Sebulan Jokowi Cabut Larangan Ekspor, Harga Sawit Petani Makin Jatuh, Apa Masalahnya?

Sebulan Jokowi Cabut Larangan Ekspor, Harga Sawit Petani Makin Jatuh, Apa Masalahnya?
Ilustrasi petani melansir buah kelapa sawit.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Sudah satu bulan Presiden Jokowi mencabut larangan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya pada 23 Mei 2022 lalu. 

Salah satu tujuan kebijakan tersebut adalah menaikkan harga tandan buah segar (TBS) yang ambrol selama pelarangan.

Namun nyatanya, hingga kini harganya justru belum bergerak signifikan, bahkan cenderung menurun. 

Kalangan petani sawit pun menyebut kondisi saat ini lebih parah jika dibandingkan sebelum pencabutan larangan ekspor.

"Lebih parah, harga TBS kalau dilihat dari harga perkembangan itu," kata Ketua Bidang organisasi dan Anggota Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Sabarudin kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/6/22).

Saat ini harga TBS di tingkat petani kompak di bawah Rp 2.000/Kg, harga di sebagian daerah bahkan dua kali lebih rendah dari itu. padahal normalnya dulu bisa tembus di atas Rp 4.000/Kg.

"Saya di Riau posisi di Rokan hulu slh 1 kabupaten penghasil sawit, di tingkat petani sampe 1.070. Kalau harga penetapan di Provinsi memang rata-rata melihat itu, rata-rata di Riau Rp 2.300-2.500 penetapan bulan ketiga Juni masih di atas Rp 2.000, tapi di tingkat petani Rp 1.070. Ngga sampai Rp 1.100," kata Sabarudin.

Padahal ketika adanya pencabutan larangan ekspor tepat satu bulan lalu, satu Minggu setelah kebijakan itu ada kenaikan harga.

"Ketika masa pelarangan itu di bawah 2.000. Mei dicabut ada kenaikan Rp 500-600/Kg dan kami juga kemudian update lagi 1 Juni sudah ada penurunan ke harga sama dengan pelarangan itu. Sekarang itu turun terus setiap hari," ujarnya.(R04)

Sumber Berita: cnbcindonesia.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index