RIAUSKY.COM - Dukungan keluarga Uno kepada pasangan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo – Ma’ruf Amin jadi kontroversi. Sebab sikap politik Ikatan Keluarga Besar Uno Provinsi Gorontalo ternyata ke paslon 02, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Salah satu pengurus Ikatan Keluarga Besar Uno, Yorsrizal Uno menegaskan sikap politik mereka adalah mendukung Sandiaga Uno sebagai calon Wakil Presiden yang berpasangan dengan calon presiden Prabowo pada pemilihan Presiden 2019.
Adapun petisi mendukung calon presiden Jokowi yang beredar bukanlah sikap resmi Ikatan Keluarga Besar Uno Provinsi Gorontalo.
Rizal menyebut petisi tersebut hanya klaim Rudi Uno yang memang merupakan caleg DPRD Provinsi Gorontalo dari Partai Hanura.
Dalam petisi tertanggal 28 Februari 2019 itu tercantum 13 nama bermarga Uno. Urutan pertama adalah Rudi Hartono Uno.
“Dan 13 orang yang tanda tangan petisi itu tidak menjadi representasi keluarga besar Uno, apalagi yang 4 orang masih tercatat sebagai siswa SMP,” kata Rizal dikutip dari Tempo.
Rudi Uno, penggagas petisi dukungan untuk calon presiden Joko Widodo mengatakan tanda tangan 13 orang keluarga Uno pada petisi tersebut merupakan bentuk komitmen untuk mengedepankan kepentingan bangsa ketimbang keluarga.
Langkah ini juga dilakukan sebagai wujud apresiasi terhadap kinerja presiden Jokowi.
“Saya yang juga merupakan pengurus Partai Hanura di Gorontalo tentu punya kewajiban memenangkan pak Jokowi di Pilpres nanti. Jadi tanda tangan itu benar adanya,” kata Rudi.
Petisi dukungan itu telah disampaikan Rudi Hartono Uno dalam silaturahmi yang diadakan Tim Kampanye Daerah Gorontalo dengan Jokowi, Kamis 28 Februari 2019 malam.
Adapun 12 orang yang menanda tangani dukungan adalah: Rudi Hartono Uno, Masud Uno, Miska Uno, Muliadi Uno, Hartati Uno, Hasan Uno, Fira Uno dan Renaldi Uno.
Salah satu pengurus Ikatan Keluarga Besar Uno, Yorsrizal Uno menegaskan dukungan itu wajar disampaikan Rudi karena memang merupakan caleg DPRD Provinsi Gorontalo dari Partai Hanura. Namun bukan sikap resmi keluarga besar Uno.
Rizal juga mengungkap fakta bahwa dari 13 (12 bertandatangan) nama dalam petisi itu, empat di antaranya masih duduk di bangku SMP alias belum punya hak pilih pada Pilpres 2019 mendatang.
“Dan 13 orang yang tanda tangan petisi itu tidak menjadi representasi keluarga besar Uno, apalagi yang 4 orang masih tercatat sebagai siswa SMP,” kata Rizal dikutip dari Tempo.
Bahkan beredar pula kabar bahwa ada dua nama yang dalam petisi itu sudah meninggal dunia.
Rudi Uno, penggagas petisi dukungan untuk calon presiden Joko Widodo mengatakan tanda tangan 13 orang keluarga Uno pada petisi tersebut merupakan bentuk komitmen untuk mengedepankan kepentingan bangsa ketimbang keluarga.
“Saya yang juga merupakan pengurus Partai Hanura di Gorontalo tentu punya kewajiban memenangkan pak Jokowi di Pilpres nanti. Jadi tanda tangan itu benar adanya,” kata Rudi.
Petisi dukungan itu telah disampaikan Rudi Hartono Uno dalam silaturahmi yang diadakan Tim Kampanye Daerah Gorontalo dengan Jokowi, Kamis 28 Februari 2019 malam.
Adapun 12 orang yang menanda tangani dukungan dalam petisi itu adalah Rudi Hartono Uno, Masud Uno, Miska Uno, Muliadi Uno, Hartati Uno, Hasan Uno, Fira Uno dan Renaldi Uno.
Sebelumnya, Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menanggapi santai sikap sebagian keluarga ayahnya di Gorontalo yang lebih memilih mendukung Jokowi ketimbang dirinya.
“Syukuri ada perbedaan. Saya sebagai anggota keluarga Besar Uno merasa bangga (menjadi) anggota keluarga besar Uno,” kata Sandiaga Uno Sandiaga saat mengunjungi kampung warteg di Kabupaten Tegal.
Pria yang akrab disapa Sandi itu menyatakan, sejak dirinya maju dalam Pilgub DKI Jakarta pun, ada beberapa anggota keluarga besar Uno yang justru mendukung calon lain. Namun, Sandi tidak pernah mempersoalkan.
“Waktu di DKI (Pilgub DKI) ada anggota keluarga besar Uno juga mendukung Pak Basuki Tjahaja Purnama, Pak Ahok. Ya, tentunya itu adalah realita dalam berdemokrasi,” tandas Sandiaga Uno. (R03)
Listrik Indonesia
