Tak Terima Dibilang Tua, Ma'ruf Amin: Mahathir Saja 93 Tahun Saat Jadi Perdana Menteri, Saya Baru 75 Tahun

Tak Terima Dibilang Tua, Ma'ruf Amin: Mahathir Saja 93 Tahun Saat Jadi Perdana Menteri, Saya Baru 75 Tahun
Maruf Amin

RIAUSKY.COM - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menjawab komentar yang mempertanyakan kemampuannya untuk maju menjadi wakil presiden di usia yang dinilai sepuh.

Menurut dia, meskipun ada yang mengatakan dirinya sudah tua, namun Ma'ruf menilai, dirinya masih pantas menjadi wakil presiden.

"Mahathir Mohamad saja usianya 93 tahun menjadi Perdana Menteri Malaysia, sedangkan saya baru 75 tahun," tuturnya di sela tabliq akbar di Pondok Pesantren Ringan-ringan di Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (8/2/2019).

Ma'ruf mengatakan, dia memutuskan maju sebagai calon wakil presiden karena Jokowi telah memilihnya. Menurut dia, pilihan tersebut merupakan perhatian terhadap ulama.

Dia pun menerima tawaran tersebut karena menilai Jokowi memiliki semangat untuk membangun negara melalui program-program yang bagus, mulai dari pembangunan tol, Kartu Indonesia Sehat, hingga Kartu Indonesia Pintar.

"Jika kami terpilih maka program-program itu akan disempurnakan," ujarnya seperti dimuat Kompas.com.

Oleh karena itu, Ma'ruf meminta dukungan kepada ratusan santri di Kabupaten Padang Pariaman.

"Sebagai alumni Pondok Pesantren Ringan-ringan Padang Pariaman, saya meminta dukungan santri di sini," tuturnya.

Dia bercerita, sekitar setahun yang lalu, dia datang ke Pesantren Ringan-ringan dan diberi gelar penghormatan oleh pengurus pesantren dan santri sehingga Ma'ruf didaulat menjadi alumni pesantren tersebut.

"Dulu saya datang ke sini sebagai ulama, sekarang sebagai calon wakil presiden, mudah-mudahan nanti ke sini lagi sebagai Wakil Presiden Jokowi," katanya.

Sementara itu, pengasuh santri di Pondok Pesantren Ringan-ringan, Zulhamdi Tuangku Kerajaan Nan Sholeh mengatakan, sekitar setahun yang lalu, Ma'ruf Amin datang ke pesantren tersebut untuk memberikan materi tentang agama.

"Pada saat itu kami memberikan gelar penghargaan kepada Pak Ma'ruf yaitu Tuanku Imam Nan 'Arif," ujar dia.

Dia menyampaikan alasan diberikannya gelar tersebut karena kajian yang disampaikan Ma'ruf saat itu sampai ke hati pengurus dan santri di pesantren itu. (R01)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index