Terlalu Rapat ke Istana Presiden, Sejumlah Aktivis Anti Korupsi Dilaporkan ''Hilang'' Oleh ICW

Terlalu Rapat ke Istana Presiden, Sejumlah Aktivis Anti Korupsi Dilaporkan ''Hilang'' Oleh ICW
Salah satu figur pegiat anti korupsi yang dilaporkan hilang setelah merapat ke lingkaran istana presiden.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Sejumlah aktivis yang dulu sering menyuarakan isu anti korupsi kini keberadaannya dipertanyakan.

Adalah Indonesia Corruption Watch yang menyindir aktivis-aktivis yang dulu kritis namun kini dianggap hilang suaranya setelah bergabung ke Istana.

Lewat akun Instagram mereka @sahabatICW, setidaknya ada 8 tokoh yang disindir oleh ICW.

Mereka yakni Teten Masduki, Koordinator Staff Khusus Presiden; Ifdhal Kasim, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden; Fadjroel Rachman, Komisaris Utama perusahaan BUMN PT Adhi Karya; dan Alexander Lay, Anggota Dewan Komisaris Pertamina.

Ada juga Jaleswari Pramodhawardani, Deputi V Kantor Staf Presiden; Andrinof Chaniago, Komisaris Utama Bank BRI; Abetnego Tarigan, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, serta Johan Budi; Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi.

ICW mengunggah gambar berupa poster yang menyatakan para aktivis itu hilang setelah terlalu dekat dengan Istana.

Khusus untuk Johan Budi yang kini sudah menjadi anggota DPR terpilih dari PDI-P, tertulis hilang sejak masuk perut banteng.

"Mohon bantuan teman-teman @kontras_update untuk menemukan para senior yang terhormat ini, karena mereka telah pergi tanpa pesan di tengah kegentingan kerja-kerja pemberantasan korupsi dan penegakan hak asasi manusia," tulis akun ICW pada Kamis, (13/9/2019). @Kontras_update adalah akun instagram resmi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak kekerasan (KontraS).

Saat dimintai tanggapan terkait sindiran dai ICW, para eks aktivis di lingkar Istana itu irit berkomentar.

Teten Masduki yang dulunya adalah aktivis ICW mengaku paham jika para pegiat antikorupsi saat ini marah terkait revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi yang dilakukan DPR dan pemerintah.

"Enggak mau komentar lah. Wajar mereka marah," kata Teten saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/9/2019).

Kendati demikian, Teten enggan menanggapi lebih jauh pertanyaan wartawan.

Komentar irit juga keluar dari Jaleswari yang dulunya dikenal sebagai pegiat reformasi militer.

Jaleswari juga paham bahwa para pegiat antikorupsi saat ini tengah kecewa. Namun ia enggan menanggapi mereka lebih jauh.

"Saya memahami kawan-kawan ini sedang kecewa. Karenanya, saya tidak ingin berpolemik lebih lanjut soal ini, pesannya sudah tersampaikan," kata Jaleswari saat dihubungi lewat pesan singkat.

Sementara itu, Johan Budi yang dulunya adalah mantan juru bicara KPK enggan berkomentar sama sekali soal sindiran ICW.

Saat dihubungi lewat pesan singkat, Johan awalnya mau menanggapi pertanyaan Kompas.com mengenai dirinya yang sudah pamit dari Istana karena akan segera dilantik sebagai anggota DPR.

Namun, saat ditanya mengenai sindiran ICW, Johan ogah berkomentar.

"Kalau ini enggak ada komentar," kata Johan.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index