Candaan Rizal Ramli 15 Kali Ubah BUMN dari Rugi Jadi Untung, ''Tapi Saya Nggak Kaya-kaya...''

Candaan  Rizal Ramli 15 Kali Ubah BUMN dari Rugi Jadi Untung, ''Tapi Saya Nggak Kaya-kaya...''
Rizal Ramli

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Ekonom senior yang juga mantan menteri Perekonomian, Rizal Ramli akhirnya membedah penjelasannya terkait kurva W untuk perbaikan kondisi perekonomian Indonesia pasca Pandemi.

Rizal menyebutkan, upaya penyembuhan ekonomi Indonesia akan berupa huruf W, bukan V.

''Kalau V itu anjlok naik. Ini akan W, turun, baik sedikit anjlok lagi. Ini akan lebih lama,'' ungkap dia saat ditanyai jurnalis senior Karni Ilyas dalam konten Youtube Karni Ilyas Club yang diunggah pada Jumat, 23 Oktober 2020 lalu.  

Karni saat itu menanyakan tanggapan Rizal Ramli terkait Bagaimana upaya pemerintah  sampai 2024. 

''Akan banyak masalah, belum tentu juga tahan, kata dia.

''Dan menteri-menterinya juga nggak kompeten. Tidak ada menterinya yang bisa turn around. Membalikkan situasi dari negatif ke positif besar ke positif kecil ke positif besar. Yang ada skandal-skandal makro ekonomi,'' sebut Rizal. 

Dikatakan dia, situasi saat ini, sangat berbeda dengan ketika dia dahulu menghadapi krisis. ''Berbeda sama kami, mohon maaf, saya masuk itu minus 3, 21 bulan kita naikin 4,5 persen, jadi 7,5 persen pakai berbagai cara terobosan,'' kenang Rizal optimis.

Disamping itu, Rizal juga menjelaskan, dari segi korporate,  tidak ada juga yang punya pengalaman turn around membalikkan yang negatif ke positif.  

Rizal mengaku kalau dia 15 kali mengubah-ubah BUMN dari rugi ke untung. 

''Tapi saya nggak kaya-kaya, saya kan cuma profesional. Digaji hanya profesional preskom, dan nggak ada main juga, nggak ada conflic of interest,'' singgung dia.


Awal Bertemu Jokowi dan Ditawari Menteri

Pada kesempatan itu, Rizal juga mengisahkan bagaimana awal mula dia mengenal dan membantu Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernud DKI Jakarta. 

''Dia datang ke kantor, minta tolong, Mas Rizal, aku betul-betul pengen proyek MRT ini jalan.  Tapi nggak jalan-jalan karena kemahalan. Saya sudah ganti direksinya, buat nurunin biaya, nggak jalan juga. Harus negosiasi sama jepangnya, JICA. Saya nggak punya hubungan di luar negeri. Minta tolong Mas Rizal bantu JICA negosiasi,'' ungkap Rizal mengisahkan pertama sekali Jokowi datang menemuinya.

Pada waktu itu, dikatakan Rizal, dia masih  bertugas sebagai  penasehat ekonomi PBB  bersama 3 pemenang nobel dan beberapa tokoh, termasuk bosnya JICA, yang biayai seluruh proyek Jepang.

Seminggu sehabis Jokowi minta Tolong, lanjut Rizal, dalam sebuah pertemuan di New York, keinginan Jokowi itu disampaikannya kepada Direktur JICA, Tanaka San yang kebetulan juga ikut menyusun forecast ekonomi dunia

''Kepada Tanaka San, saya sampaikan, You tak benar nih. You punya proyek nggak jalan-jalan nih, kemahalan,'' kata rizal mengisahkan pembicaraannya dengan petinggi JICA itu. 

''Jadi bagaimana Dr Ramli?,'' tanya Tanaka. 

Saat itu, Rizal mengaku dia meminta tim JICA kembali melakukan negosiasi ke Jakarta supaya reasonable harganya dan proyek MRT jalan. ''Ternyata dia setuju,'' ungkap Rizal. 

Pasca pertemuan itu, Rizal mengaku dia pun langsung menelpon Jokowi dari Now York. ''Dari New York saya telpon, Mas Jokowi, hoki banget nih. Baru minta tolong saya seminggu, Bosnya JICA setuju. Minggu depan ada tim negoasiasi. Akhirnya MRT jalan,'' kenang dia.

Selepas itu, sebut Rizal, Jokowi mengirim Ahok, waktu itu Wakil Gubernur DKI Jakarta ke ke kantor. ''Dia bilang Mas Rizal, kita kan nggak ngerti begini-begini. Mas Rizal mau nggak jadi Komisaris Utama MRT? Pak Jokowi minta,'' kata Rizal mencontohkan pembicaraan Ahok.

''Saya bilang, saya itu nggak cari kerjaan, gue sibuk. Kalau pak Jokowi perlu gua, datang ke sini, gua cariin solusi, network kita banyak, Gitu ceritanya,'' ungkan Rizal. 

Karni lantas menyela pertanyaan, Waktu jadi presiden langung diangkat?

Rizal pun mengungkapkan ''Waktu dia jadi presiden dia maunya Rizal Ramli jadi menteri ekonomi. Tapi JK selalu blok saya kan? pokoknya JK nggak mau Rizal pegang ekonomi sama keuangan,'' beber dia.

Rizal mengaku baru setahun kemudian  dilantik menjadi Menko Kemaritiman oleh Joko Widodo. 

Itu pun setelah Jokowi berusaha meyakinkannya dengan melakukan pertemuan di Istana Bogor. 

''Jadi Ini cerita Pak Jokowi sama saya. Saya maunya, waktu saya jadi presiden, Mas Rizal jadi Menko Perekonomian, Pak JK ndak setuju. Setahunlah baru kemudian, suatu hari, pada setahun kemudian, saya dipanggil ke istana bogor,'' kenang dia.

Disanalah, sebut Rizal, Jokowi memintanya khusus untuk membantu menangani  Kementerian Kemeritiman. (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index