Nekat Bunuh dan Mutilasi Rinaldi Pakai Gergaji, Pelaku Ngaku Sudah Tidak Makan Berhari-hari

Nekat Bunuh dan Mutilasi Rinaldi Pakai Gergaji, Pelaku Ngaku Sudah Tidak Makan Berhari-hari
Penyidik Sub Direktorat Reserse Mobile Ditreskrimum Polda Metro Jaya menghadirkan dua tersangka pembunuhan dan mutilasi di Mako Polda Metro Jaya, Kamis (17/9/2020). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat

JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Banyak fakta menarik terungkap usai polisi membongkar kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap Rinaldi Harley Wismanu yang dilakukan tersangka Laeli Atik Supriyatin (27) dan Djumadil Al Fajri (26).

Keduanya mengaku sudah punya niat melakukan pemerasan terhadap Rinaldi Harley Wismanu. 

Tak cuma itu, kepada polisi, keduanya mengaku kesulitan keuangan hingga tidak makan berhari-hari.

"Dia mengakui juga sudah beberapa hari tidak makan, sehingga timbul niatan untuk melakukan pemerasan. Awalnya adalah pemerasan pada korban-korban, kemudian mencari, yang terdekat adalah korban yang jadi korban mutilasi ini," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/9/2020).

Sejoli ini hidup bersama di sebuah kostan. Yusri menyebut, tersangka Fajri sudah berkeluarga, namun rumah tangganya retak karena kehadiran Laeli.

"Kan memang mereka tinggal sama-sama dalam satu kos, karena DAF ini sebenarnya sudah memiliki keluarga, tetapi sempat pecah dengan kehadiran L ini," katanya.

Keduanya mengaku tidak punya uang untuk membayar kos. Selama ini, sejoli ini hidup dari uang Laeli hasil mengajar les mahasiswa.

"Terdesak ekonomi untuk membayar kos dan kehidupan sehari-hari. Karena yang bekerja itu adalah L sebenarnya. L sempat mengajar les untuk mahasiswa/mahasiswi suatu perguruan, karena dia ahli dalam kimia ya," katanya.

Seperti diketahui, tersangka Laeli awalnya mengincar korban melalui aplikasi Tinder. Korban diajak ke Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat pada Rabu (9/9).

Setibanya di apartemen tersebut, Laeli sempat berhubungan badan dengan korban. Korban kemudian dibunuh oleh tersangka Fajri yang sudah bersembunyi di apartemen itu.

Korban dipukul dengan batu bata dan ditusuk sebanyak 9 kali dengan menggunakan gunting. Pada saat korban sedang sekarat, korban dipaksa menyebutkan password ponsel miliknya.

Dari situ, kedua tersangka bisa mengakses keuangan korban secara ilegal. Total uang korban yang dikuras habis oleh kedua tersangka yakni sebesar Rp 97 juta.

Kedua tersangka ditangkap di Depok, Jawa Barat pada Rabu (12/9) oleh Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kompol Handik Zusen, AKP Noor Marghantara, AKP Mugia Yarry, AKP Widi Irawan, Iptu Charles Bagaisar, dan iptu Sigit Santoso. (R03)

Sumber: Detik.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index