Dirikan Komunitas Bikin Ruang (BiRu) 

Totalitas Berkarya, Muhammad Fadhil Ingin Punya Galeri dan Pertunjukan Seni Modern di Pekanbaru

Totalitas Berkarya, Muhammad Fadhil Ingin Punya Galeri dan Pertunjukan Seni Modern di Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Setiap orang pasti memiliki ketertarikan terhadap sesuatu, mulai dari bidang akademis, olahraga, hingga seni. 

Begitu pula bagi Fadhil, seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Riau yang tertarik dibidang seni sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Siapa sangka, dimulai dari ketertarikannya terhadap seni itu, pemilik nama asli Muhammad Fadhil ini mampu mendirikan komunitas Bikin Ruang (BiRu) pada tahun 2016 awal silam.

Memulai ketertarikan di bidang menggambar sejak SMP, ia melanjutkan untuk mendalami hobinya dengan mencoba milirik bidang fotografi, musik, hingga pameran. 

Mengaku mulai bertemu dan mengenal 'orang gila' yang selalu bersentuhan dengan alat musik, dan karya visual lainnya sejak empat tahun lalu, Fadhil merasa sudah menemukan dunianya dan selalu mengembangkan minat dan bakatnya.

Berawal dari keresahan kurangnya wadah untuk memfasilitasi anak muda berkarya, akhirnya ia memutuskan untuk memulai membuat sebuah ruang untuk menampung karya-karya yang inspiraif dan berbeda. Maksudnya disini berbeda adalah, adanya karya-karya yang dihasilkan dari pemikiran liar penciptanya.

“Semuanya berawal dari keresahan, resah kurangnya wadah di Pekanbaru untuk show off karya-karya yang modern, kaya galeri. Kalaupun di kampus, adanya sendratasik juga sekedarnya, kita ingin menunjukan kalau di Pekanbaru juga punya anak muda yang bisa menghasilkan karya-karya modern gitu. Pokoknya kita berangkat dari keresahan. Kita ada karena permasalahan,” akunya saat diwawancarai.

Mengaku mengeluarkan uang pribadi untuk melaksanakan setiap kegiatan di komunitasnya yang hampir berjalan tiga tahun, Fadhil sama sekali tidak merasa keberatan dan mengaku bahwa, dengan melihat hasil karyanya, ia memiliki rasa kepuasan tersendiri. 

Meskipun sempat tidak mendapat dukungan oleh kedua orang tua pada awalnya, Fadhil tetap ingin membuktikan bahwa apa yang dikerjakannya bukan sekedar main-main dan akan menghasilkan. Terbukti, sudah banyak penghargaan dan hasil karyanya yang dipamerkan hingga ke Jakarta. 

Tidak hanya itu, ternyata dari hasil ketekunannya terhadap seni, ia juga sering mendapat tawaran beberapa project. Dari hasil itulah, Fadhil mampu membeli kamera, motor, hingga bayar uang kuliah.
 
“Orang tua awalnya nggak dukunglah, tapi lama-kelamaan karena aku juga udah 3,5 tahun ga minta uang orang tua lagi, ya akhirnya mereka dukung, apa yang aku buat menghasilkan. Aku juga nggak nyusahin orang tua. Keluar kota, biaya kuliah, beli motor, semuanya pakai uang sendiri," ungkap Fadhil.

Anak bungsu dari empat bersaudara ini juga menyayangkan, selain kurangnya wadah untuk penunjukan karya-karya, hingga saat ini masih banyak orang-orang yang ingin berkarya, namun masih berorientasi pada uang. Padahal menurutnya, dalam setiap karya, selalu ada kepuasan tersendiri yang ia rasakan, kalau perihal mendapatkan uang dan sebagainya itu bonus.

Tidak hanya menghasilkan konten-konten menarik lewat instagram dan youtube, komunitas Bikin Ruang seringkali megadakan pameran-pameran di ruang publik, selain untuk memamerkan hasil karya seni, ini juga sebagai ruang edukasi kepada masyarakat, bahwa selain hasil karya budaya-budaya melayu, juga ada hasil karya lain yang bisa dipamerkan dan memiliki peminatnya tersendiri, contohnya adalah Psychedelic Art. Yaitu, visual dengan memainkan jiwa, raga, dan pikiran.

“Ya aku ingin membuat karya yang berbeda dari yang lain, yaitu psychedelic art, dan karya-karya kaya gitu juga ada peminatnya, karena kalau orang yang ngerti, paham, gambar yang aku buat itu ada dunianya sendiri, ada ceritanya. Kadang yang ngerti gambarnya cuma aku aja, aku post di instagram juga yang suka dikit ya gamasalah, aku berkarya bukan buat medsos, tapi buat diri aku sendiri” paparnya saat ditanya mengenai jenis aliran yang ia tekuni.

Selain melakukan kegiatan seni, Fadhil juga kerap diundang sebagai pembicara bahkan menjadi Art Director pada beberapa acara di Pekanbaru. Belum puas sampai disitu, mahasiswa tingkat akhir ini juga ingin membuat sebuah galeri seni dan pertunjukan seni modern di Pekanbaru. 

“Aku mau menciptakan galeri, biar generasi berikutnya bisa menikmati hasil karya seni modern di Pekanbaru, selain dari kesenian budaya melayu gitu” jelasnya pada Sabtu (08/12). (*)

Penulis: Fuji Rahayu, mahasiswi Ilmu Komunikasi, konsentrasi Jurnalistik

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index