PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Kedatangan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tak serta merta membawa perbaikan terhadap kondisi kualitas udara di wilayah Riau, khususnya Pekanbaru.
Dilansir dari website Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Selasa (17/9/2019), kondisi udara Pekanbaru dalam keadaan sangat tidak sehat.
Dari tangkapan layar pada informasi konsentrasi partikulat (PM10) atau Partikel udara berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer), kualitas udara Pekanbaru sempat berada pada 378,06 µgram/m3 pada tengah malam dan turun menjadi 334,31 µgram/m3 (berbahaya) pada subuh hari dan berada pada 265,12 µgram/m3 (sangat tidak sehat) pada pukul 08.00 wib saat Presiden Joko Widodo melaksanakan salat Istisqo di Pekanbaru.
Padahal, Nilai Ambang Batas (NAB) konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien hanya 150 µgram/m3.
Kabut asap juga masih terlihat pekat di wilayah Pekanbaru.
Walau begitu, jarak pandang penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II pagi hari ini dilaporkan masih cukup baik, yakni mencapai 1 kilometer berasap. Sementara di bandara Japura, jarak pandang hanya 800 meter.
Sementara itu, dari prakkiraan cuaca di wilayah Riau sepanjang hari ini dilaporkan hampir sebagian besar berasap. Kecuali Kota telukkuantan yang dilaporkan cerah dan Selatpanjang dalam kondisi berawan.
Adapun potensi hujan diperkirakan hanya terjadi pada beberapa wilayah pada malam hingga dinihari nanti, yakni di daerah Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Pasir Pengaraian itupun dalam intensitas lokal.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai potensi hujan dalam intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Rokan Hilir dan bengkalis pada dinihari nanti.(R04)
Listrik Indonesia
