Tak Tahan Kabut Asap, Ibu Muda di Kampar Ini Balik Kampung ke Medan, 'Saya Punya Balita'

Tak Tahan Kabut Asap, Ibu Muda di Kampar Ini Balik Kampung ke Medan, 'Saya Punya Balita'
Fatimahtuzzuhra El-Karim, warga Kampar yang mengungsi ke Medan lantaran kabut asap tebal di Riau. (Foto : Farhan Karo Karo)

RIAUSKY.COM – Tak tahan asap tebal di Riau akibat kebakaran hutan (Karhutla) semakin menyesakkan, sejumlah warga Provinsi Riau memilih mengungsi ke beberapa tempat yang tidak terdampak asap, termasuk Kota Medan.

Salah satunya, ibu muda cantik asal Kabupaten Kampar, Riau, Fatimahtuzzuhra El-Karim (26) ini. 

Warga Medan yang mengadu nasib di Riau itu harus pulkam atau pulang kampung ke Medan karena tak tahan asap tebal di tempat tinggalnya semakin mengganggu.

Perempuan yang biasa disapa Fatimah itu adalah warga Jalan Suka Karya Perumahan Puri Indah Kualu, Kelurahan Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Kebakaran hutan tersebut membuat dia dan anaknya harus kembali ke Kota Medan.

“Kebakaran hutan di sana mengakibatkan udara sangat buruk. Kami harus mengungsi ke Medan. Terlebih lagi Saya mempunyai anak yang masih balita yang memerlukan udara yang baik,” ujar Fatimah ditemui Senin (16/9/2019).

Fatimah mengungkapkan, sejak Juli 2019 lalu dia sudah merasakan udara yang sangat tidak bagus untuk dihirup dan berbahaya untuk kesehatan.

“Dari bulan Juli lalu Saya sudah merasakan udara yang sangat tidak bagus untuk di hirup dan tidak baik untuk kesehatan anak saya,” ujarnya seperti dikutip dari Kitakini.news.

Karena memiliki anak yang masih balita, asap yang sangat tebal mulai bulan Agustus 2019 membuat dirinya memilih untuk tidak keluar rumah. Itu dia lakukan untuk menjaga anaknya agar tidak menghirup udara yang sangat buruk itu.

Setibanya di Medan, Fatimah langsung mengecek kesehatan anaknya untuk melihat kondisi apakah terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau tidak. Syukurnya, buah hatinya tersebut baik-baik saja.

“Alhamdulillah, anak Saya tidak mengalami penyakit apa-apa dan kondisinya baik-baik saja. Saya sedang menunggu informasi apakah asap di sana sudah benar-benar tidak berbahaya. Kalau tidak berbahaya kemungkinan kami akan kembali ke Kampar,” jelas Fatimah. (R10)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index