan damai.

"Kami khawatir nanti kegiatan tersebut menimbulkan multitafsir yang membuat gejolak antar masyarakat. Warga Meranti saat ini hidup rukun meskipun terdiri dari berbagai ras dan agama," ujar Hendrizal.(*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index