Musibah Saat Menonton Gelaran Surabaya Membara

Saat Genggaman Tangan Sahluki dan Liana tak Mampu Selamatkan Erikawati dari Maut

Saat Genggaman Tangan Sahluki dan Liana tak Mampu Selamatkan Erikawati dari Maut
Jenazah salah sorang korban saat ditandu warga.

SURABAYA (RIAUSKY.COM)- Sungguh maut tak bisa diduga datangnya. Ketika kebersamaan, rasa haru bahagia baru saja menghinggapi, keluarga kecil ini terpisah jiwa dan raga. Innalillah...

 Sahluki masih belinang air mata. Pria 41 tahun ini  tak mampu menyembunyikan rasa hatinya yang terpukul  di hadapan jenazah putrinya, Erikawati (9) di ruangan kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya, Sabtu (10/11/2018) sekira pukul 00.26 WIB dini hari tadi.

Pandangan Sahluki sendu melihat jenazah Erikawati yang ditutup kain itu. Meski dia terlihat pasrah, namun, raut duka atas musibah yang menimpa keluarga kecilnya  tetap tak dapat ditutupi. Erikawati putrinya meninggal dunia setelah terserempet kereta api, sementara istrinya cedera dan mengalami patah kaki akibat aksi tolak menolak dan sorong mendorong  warga yang  sedang menyaksikan drama kolosal 'Surabaya Membara' di Jalan Pahlawan Surabaya yang berlokasi di depan Kantor Gubernur Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018) malam.

Dengan wajah haru dan masih mata berkaca-kaca, Sahluki  menceritakan detik-detik insiden ketika kereta api melintas di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya.

Saat itu, dia bersama istrinya Liana (37) dan Erikawati menonton 'Surabaya Membara' dari atas viaduk.

Sampai di lokasi, mereka mencari tempat yang tinggi agar bisa menyaksikan drama dari atas. Mereka bergabung dengan puluhan penonton lainnya di viaduk.

Sekira pukul 19.45 WIB, kereta jurusan Sidoarjo-Bojonegoro terlihat mendekat melaju pelan-pelan akan melintasi viaduk. 

Sama seperti penonton, Sahluki mengarahkan istri dan putrinya duduk di tepian viaduk agar tak terserempet badan kereta. Erikawati dirangkul dan didudukkan di tengah antara Sahluki dan Liana.

Saat kereta api lewat, penonton di viaduk berdesakan, berebut posisi agar tak terserempet badan si ular besi. Tiba-tiba kepanikan melanda. Sahluki dan istrinya terdorong hingga jatuh, sementara anaknya terlepas dari rangkulan.

Ketiganya sempat terjungkal di dekat rel perlintasan disaat kereta api melintas.Sehingga, tubuh mungil Erikawati terlepas dari pegangan ibunya.

Korban Erikawati juga sempat terseret gerbong kereta api.

"Saya dan ibunya jatuh, putri saya tergeser (terkena) kereta api," ungkapnya di kamar jenazah RSUD dr Soetomo, Sabtu (10/11/2018).

Sahluki mengatakan, ia melihat istri dan anaknya terbaring di samping rel perlintasan kereta api.

Musibah itu membuat putrinya meninggal karena luka parah.

Sedangkan istrinya Liana menderita patah kaki, dan saat ini dirawat di Rumah Sakit PHC Surabaya.

"Saya tidak luka, istri terluka tapi selamat, putri saya meninggal," ungkapnya.

Rasa sedih itu tergambar dari raut wajah para orangtua dan anggota keluarga korban di Kamar Jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya pada Sabtu dini hari, 10 November 2018. 

Awalnya, dua jenazah korban yang dibawa ke rumah sakit pelat merah itu. Yakni jenazah Erikawati (9 tahun), warga Kalimas Baru, dan jenazah Mr X, yang beberapa jam kemudian diketahui bernama Helmi Suryawijaya (13), warga Karang Tembok.

Sekira pukul 02.00 WIB, satu ambulans tiba di RSUD dr Soetomo dengan membawa jenazah korban tewas ketiga, Bagus Ananda (17), warga Jalan Ikan Gurami. Korban awalnya dirawat di RS Soewandhie.

Tiga anggota keluarganya menyusul di belakang ambulans dengan menunggangi sepeda motor. Seorang perempuan berbaju hijau tampak lemas dipapah. Matanya sembab bekas tangisan.

Mr X

Cerita sedih juga tergambar dari keluarga korban meninggal dunia, Helmi Suryawijaya. Dia adalah korban tewas terlindas kereta api saat menonton drama Surabaya Membara di viaduk. Awalnya, tidak ada yang mengetahui identitas korban. Tidak ditemukan kartu identitas apa pun di pakaian maupun di dekat korban. Dia dibawa ke rumah sakit dengan label Mr X.

Sekira pukul 01.15, datang dua pria dan seorang perempuan muda ke RSUD dr Soetomo. Mereka langsung masuk ke kamar jenazah. Setelah wajah korban disingkap, pecah lah tangis si perempuan muda, Herlin Wijayanti. Si jenazah rupanya sang adik, Helmi. Herlin bahkan hampir pingsan.

Ayah korban, Harijanto (69), mengatakan Helmi pamit menonton drama Surabaya Membara setelah maghrib. Dari Karang Tembok, bungsunya itu berjalan kaki ke Tugu Pahlawan bersama teman-temannya. “Karena tak pulang-pulang, saya cari, terus ada informasi kejadian itu, saya lalu ke PHC,” tandasnya.

Di PHC, lanjut Harijanto, petugas mengabarkan ada korban meninggal dunia dengan label Mr X dan dibawa ke RSUD dr Soetomo. Berangkatlah dia ke rumah sakit pelat merah itu. Ternyata benar, jenazah Mr X tersebut adalah anaknya.

“Tidak ada firasat apa-apa, cuma saya kok merasa lemas saat anak saya berangkat, seperti mau mati,” ujarnya.

Kepolisian masih menyelidiki insiden maut tersebut. Olah tempat kejadian perkara dan permintaan keterangan sejumlah saksi sudah dilakukan, termasuk keterangan dari pihak panitia penyelenggara.

“Wawancara sudah kami lakukan terhadap penyelenggara,” kata Kepala Polrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan.(R04)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index