Saran Bank Terbesar di Swiss: Saatnya Beli Emas Sekarang!

Saran Bank Terbesar di Swiss: Saatnya Beli Emas Sekarang!
Ilustrasi emas./ Sumber Foto: vibiznews

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Bank investasi kelas dunia asal Swiss, UBS Global Wealth Management mengatakan, saat ini merupakan waktu yang pas menempatkan dana di instrumen emas.

Investasi di emas dinilai menjadi tempat yang sangat baik menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat, kata UBS kepada CNBC Internasional 

"Kami menyukai emas, karena kami pikir emas kemungkinan akan benar-benar mencapai sekitar US$ 2.000 per ounce pada akhir tahun," kata Kelvin Tay, Kepala Investasi Regional UBS, dikutip Selasa (29/9/2020).

"Dan emas memiliki lindung nilai tertentu," kata Tay.

"Jika terjadi ketidakpastian atas pemilu AS dan pandemi Covid-19, emas adalah lindung nilai yang sangat, sangat bagus. Dan kelemahannya baru-baru ini merupakan titik masuk yang bagus bagi investor," tambahnya, saat berbicara dalam acara Squawk Box CNBC.

Harga emas telah melesat ke rekor tertinggi tahun ini - dan melampaui US$ 2.000 per ons untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Namun baru-baru ini, harga telah turun lagi dan terakhir diperdagangkan di sekitar US$ 1.880 per ounce pada Selasa pada periode perdagangan pasar Asia.

"Logam mulia juga menarik karena ditopang dengan tren suku bunga rendah," kata Tay.

Jika suku bunga tetap rendah seperti yang diindikasikan oleh bank sentral AS, The Fed, biaya untuk membenamkan dana di emas - aset non-imbal hasil - akan "cukup rendah". Itu karena investor tidak perlu memberikan bunga yang seharusnya diperoleh saat berinvestasi di aset non emas.

Tay juga merekomendasikan agar investor memasukkan sejumlah uang ke obligasi pemerintah China karena mereka akan dimasukkan dalam Indeks Obligasi Pemerintah Dunia oleh penyedia indeks FTSE Russell.

Pencantuman obligasi China tersebut, mulai Oktober 2021, akan membawa miliaran dolar masuk ke China.

Tay menunjukkan bahwa imbal hasil obligasi pemerintah China, yakni sebesar 2,5%, lebih tinggi daripada obligasi negara di kawasan lain, dibandingkan dengan imbal hasil AS pada 0,6% dan imbal hasil obligasi Eropa yang sebagian besar justru memberikan yield negatif.

"Ini adalah pengembalian [yield] yang sangat tinggi untuk [obligasi] pemerintah yang sangat berkualitas dengan neraca yang sangat kuat," katanya.(R03)

 

Sumber Berita: cnbcindonesia.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index