Aneh, Baru 2 Persen, Data Sudah Banyak Bermasalah, KPU Diminta Audit Sistem

Aneh, Baru 2 Persen, Data Sudah Banyak Bermasalah, KPU Diminta Audit Sistem
Aplikasi KPU RI untuk hitung cepat di kpu.go.id

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Pengamat IT Institut Teknologi Bandung (ITB) Deddy Syafwan menyayangkan beberapa laporan masyarakat tentang kesalahan data hasil inputan aplikasi hitung cepat  website resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), kpu.go.id.

Dikatakan Deddy, kesalahan dalam bentuk apapun, tidak boleh terjadi, apalagi bila mengingat aplikasi tersebut saat ini menjadi rujukan publik untuk mendapatkan data tentang hasil penghitungan suara pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia tahun 2019 ini. 

''Ya, kita sayangkan, laporan yang masuk itu cukup banyak, saya pikir itu tidak boleh terjadi, karena itu akan menjadi rujukan masyarakat,'' ungkap Deddy.

Deddy sendiri mengaku kalau pihaknya memang sempat memantau beberapa data yang menjadi pembahasan publik melalui media sosial dan ketika dilakukan croscheck ulang beberapa waktu lalu, data tersebut sudah tidak ditampilkan lagi. 

''Menurut saya, ada pola kerja yang perlu dievaluasi oleh KPU dan perlu ada audit. Terutama dalam kaitannya sistem penginputan data, admin dan sistem pengawasan. Kesalahan sekecil apapun, saat ini akan sangat cepat menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Karena itulah, KPU harus clear tentang data yang diinput ke dalam sistem,'' ungkap pria yang akrab dalam pengamanan aplikasi dan sistem penghitungan pemilu itu.

Deddy juga menyebutkan, KPU masih harus bersyukur karena kesalahan tersebut terpantau dalam jumlah yang relatif kecil. 

''Saya lihat itu kan angkanya masih mendekati 2 persen dari total 800.000 an TPS. Masih kecil, jadi masih mudah untuk melacak dan memperbaikinya. Kalau jumlahnya sudah banyak tentu semakin menyulitkan KPU,'' sebutnya.

Begitupun, sambung Deddy, ''Saya berpendapat, idealnya, persoalan-persoalan seperti ini tidak boleh terjadi lagi di KPU. Apalagi KPU sudah punya jam terbang cukup lama dalam mengelola sistem informasi dan data. Saya tidak ingin menuding ada apa dibalik kesalahan itu. Namun, tentunya itu tak cukup dijelaskan dengan pernyataan ada kesalahan, apalagi bila sudah menjadi domain publik, di evaluasilah, ada apanya,'' tukas dia.

Deddy juga menyinggung perihal kemungkinan kesalahan data itu disebabkan oleh hacker atau pemain luar. ''Ah, itu tak mungkin itu. KPU itu sistemnya sudah canggih, pengamanannya juga sangat ketat. Tak mungkin bisa dibobol,'' kata dia. 

Indikasi lain yang meyakinkannya adalah, perihal jumlah data yang salah yang tidak signifikan dan terlalu acak dengan sampling yang sangat kecil. ''Ya, kalau hacker itu, dia merusak dalam platform besar, dan pola kerjanya tidak seperti itu. Saya lebih yakin ini permasalahan lain, silahkan di crosscheck ke KPU, dimana persoalannya,'' ujar Deddy balik bertanya.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index