Soal Penumbangan  Kepungan Sialang Ampaian Todung

Pertemuan LAMR Pelalawan dan Manajemen PT Arara Abadi Tak Temukan Mufakat

Pertemuan  LAMR Pelalawan dan Manajemen PT Arara Abadi Tak Temukan Mufakat
Suasana pertemuan antara petinggi LAMR Pelalawan dan perwakilan manajemen PT Arara Abadi.

PANGKALAN KURAS(RIAUSKY.COM)- Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Pelalawan Datuk Seri Tengku Zulmizan Farinja Assagaff SE MSi Ak CA, mengaku kecewa dan marah.

Dia menuding PT Arara Abadi mengadu domba anak keponakan serta masyarakat adat terkait persoalan  Kepungan Sialang Ampaian Todung yang diduga telah ditumbang Perusahaan.

Tengku Zulmizan Farinja Assagaff, kepada media ini, melalui press release LAMR Pelalawan yang diterima, Kamis ( 25/02/2021) mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil kesepakatan antara LAMR Pelalawan dengan manajemen PT Arara Abadi di Balai Adat Kabupaten Pelalawan, Selasa (23/02/2021) didapat kata sepakat bahwa kedua belah pihak sepakat untuk turun ulang ke lokasi Kepungan Sialang Ampaian Todung ditumbang untuk melakukan validasi data pada hari ini, Kamis (25/02/2021).

Tim Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan, langsung dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Datuk Seri Tengku Zulmizan Farinja Assagaff SE MSi Ak CA bersama Majelis Kerapatan Adat (MKA) Datuk Herman Maskar, Ketua Majelis Tinggi Hukum Adat Petalangan Datuk Arifin, Ketua Lembaga Adat Petalangan Datuk Nasrullah, Batin Hitam Sungai Modang Zainudin. Sekretaris Umum LAMR Kab Pelalawan Datuk Nurzepri,SP, serta Datuk Samsuardi (Edi Gajah) Datuk Azman, Datuk Erhas, Datuk Mory, Tomi Abdurrahman selaku tim advokasi, dimana total rombongan LAMR 25 orang, termasuk 2 staf Jikalahari Arfian dan Ferry. Dan dari tim perusahaan PT Arara Abadi Zukirno, Jailani, dan Yogi.

Di lapangan tim melakukan validasi sekitar sepuluh jenis kayu sudah tumbang di lapangan di lahan kurang lebih 2,5 Ha, disinilah perusahaan berkilah.

Lebih jauh disampaikannya bahwa perusahaan banyak berkilah dan menilai pertemuan akan dead lock.

"Saya tersinggung dengan sikap manajemen perusahaan. Mereka terlalu banyak berkilah. Mereka tidak mengakui jenis-jenis kayu yang ditemui di lapangan, karena tidak menguasai yang disebut sialang/ kepungan sialang," jelas Tengku Zulmizan Farinja Assagaff. 

Dengan demikian di lapangan tidak ada titik temu saat dirumuskan bersama.

"Saya sempat marah, dan  tersinggung sebab, dari awal mereka selalu berusaha  mengadu domba antara masyarakat adat yang satu dengan lainnya. Ini modus lama Arara Abadi. Dari dulu sejak 20  tahun lalu begitu, tak berubah-ubah juga!," ucap Zulmizan sambil menggebrak meja. 

Pihak perusahaan tidak menghargai dirinya dan Datuk-datuk Pucuk Pimpinan Adat.

"Viralkan kejadian ini, biar sampai ke manajemen mereka yang di Serpong, beginilah perilaku staf mereka terhadap pimpinan lembaga-lembaga adat di Pelalawan,"ujar Zulmizan sambil mengajak seluruh anggota timnya meninggalkan lokasi.

Sehingga rombongan LAMR Kabupaten Pelalawan kemudian meninggalkan lokasi distrik Nilo tanpa permisi dengan pihak PT Arara Abadi.(R09)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index