Suami Aniaya Anak Tiri Hingga Tewas, Istri Nyatakan Tetap Masih Cinta

Suami Aniaya Anak Tiri Hingga Tewas, Istri Nyatakan Tetap Masih Cinta

RIAUSKY.COM - Sidang perdana perkara penganiyaan seorang ayah terhadap anak tiri yang berujung kematian diwarnai tangis, Kamis (8/11). 

Dua saksi yang dihadirkan Nining Listiani dan Muriadi yang tak lain adalah istri dan mertua terdakwa, menangis teringat peristiwa menyedihkan itu. 

Sementara terdakwa Wisno Cokro Buono,35, warga Jalan Sidotopo Wetan Mulyo Nomor 41, atau Jalan Kedung Mangu Timur nomor 130, Surabaya hanya terdiam.

Nining baru mengetahui anaknya dianiaya, setelah orang tuanya yakni saksi Muriadi melaporkan kasus ini ke polisi. Setelah makam korban dibongkar dan diotopsi ditemukan luka lebam dan perut dan bawah telinganya. 

"Saat itu saya baru tahu jika pelakunya suami saya. Sebab saat korban tewas luka tersebut tak saya temui," terangnya seperti dilansir Radar Surabaya.

Namun saat ditanya bagaimana perasaannya setelah pelaku penganiyaan tersebut adalah terdakwa, Nining tak bisa berkata-kata. Dia mengaku bingung. Dilain sisi, dia masih cinta dengan terdakwa namun dia juga menyesalkan anaknya sudah tiada.

Tak hanya Nining yang berlinang air mata, saksi Muriadi juga mengalami hal yang sama saat diminta kelanjutan nasib terdakwa selanjutnya. Meski sudah memaafkan terdakwa namun ia ingin terdakwa menerima hukuman seadil-adilnya.

"Saya bingung majelis, saya sangat sayang dengan cucu saya. Makanya ketika ia meninggal secara tiba-tiba saya langsung emosi dan melaporkan terdakwa," terangnya.

Untuk diketahui, terdakwa menganiaya korban lantaran jengkel. Sebab korban terus menangis. Selain dipukul menggunakan tangan kosong, terdakwa juga menengelamkan kepala korban di bak kamar mandi saat terdakwa memandikan korban. 

Korban dihabisi tersangka di rumah Kos di Sidotopo Wetan, Kenjeran pada hari Rabu ( 20/6 ). 

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto menuturkan, peristiwa pembunuhan ini terjadi saat tersangka yang saat itu sedang tidur sore sekitar pukul 16.30 di rumah kosnya terbangunkan oleh korban yang sedang menangis. 

Tersangka yang jengkel karena tangisan korban, langsung terbangun dan membawa korban masuk kedalam kamar mandi. Melihat korban yang tak kunjung diam, tersangka langsung memukul kepala korban dengan tanggannya. 

”Posisi tangan tersangka mengepal saat memukul korban,” kata AKBP Antonius Agus Rahmanto, Senin (25/6).

Tak hanya itu, tersangka pun tega memasukan kepala korban kedalam ember yang berisi penuh air selama kurang lebih 10 detik. Akibatnya, nafas korban pun tersedak-sedak. Namun perlakuan keji ayah tiri yang bekerja sebagai tukang las tersebut tidak berhenti sampai situ. Setelah dimasukan ember, kepala korban diangkat dan tersangka juga menghantamkan pukulan dan cubitan kebagian perut dan paha korban. 

Tidak lama, ibu korban datang dari acara halal bihalal di rumah tetangga dan kaget menyaksikan anaknya dalam kondisi nafasnya tersendak-sendak di atas kasur. 

Sang ibu berinisiatif mengajak suami yang baru dinikahi selama 6 bulan itu untuk mengantarkan korban ke RSUD Soewandhi.

Sayangnya dalam perjalanan menaiki sepeda motor yang juga diantarkan oleh tersangka, nyawa korban tidak tertolong. 

”Korban dinyatakan meninggal dunia saat berada di rumah sakit sekitar pukul 18.00. Saat itu juga korban langsung dilakukan proses pemakaman sepulang dari rumah sakit,” terang Agus.

Namun saat proses perawatan jenazah, salah satu pihak keluarga merasa curiga dengan kematian korban. Ia memotret jenazah korban dan melaporkan kepada polisi. (R03)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index